KTT ASEAN Digelar di Labuan Bajo karena Presiden Jokowi Terlanjur Cinta

beritabernas.com – Pemerintah Indonesia memilih dan menetapkan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT sebagai tuan rumah KTT ke-42 ASEAN pada 9-12 Mei 2023. Hal ini dinilai karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlanjur cinta pada Labuan Bajo.

“Mungkin ini ungkapan yang paling pas untuk menggambarkan besarnya perhatian Presiden Jokowi ke Labuan Bajo. Bagaimana tidak. Kalau mau jujur, Labuan Bajo belum siap betul untuk jadi tuan rumah penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42,” kata Gabriel Mahal, pelaku wisata yang juga pemilik homestay G’Spot Tandjoeng Boenga di Labuan Bajo, Manggari Barat, NTT, yang dikutip beritabernas.com di akun instagramnya.

BACA JUGA:

Menurut Gabriel Mahal, Labuan Bajo sebenarnya belum siap betul untuk jadi tuan rumah penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN. Lihat saja bagaimana susahnya mencari penginapan untuk para peserta acara besar itu. Bahkan sampai saat ini masih ada yang ubek-ubek rumah warga yang bisa disewakan untuk penginapan.

Jika tidak mau pusing dengan hal-hal seperti ini, kata Gabriel Mahal, pagelaran KTT ini bisa saja digelar di Jakarta atau di Bandung atau Yogyakarta atau di Surabaya atau di Bali atau di Makasar. Di kota-kota itu sudah banyak tersedia hotel untuk penginapan.

Presiden Jokowi meninjau kesiapan UMKM di Labuan Bajo. Foto: BPMI Sekretariat Presiden

Belum lagi kalau bicara tentang kesiapan Komodo Airport yang belum bisa menerima pesawat-pesawat besar kepresidenan dari para kepala negara peserta KTT tersebut. Menurut Gabriel Mahal, ada tamu G’Spot Tandjoeng Boenga yang urus pesawat-pesawat untuk acara ini menyampaikan kesulitan atur masalah tersebut. Salah satu alternatif solusinya, pesawat besar kepresidenan mendarat di Bali lalu pakai pesawat lebih kecil ke Labuan Bajo.

Tapi nampaknya Presiden Jokowi tidak peduli semua permasalahan itu. Ia tetap nekad gelar acara besar tersebut di Labuan Bajo. “Itu tadi. Sepertinya Presiden Jokowi terlanjur cinta kepada Labuan Bajo. Bahkan liburan Idul Fitri kemarin beliau membawa keluarganya berlibur di Labuan Bajo,” kata Gabriel Mahal yang juga seorang lawyer ini.

“Bagaimana kita di Mabar menanggapi perhatian dan cinta itu?” tanya Gabriel Mahal. Yang pertama tentu, menangkap peluang yang telah dibuka Presiden Jokowi untuk peningkatan kesejahteraan kita. Jangankan Presiden Jokowi, Tuhan sendiri tidak bisa mengubah nasib kita kalau kita sendiri tidak mau mengubah nasib kita.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama keluarga berkunjung ke obyek wisata Batu Cermin Labuan Bajo. Foto: BPMI Sekretariat Presiden

Yang kedua, mungkin perlu kita pikirkan memberikan nama Jokowi pada salah satu destinasi wisata di Labuan Bajo. Misalnya, nama Puncak Waringin diubah menjadi Puncak Jokowi sebagai salah satu bentuk ungkapan terimakasih kita.

Sementara Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menerangkan, Labuan Bajo merupakan salah satu daerah destinasi super prioritas yang sedang dikembangkan pemerintah. KTT di Labuan Bajo akan mendorong roda perekonomian regional dan nasional melalui destinasi wisata.

“Dengan event ini kita berharap Indonesia tak hanya Bali yang dimiliki, tapi masih banyak destinasi berkualitas di luar Bali salah satunya Labuan Bajo,” kata Ni Wayan Giri. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *