beritabernas.com – Bupati Sleman Hj Kustini Sri Purnomo mengatakan Jalan Godean yang rusak dan dikeluhkan warga Minggir dan Moyudan, Sleman merupakan jalan provinsi. Karena itu, perbaikan jalan tersebut merupakan tanggung jawab Pemda DIY.
Menurut Bupati Sleman, pihaknya sudah 3 kali meminta kepada Pemda DIY untuk memperbaiki Jalan Goedan yang rusak tersebut namun sampai saat ini belum ada respon.
Sambil menunggu perbaikan oleh Pemda DIY, menurut Bupati Sleman, pihaknya hanya sekadar menambal jalan yang rusak tersebut.
“Ya benar itu jalan provinsi. Saya sudah minta dibetulkan 3 kali ke DIY belum direspon. Saya bisanya hanya nambal-nambal,” kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo ketika dihubungi beritabernas.com melalui layanan pesan whatsapp, Selasa 12 Maret 2024.
Hal itu disampaikan Bupati Sleman menanggapi keluhan warga atas Jalan Godean yang rusak dan tidak kunjung diperbaiki hingga saat ini. Akibat kerusakan jalan tersebut banyak pengendara motor yang jatuh, terutama ketika hujan, bahkan ada yang sampai meninggal dunia karena terjatuh.
Menurut Senaja, Koordinator Forum Jaga Warga Minggir dan Moyudan, Kabupaten Sleman, Selasa 12 Maret 2024, kondisi Jalan Godean Yogyakarta, terutama di ruas Pasar Godean ke barat hingga Sungai Progo, rusak dan berlubang.
BACA JUGA:
Meski sudah sering menyampaikan keluhan atas kondisi jalan rusak tersebut, baik di forum resmi maupun secara pribadi, termasuk melalui media sosial, namun hingga saat ini jalan tersebut tak kunjung diperbaiki.
Karena itu, menurut Senaja, sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi tersebut, Forum Komunikasi Jaga Warga Kecamatan Minggir dan Moyudan akan memasang sejumlah spanduk di pinggir jalan pada Minggu 17 Maret 2024.
Sekitar 40 spanduk rintang jalan atau sejajar jalan akan di pasang. Spanduk tersebut murni swadaya warga karena warga sudah tidak tahu lagi harus mengeluh kepada siapa. Spanduk tersebut berisi imbauan agar pengguna jalan lebih berhati-hati, mengurangi kecepatan dan menjaga sopan santun saat berkendara sekaligus untuk mengingatkan Pemerintah Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY.
“Sudah banyak saudara kami yang jatuh, terluka parah hingga meninggal dunia akibat bersenggolan, tabrakan, jatuh sendiri di jalan bergelombang ini,” kata H Senaja.
Meski menyampaikan keluhan terkait kondisi jalan tersebut, menurut Senaja, namun kurang mendapat perhatian. “Kalau pun ada perbaikan jalan, tapi hanya dilakukan penambalan yang kadang justru mengganggu pengguna jalan karena tambalan lebih tinggi dari aspal kiri kanan,” kata mantan Lurah Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman ini. (lip)
There is no ads to display, Please add some