Alumni Teknik Lingkungan FTSP UII Ikuti 5th World Congress of Biosphere Reserves di Hangzhou, Tiongkok

beritabernas.com – Salah satu alumni Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan FTSP UII atas nama Aiko Sarasvaty Prabowo mengikuti acara 5th World Congress of Biosphere Reserves di Hangzhou, Tiongkok pada 22-26 September 2025.

Dalam forum ini, Aiko mempresentasikan Njogo Banyu, sebuah pilot project yang ia kerjakan bersama Tim Banyu, saat masih menempuh semester 8. Proyek ini lahir dari partisipasi mereka dalam kompetisi internasional UNESCO Water Resilience Challenge 2023–2024, di mana Njogo Banyu kemudian terpilih untuk dipresentasikan pada 10th World Water Forum di Bali, Mei 2025.

Baca juga:

Njogo Banyu, yang berarti “Menjaga Air” dalam bahasa Jawa, merupakan program berbasis kurikulum untuk anak-anak usia 10–12 tahun. Program ini menghadirkan edukasi konservasi air melalui petualangan interaktif di alam terbuka. Proyek ini dikembangkan untuk Cagar Biosfer Merapi-Merbabu-Menoreh di Yogyakarta. Hal ini berangkat dari temuan bahwa kesadaran anak-anak terhadap kelangkaan air masih rendah, banyak yang beranggapan bahwa air akan selalu tersedia.

Melalui keterlibatan dengan alam, bercerita, dan aktivitas menyenangkan, Njogo Banyu bertujuan membentuk generasi baru yang melihat air bukan hanya sebagai sesuatu untuk dikonsumsi, tetapi sesuatu yang harus dijaga.

Aiko Sarasvaty Prabowo saat mempresentasikan materi dalam forum acara 5th World Congress of Biosphere Reserves di Hangzhou, Tiongkok pada 22-26 September 2025. Foto: Humas UII

Sejak Juni 2025, Aiko juga telah dipercaya sebagai SeaBRnet (Southeast Asian Biosphere Reserves Network) Youth Focal Point (Indonesia), sebuah peran yang mendorong keterlibatan pemuda dalam pengelolaan cagar biosfer di tingkat nasional, regional, hingga internasional.

Lulusan Prodi Teknik Lingkungan, FTSP UII ini mengikuti kegiatan yang digelar setiap 10 tahun sekali tersebut. Event 5th World Congress of Biosphere Reserves ini merupakan jejaring dunia Cagar Biosfer (World Network of Biosphere Reserves). Mereka berkumpul untuk menentukan prioritas, memperkuat kolaborasi dan menyusun Global Action Plan untuk masa depan.

Pada tahun 2025 ini, pertemuan akbar tersebut digelar di Hangzhou dengan dukungan Pemerintah Tiongkok dan Kota Hangzhou. Lebih dari 3.000 peserta yang hadir meliputi ilmuwan, pembuat kebijakan, pengelola cagar biosfer, komunitas lokal, pengusaha, perwakilan pemuda, organisasi internasional hingga pemerhati konservasi, untuk merumuskan arah pengelolaan lebih dari 750 cagar biosfer UNESCO di 136 negara.

Aiko Sarasvaty Prabowo bersama peserta 5th World Congress of Biosphere Reserves dari berbagai negara di Hangzhou, Tiongkok pada 22-26 September 2025. Foto: Humas UII

Dalam kongres ini fokus pada kontribusi jejaring cagar biosfer terhadap agenda global keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini juga diselaraskan dengan kerangka internasional utama seperti Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework, Paris Agreement on Climate Change dan International Decade of Science for Sustainable Development.

Kongres ini menghasilkan dua capaian penting: Hangzhou Declaration, seruan global untuk menempatkan manusia dan alam di pusat pengambilan keputusan, serta Hangzhou Strategic Action Plan 2025–2035, panduan praktis untuk menjadikan cagar biosfer sebagai “laboratorium hidup” bagi komunitas, ilmu pengetahuan, dan inovasi menuju masa depan berkelanjutan. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *