Anggota DPRD dan Pakar Transportasi Soroti Urgensi Perencanaan Transportasi Berbasis Digital di DIY

beritabernas.com – Anggota DPRD dan Pakar Transportasi Dr Raden Stevanus Christian Handoko S.Kom., MM menyoroti urgensi perencanaan transportasi berbasis digital di DIY. Hal itu disampaikan dalam podcast yang membahas tentang transportasi di DIY.

Selain Dr Raden Stevanus Christian Handoko S.Kom MM yang juga sebagai Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Peraturan Daerah Rencana Induk Transportasi (RIT), juga tampil sebagai narasumber Dr Nindyo C Kresnanto (akademisi dan pakar transportasi) serta Erni Widyastuti MSi (Kepala Dinas Perhubungan DIY).

Dalam diskusi itu, Dr Raden Stevanus menekankan pentingnya perencanaan yang terintegrasi dalam mengelola sistem transportasi di DIY. Sebab, tanpa perencanaan yang matang dan terpadu, masalah kemacetan dan efisiensi tidak akan teratasi secara optimal. Ia juga menyoroti kebutuhan mendesak untuk menambah sarana dan prasarana transportasi publik.

Baca juga:

“Kita harus mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan transportasi publik yang nyaman, aman, dan terjangkau,” ujarnya.

Dr Raden Stevanus juga menyoroti pentingnya pemanfaatan kendaraan ramah lingkungan sebagai bagian dari RIT. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah polusi udara dan perubahan iklim. Selain itu, Integrated Transportation System (ITS) berbasis digital menjadi salah satu solusi yang perlu terus dikembangkan.

Dr Raden Stevanus (kanan) bersama dua narasumber lainnya dan host dalam podcast yang membahas urgensi perencanaan transportasi berbasis digital di DIY. Foto: Istimewa

“Sistem digital memungkinkan kita untuk mengelola lalu lintas, memantau pergerakan kendaraan, dan memberikan informasi real-time kepada masyarakat. Ini akan membuat sistem transportasi lebih efisien,” kata politisi muda DIY dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.

Salah satu poin penting yang diangkat dalam diskusi adalah potensi optimalisasi area Maguwo. Kawasan ini, yang mencakup Bandara Adisucipto, Terminal TransJogja, Stasiun Kereta Maguwo, serta Pintu Tol Purwomartani dan Kalasan, memiliki posisi strategis untuk dikembangkan sebagai pusat interkoneksi transportasi.

“Dengan mengintegrasikan semua moda transportasi di area ini, kita bisa menciptakan sebuah hub yang memudahkan masyarakat untuk berpindah dari satu moda ke moda lainnya tanpa kesulitan,” kata Dr Raden Stevanus.

Hal ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan, terutama di area kota dan meningkatkan efisiensi mobilitas penduduk serta wisatawan. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *