beritabernas.com – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Pandjaitan kondisi Indonesia saat ini jauh berbeda dibanding 8 tahun lalu. Bahkan ia menyebut saat Indonesia yang baru.
Apa yang beda dengan 8 tahun lalu dengan sekarang? Menurut Luhut Pandjaitan, sekarang Indonesia tidak lagi bergantung pada komoditas bahan mentah, ekonomi yang sudah dan akan terus bertransformasi menuju industri hijau yang berkontribusi pada pengurangan karbon.
“Jika Anda berpikir Indonesia masih seperti 8 tahun yang lalu, lupakanlah! This is The New Indonesia, yang tidak lagi bergantung pada komoditas bahan mentah, ekonomi yang sudah dan akan terus bertransformasi menuju industri hijau yang berkontribusi pada pengurangan karbon sebanyak 29 persen sehingga bisa mewujudkan GDP per kapita lebih dari USD10.000 pada tahun 2030. Itulah visi Indonesia saat ini,” cuit Luhut Pandjaitan dalam akun instagramnya yang dikutip beritabernas.com.
https://www.instagram.com/luhut.pandjaitan/
Karena itu, Luhut Pandjaitan mengajak para delegasi yang hadir di B20 Summit Dialogue 2022, mulai dari pegiat bisnis dan ekonomi, para CEO hingga investor baik dari dalam maupun luar negeri, untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia. Karena kita bukan lagi seperti Indonesia 50 tahun lalu yang hanya menggali sumber daya alam kemudian diekspor dalam bentuk mentah.
“Kita sudah mengubah paradigma berpikir dan cara bekerja melalui program hilirisasi sumber daya mineral. Ini semua dilakukan agar kekayaan alam kita punya nilai tambah bagi perekonomian negara dan yang paling penting kekayaan alam kita bisa dinikmati serta punya pengaruh yang signifikan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Kami juga akan selalu terbuka dan siap untuk berdiskusi, bernegosiasi serta berkontribusi untuk pelestarian bumi yang adil dan berkelanjutan,” kata Luhut Pandjaaitan.
Seperti diketahui, sebanyak 17 Kepala Negara hadir dalam acara puncak KTT G20 di Pulau Dewata Bali. Luhut pun diberi kesempatan menjemput dua Kepala Negara mitra Republik Indonesia, yakni Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
“Kehadiran seluruh kepala negara anggota G20 di Pulau Dewata yang penuh dengan aura kedamaian ini, menghasilkan kesepakatan yang konstruktif bagi pemulihan ekonomi Indonesia dan dunia,” kata Luhut Pandjaitan. (lip)