Dengan Memukul-mukul Panci, Cara Ibu-ibu di Jogja Menuntut Pemerintah Hentikan Program MBG

beritabernas.com – Meski sudah banyak korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) dan banyak pihak yang meminta program tersebut segera dihentikan, namun pemerintah seperti tidak peduli. Karena itu, ratusan ibu dan perempuan muda di Jogja tidak hanya lantang bersuara tapi juga memukul-mukul panci dengan suara keras bersahut-sahutan.

Hal itu dilakukan ratusan ibu dan perempuan muda di Jogja dalam aksi demo menuntut pemerintah untuk menghentikan program MBG tersebut karena sudah banyak siswa-siswi yang keracunan setelah makan MBG.

Baca juga:

“Hari ini, kami para ibu di Yogyakarta, atas nama rasa sayang kami kepada semua anak di Indonesia, juga kepada negeri ini, memukul-mukul panci yang biasa kami gunakan untuk memasak makanan sehat tanpa racun bagi anak-anak kami. Kami berharp dentang nyaringnya akan memperingatkan pemerintah, BGN dan presiden bahwa Anda semua harus panik. Anda semua harus cepat bertindak karena 8.000 jiwa korban sudah terlalu banyak. Anda-anda segera menghentikan jatuhnya korban keracunan akibat MBG,” tegas Kalis Mardiasih, Penanggungjawab Aksi Demo Ibu-ibu di Jogja, kepada wartawan di sela-sela aksi demo, Jumat 26 September 2025 ore.

Ratusan ibu di Jogja melakukan aksi demo di Bundaran UGM, Jumat 26 September 2025, menuntut program MBG dihentikan. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dalam aksi itu, ratusan ibu dan perempuan muda membawa panci dan sejumlah alat dapur. Secara serempak mereka memukul-mukul panci-panci tersebut sehingga menghasilkan suara gemuruh di seputaran Bundaran UGM. Aksi ini menarik perhatian para pengendara mobil maupun motor yang melintas di jalan yang cukup padat tersebut.

Menurut Kalis Mardiasih, aksi itu dilakukan karena selama ini pemerintah seolah menutup telinga dengan seruan penghentian program MBG setelah banyak siswa/siswi yang mengalami keracunan akibat mengonsumsi MBG.

Sambil memukul-mukul panci dan alat dapur lainnya yang dibawa, dalam aksi demo itu para ibu di Jogja menyampaikan 5 tuntutan. Pertama, menghentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik. Kedua, pertatunggungjawab presiden, BGN, SPPG dan dapur penyelanggara MBG yang menyebabkan ribuan keracunan anak-anak sepanjang Januari-September 2025.

Ibu-ibu dan perempuan muda di Jogja melakukan aksi demo di Bundaran UGM, Jumat 26 September 2025, menuntut program MBG dihentikan. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Ketiga, BGN membentuk tim pencari fakta mengusut kasus keracunan massal ini, menuntut transparansi pengungkapan kasus sesuai mandat UU Kesehatan dan memberikan hak pemulihan kepada korban. Keempat, pemerintah mengusut praktek pemburu rente dan korupsi dalam program MBG yang dibiayai negara dan menghentikan praktek tersebut. Kelima, pengembalian peran pemenuhan gizi anak ke komunitas dan daerah. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *