beritbernas.com – Menghadapi musim kemarau panjang dengan fenomena El Nino kering tahun ini, pemerintah sudah siap mengantisipasi dan mencegah kebakaran hutan. Salah satu upaya pencegahan kebakaran hutan yang dilakukan adalah menginventarisasi dan siaga di titik spot hot potensi kebakaran dengan melibatkan masyarakat dan Satgas Kehutanan.
Menurut Sekjen KLHK Dr Bambang Hendroyono, menghadapi fenomena El Nino kering tahun ini, yang pertama dilakukan adalah pencegahan dengan siaga di titik spot yang berpotensi kebakaran dengan melibatkan pemerintah daerah. Karena itu, semua pihak berpartisipasi untuk mencegah terjadinya kebakaran.
“Belajar dari pengalaman tahun 2015 yang berbeda dengan tahun 2023 ini karena adanya fenomena El Nino. Tahun ini musim kemarau lebih panjang dan lebih panas karena ada fenomena El Nino kering. Namun, pemerintah sudah mengantisipasi dengan upaya pencegahan agar tidak terjadi kebakaran,” kata Dr Bambang Hendroyono kepada wartawan usai membuka Rapat Kerja Regional (Rakereg) Jawa 2023 di Hotel Alana Yogyakarta, Kamis 22 Juni 2023.
Menurut Bambang Hendroyono, upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan siaga di titik-titik hot spot/ sumber api yang berpotensi terjadi kebakaran. Sehingga ketika terjadi kebakaran maka bisa segera dipadamkan saat itu juga agar tidak membesar dan merembet.
BACA JUGA:
- Rakereg Jawa 2023 untuk Membangun Sinergitas Penyelenggaraan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Rakereg Jawa 2023 Wujud Komitmen Pemerintah dalam Isu Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Selain itu, masyarakat yang selama ini biasa membuka lahan dengan cara membakar didampingi agar tidak melakukan atau mengulangi hal yang sama. Masyarakat yang dimaksud bisa masyarakat pengusaha, masyarakat pemegang izin dan masyarakat lokal.
Selain itu, BNPB bekerjasama dengan BMKG melakukan rekayasa cuaca agar turun hujan untuk membasahi lahan-lahan gambut yang mudah terbakar. Langkah antisipasi dan pencegahan seperti ini terbukti berhasil menekan luas lahan yang terbakar. Ini terbukti, ketika tahun 2015 lahan yang terbakar seluas lebih dari 1 juta hektar, namun saat ini hanya 190 hektar yang terbakar. Angka ini akan terus menurun bahkan sama sekali tidak ada upaya pencegahan yang efektif dan terus-menerus. (lip)
There is no ads to display, Please add some