Oleh: Yohanes Tola
beritabernas.com – Pilkada serentak tahun 2024 akan segera diselenggarakan pada 27 November 2024. Nuansa perpolitikan daerah mulai mengalami dinamika hingga sampai pada lapisan masyarakat kecil. Para kandidat dalam pilkada kini mulai aktif berkampanye dan membangun narasi pembangunan.
Menanggapi situasi ini, saya selaku Founder Kolaborasi Institut, memberi catatan pada partisipasi masyarakat dalam pilkada tahun 2024. Pilkada tahun ini membutuhkan sorotan dari orang muda untuk mulai melihat proses politik yang muncul. Selain itu, orang muda perlu mengambil sikap diferensiasi, tidak hanyut dalam praktik politik yang menyimpang namun harus membangun narasi kritis untuk menguji kapasitas kandidat dalam Pilkada.
Dalam momentum seperti ini, saya dan teman-teman muda bisa membangun narasi yang berbeda dalam menanggapi dinamika politik pilkada. Perlu ada yang menguji dan menyediakan ruang agar visi misi kandidat dalam pilkada dapat dicermati dalam ruang akademis.
BACA JUGA:
- Pilkada 2024, Sekda Sleman Minta ASN Netral
- Pengurus DPW Parade Nusantara DIY Periode 2024-2029 Dikukuhkan
Bagi saya, inilah yang dapat dilakukan gerakan orang muda yang ada saat ini. Termasuk menyajikan bahan tentang tantangan daerahnya dan mengajak kandidat berdialog dengan masalah-masalah yang ada.
Jumlah orang muda, gen-z atau milenial di berbagai daerah kini menjadi penentu kemenangan dalam pilkada, amat disayangkan jika gerakan yang dibangun justru mengikuti arus dan realitas politik kita saat ini yang tentu memprihatinkan dengan KKN yang ada. Kuantitas orang muda yang ada di berbagai daerah saat ini berpotensi menghasilkan pilkada yang bermartabat. Generasi muda harus berani menyentuh sikap kritis pada setiap kandidat tanpa memilah.
Dalam Kolaborasi Institut, saya dan rekan-rekan terbuka pada kandidat mana pun yang siap untuk diajak berdialog soal isu dan keprihatinan orang muda saat ini.
Kolaborasi Institut sendiri memang terbuka pada gagasan dalam pembangunan, terutama hal-hal yang menyentuh langsung pada orang muda. Sebagai komunitas yang bergerak dalam agenda kepemudaan, dengan senang hati jika ada kandidat yang ingin mengajak kami bercerita tentang isu kepemudaan hari ini dengan beragam tantangan yang ada seperti lapangan pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, ekologi dan isu lain bahkan kesehatan mental. Kami memiliki banyak catatan tentang itu. (Yohanes Tola, Founder Kolaborasi Institut)
There is no ads to display, Please add some