beritabernas.com – Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY membentuk Tim Penyusun Strategi Pengelolaan Museum menghadapi kompetisi ekonomi wisata dan jJasa masa perubahan peta ekonomi DIY tahun 2023-2028. Tim tersebut terdiri dari 9 orang dari unsur Dewan Pengurus Barahmus DIY dan Dinas Kebudayaan DIY.
Selain itu, Dewan Pengurus Barahmus DIY menyiapkan materi Musyawarah Daerah (Musda) Barahmus DIY yang meliputi tata tertib Musda, tata tertib pemilihan pengurus, Rancangan Perubahan AD/ART dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Barahmus DIY Mmsa bakti 2023-2028 serta merencanakan Musda Barahmus DIY yang dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan Agustus 2023.
Demikian antara lain kesimpulan sarasehan Barahmus DIY yang diselenggarakan di Hotel Tjokro Styel Kota Yogyakarta, Kamis 25 Mei 2023. Sarasehan yang difasilitasi Dinas Kebudayaan DIY dengan Dana Keistimewaan (Danais) DIY ini diikuti 70 peserta dari utusan museum se-DIY, Dinas Kabupaten/Kota dan para Pengurus-Penasehat-Pengawas Barahmus DIY yang ditutup oleh Ketua Umum Barahmus DIY Ki Bambang Widodo SPd MPd.
Menurut Ketua Umum Barahmus DIY Ki Bambang Widodo, sesuai tema sarasehan Strategi Pengelolaan Museum Menghadapi Kompetisi Ekonomi Wisata dan Ekonomi Jasa masa Perubahan Peta Ekonomi Yogyakarta, Barahmus DIY harus mampu mengangkat museum sebagai leading sector dan menempatkan museum sebagai daya tarik utama wisatawan.
Posisi ini sangat akuntabel mengingat praiwisata Yogyakarta di bidang alam, permainan dan kuliner tersaingi oleh daerah seputar DIY. Penguatan Museum tidak hanya dipandang sebagai bagian dari budaya, melainkan masuk dalam konsentrasi pariwisata dan pendidikan. Artinya, Museum dapat dikembangkan sebagai wisata edukasi dengan istilah study tour Museum.
Pertanyaannya, mampukah museum menjadi leading sector sekaligus tulang punggung ekonomi Yogyakarta? Maka melalui sarasehan ini, Barahmus DIY mengangkat isu sentral tentang pengembangan museum di DIY.
BACA JUGA: Kepala Dinas Kebudayaan DIY: Pengelolaan Museum Perlu Ada Standarisasi
Pertama, menjadi pusat pengembangan ekonomi rakyat sekitarnya, dengan memasang konsep penyelenggaraan in-natura business, dimana natura merupakan pemberian barang atau kenikmatan dan bukan dalam bentuk uang, dalam Surat Edaran Dirjen Pajak NO SE-03/PJ.23/1984 menyatakan bahwa kenikmatan dalam bentuk natura merupakan setiap balasan jasa yang diterima atau diperoleh pegawai, karyawan, maupun keluarganya tidak dalam bentuk uang dari pemberi kerja.
Kedua, mengembangkan ketugasan museum lembaga nonprofit menjadi in natura. Dengan pengelolaan pendidikan namun dapat membeayai sendiri keberadaannya. Ketiga, museum sebagai gate of Yogyakarta dengan konsekwensi museum menjadi pintu masuk memahami kebudayaan dan pendidikan di Yogyakarta. Hal ini senyampang dengan kehadiran Pendidikan Khas ke-Yogyakarta-an, sehingga dapat disinergikan dengan smooth. Jika konsep ini dijalankan maka akan menghadirkan prinsip museum untuk menyejahterakan masyarakat.
Keempat, dengan kehadiran jalan tol justru museum menjadi daya tarik yang kuat, karena daerah lain belum dapat mengikuti progresivitas Yogyakarta. Dalam hal diperlukan peta kota menyonsong jalan tol. Dan kelima, museum harus menata diri dalam arti mampu mengembangkan visi dan misinya sebagai kota budaya, pariwisata dan pendidikan. Manajemen museum akan diarahkan kepada museum mandiri, dalam arti mampu mengelola dan mengembangkan gelaran museum untuk mendatangkan income.
Menurut Bambang Widodo kegiatan sarasehan tahun 2023 ini diharapkan menjadi nota pengembangan program dan policy brief pengelola museum di masa yang akan datang. Anggota museum-museum yang bergabung dalam Badan Musyawarah menjadi 41 museum yang tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, dimana program dan kegiatan museum di samping mengumpulkan dari anggota walaupun dengan iuran yang belum banyak, namun disisi lain rogram kegiatan museum saat ini didukung dari Pemda DIY melalui program kegiatan yang ada di Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY.
Dengan dukungan dari Pemda DIY tersebut program Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY diharapkan juga dapat mengarah kepada misi dan visi Gubernur DIY untuk mendorong investasi sebanyak-banyaknya ke DIY untuk ikut mengentaskan kemiskinan di DIY yang mana sesuai data dari Badan Pusat Stastistik, Provisnsi DIY masih terdata sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa. (lip)
There is no ads to display, Please add some