beritabernas.com – Mereka yang terdidik dalam konsep Sariswara sejak kecil rasa percaya dirinya terasah dan selalu meningkat dengan dibatasi jiwa rasa keindahan. Karena rasa-keindahan (estetis) sejatinya menjadi peredam jiwa merdeka yang berlebihan dan itu bisa dilatih melalui aneka kegiatan kesenian, terutam yang mengasah hatinya melalui suara.
Salah satu siswa yang belajar dengan metode atau konsep Sariswara adalah Mbak Anin, siswa SD Lempuyangwangi, Kota Yogyakrta. Sejak sebelum masuk SD, ia sudah ikut kegiatan Sariswara. Anin yang awalnya agak pemalu, namun kini terlihat sangat mandiri.
Dia ikut program Panggung Siswa Bercerita yang digagas Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI bekerjasama dengan Ramayana Ballet Purawisata. Sebelum memainkan alat gamelan bonang, dia harus bercerita dengan memakai bahasa Inggris.
Selain Anin, jugaa Raya, siswi yang ikut Sariswara sejak kecil saat berkenalan di acara Museum DKG dalam pekan sastra dengan sinau simulasi unggah-ungguh. Raya dengan tubuh dan suara mungilnya, saat ini tampil percaya diri menjadi seorang pelakon di iklan televisi.
Lain lagi dengan mas Yayan, cucu dari Nyi Rais Rayan. Yayan memiliki mood-emosi yang berubah-ubah. Masuk Sariswara sejak kecil, kadang masuk kadang tidak. Tapi hebatnya, dia begitu minat ikut dalam suatu acara dan berkomitmen kuat untuk selalu ikut.
Dasar gerak tubuh dan olah suara seolah warisan dari eyang-orangtuanya. Walau bertubuh tambun namun lincah dan temata dalam bergerak. Saat ini dia rajin mengolah vokal dengan macapat didampingi Ki Saridal. Olah gerak mulai merambah menjadi pelakon di beberapa film budaya dan minggu depan ikut tim tari ke Jakarta. (Listyo HK, Ketua Laboratorium Sariswara)
There is no ads to display, Please add some