beritabernas.com – Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Ir Srie Nurkyatsiwi M MA mengatakan, pada tahun 2021 capaian rasio kewirausahaan DIY mencapai 3,37 persen. Meskipun mendapat peringkat ke-8 dalam skala nasional, namun capaian rasio kewirausahaan DIY berada di atas rata-rata nasional sebesar 2,89 persen dan merupakan yang terbaik se-Pulau Jawa.
Sementara jumlah anggota Sibakul Jogja terus bertambah. Pada Juni 2022 sudah mencapai lebih dari 340.000 pelaku usaha.
Menurut Srie Nurkyatsiwi dalam acara Pelatihan Intensif (Bootcamp) Inkubasi Usaha Startup Yogyakarta
di Hotel Crystal Lotus Yogyakarta, Kamis 4 Agustus 2022, beberapa upaya yang dilakukan untuk optimalisasi penumbuhan wirausaha baru.
Baca berita terkait: Kementerian Koperasi dan UKM dan Ibisma UII Gelar Bootcamp Inkubasi Usaha Startup di DIY
Pertama, pengembangan inkubasi bisnis bagi milenial atau startup bidang kuliner, craft dan fashion serta industri kreatif lainnya bekerja sama dengan Ibisma UII. Peserta pelatihan dilakukan melalui model seleksi dari 250 peserta menjadi 100 peserta, lalu terseleksi menjadi 50 peserta dan akhirnya diseleksi lagi menjadi 25 peserta.
Kedua, pelatihan dan sertifikasi pelaku usaha melalui pemberian sertifikasi kewirausahaan (BNSP) bagi pelaku usaha mapan dengan kuota per tahun 60 peserta (melalui skema pelatihan berjenjang dengan alokasi DAK non fisik).
Ketiga, pengembangan Sibakul Jogja sebagai sarana pendataan berbasis 6 aspek yaitu produksi, SDM/ kewirausahaan, kelembagaan, literasi keuangan, pemasaran, dan ekosistem digital serta pemberian stimulus markethub free ongkir.
Keempat, melakukan sosialisasi Sibakul Jogja ke wilayah perdesaan secara masif dan mengembangkan skema desa preneur pada 51 desa di DIY.
Kelima, menyediakan ruang-ruang promosi bagi produk wirausaha baru yang layak pada ruang strategis: galeri bandara YIA, galeri PUT, Teras Malioboro, eks Hotel Mutiara 1.
Sementara tantangan yang dihadapi, menurut Srie Nurkyatsiwi, adalah skema kemitraan antara wirausaha baru dengan buyer/ calon buyer/ pasar atau bapak angkat masih perlu diberi ruang yang lebih besar dengan tatakala yang tepat.
Selain itu, pendampingan bisnis bagi startup yang tertekan selama pandemi dan lesu masih perlu dilakukan secara berkala. Spirit entrepreneur harus ditumbuhkan melalui internalisasi ekosistem yang mendukung.
Kemudian, stimulus usaha melalui market hub Sibakul Jogja banyak diminati transaksinya pada wilayah urban atau perkotaan seperti Sleman, Kota Yogyakarta dan Bantul, tetapi kurang optimal pada wilayah perbukitan seperti Kulon Progo dan Gunung kidul yang dipengaruhi faktor geografis, keterbatasan akses internet (blank spot) dan sarpras jasa transportasi yang tidak merata.
Sementara harapan ke depan adalah perlunya kolaborasi dalam pelaksanaan pendampingan bisnis berkelanjutan (inkubasi bisnis): lintas sektor, lintas wilayah, lintas kewenangan dan saling bekerja sama serta bukan sekadar sama-sama bekerja.
Selain itu, wirausaha mapan semakin tumbuh sebagai bukti UMKM naik kelas dan ekosistem ekonomi kreatif di DIY bisa berlangsung dinamis. “Rintisan yang sedang dilakukan adalah penjajakan pengembangan art preneur bermitra dengan kampus ISI Yogyakarta,” kata Srie Nurkyatsiwi. (lip)
There is no ads to display, Please add some