beritabernas.com – Sejumlah tokoh lintas agama akan mengikuti sekaligus menjadi narasumber dalam dialog kebangsaan untuk memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI. Dialog kebangsaan dengan tema Harmony in Diversity untuk Jogja Istimewa akan digelar di Aula Gereja Katolik Baciro pada Jumat 19 Agustus 2022.
Sejumlah tokoh yang hadir dalam dialog kebangsaan yang akan dibuka oleh Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS) Mgr Robertus Rubiyatmoko ini adalah tokoh nasional dan kebangsaan yang juga Anggota DPD RI GKR Hemas, tokoh Pendidikan dan Agama Rektor UIN Yogyakarta Prof Dr Phil Al Makin S.Ag MA serta Kepala Kejaksaan Tinggi Yogyakarta Katarina Endang Sarwestri SH MH.
Menurut Ketua Panitia Dialog Aloysius Yulianto Andri yang didampingi Romo Paroki Baciro FX Alip Suwito Pr dan Widihasto Wasana Putra, acara ini akan dihadiri oleh peserta sejumlah 300 orang yang terdiri dari umat Katolik Gereja Kristus Raja Baciro, tokoh agama dan lintas iman serta perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan pakaian adat dan ciri khas agama/kepercayaan masing-masing.
Baca juga:
- Srawung Orang Muda Lintas Agama, Momen Belajar jadi Pejuang Persaudaraan dan Pembawa Damai
- Kegiatan Srawung Orang Muda Lintas Agama untuk Melahirkan Pionir-Pionir Perdamaian
- Program Srawung Orang Muda Lintas Iman, Cara KAS Merawat Persaudaraan
- Kirab Merah Putih, Romo Vikep Jogja Timur: Pancasila Mempersatukan Bangsa Indonesia
Selain untuk memperingati HUT ke-77 RI, dialog ini juga merupakan upaya Gereja Kristus Raja Baciro untuk mengembangkan semangat Harmony in Diversity di Yogyakarta, merajut tali persaudaraan antar komponen anak bangsa di Yogyakarta, membangun semangat menghargai keberagaman di Yogyakarta dan memberdayakan keberagaman sebagai kekuatan untuk maju bersama.
Menurut Aloysius Yulianto Andri, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Indonesia mini. Hampir semua suku, agama, ras dan golongan ada dan memiliki eksistensi sesuai kekhasannya masing-masing. Situasi dan kondisi itu bisa terjadi karena sejak semula Yogyakarta memang membuka diri terhadap
semua orang yang ingin masuk dan tinggal. Tentu saja mereka masuk dengan membawa latar belakangnya masing-masing yang berbeda-beda.
Dikatakan, jika yang dipandang adalah perbedaan, tentu yang akan terlihat hanya potensi konfliknya saja. Namun jika dilihat perbedaan itu sebagai kekuatan dan pembentuk kekuatan serta keindahan, maka itu pula yang akan terlihat dan ditampilkan, bukan hanya secara fisik, namun juga dari sisi semangat dan spiritualitasnya. Inilah yang perlu dibangun dan ditanamkan terus menerus agar perbedaan yang ada sungguh menjadi kekuatan untuk maju bersama, membangun Yogyakarta yang semakin istimewa.
“Gereja harus hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama dalam upaya membangun kekuatan dan kepedulian terhadap beragam persoalan kebangsaan. Gereja harus mampu keluar dari altar dan bersama-sama eleman bangsa memperkuat semangat kebangsaan dan mendukung Keistimewaan DIY,” kata Aloysius Yulianto Andri.
Menurut Aloysius Yulianto Andri, acara diawali misa kebangsaan pukul 17.00 dipimpin 7 pastor/imam. Dilanjutkan dengan dialog kebangsaan pukul 19.00 yang dipandu aktivis kebangsaan Widihasto Wasana Putra. Kegiatan ini akan dibuka dengan doa lintas iman dari perwakilan agama dan kepercayaan yang ada di DIY. (lip)
There is no ads to display, Please add some