Bupati Sleman: Masalah Kesehatan Mental Remaja dan Mahasiswa Perlu Diwaspadai

beritabernas.com – Bupati Sleman Dra Hj Kustini Sri Purnomo mengatakan, masalah kesehatan mental, terutama pada kalangan remaja dan mahasiswa, perlu diwaspadai. Sebab, mereka masih memiliki emosi yang tidak stabil dan belum memiliki kemampuan yang baik untuk memecahkan masalah yang ada.

“Masa remaja merupakan masa dimana mereka sering mengalami stres terutama pada peristiwa-peristiwa tertentu dalam hidup mereka. Karena itu, remaja perlu mendapatkan perhatian lebih karena mereka merupakan aset negara dan generasi penerus bangsa,” kata Bupati Sleman Dra Hj Kustini Sri Purnomo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bupati bidang Kesejahteraan dr Mafilindati Nuraini M.Kes pada acara launching Program PEKA UII Terpadu di Kampus Terpadu UII, Sabtu 8 Juli 2023.

Menurut Bupati Sleman, kesehatan mental pada mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu faktor genetika, keluarga, pertemanan, gaya hidup, sosial dan tuntutan selama aktivitas perkuliahan berbagai dan lain sebagainya.

Wakil Rektor III UII Dr Rohidin pada acara launching PEKA UII Terpadu, Sabtu 8 Juli 2023. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Karena itu, untuk tetap menjaga kesehatan jiwa, para mahasiswa di sela-sela kesibukan perkuliahan, diharapkan agar tetap melakukan olah raga secara teratur, rutin dalam menjalankan ibadah, melakukan hobi yang digemari, serta menemukan support system. “Saatnya bagi kita untuk saling peduli satu sama
lain, saling berbagai dan meningkatkan rasa empati untuk tetap menjaga kondisi kesehatan mental,” harap Bupati Sleman.

Dikatakan, memelihara kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Merujuk pada urgensi tersebut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para mahasiwa, untuk mengubah stigma bahwa gangguan kesehatan jiwa merupakan hal yang tabu. Padahal gangguan kesehatan jiwa dapat menimpa siapa saja.

BACA JUGA:

“Oleh karena itu saya mengajak semua pihak untuk lebih peduli dengan kesehatan jiwa baik diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa harus menjadi prioritas bersama. Terbangunnya kesadaran ini akan memudahkan orang dengan gangguan kesehatan jiwa untuk mendapatkan layanan dan perlakuan yang tepat dari orang-orang yang ada di sekitarnya,” kata Bupati Sleman.

Menurut Kustini, Pemkab Sleman memiliki komitmen dalam mewujudkan kesehatan mental masyarakat. Sebagai salah satu upaya preventif, pada tahun 2022 Pemkab Sleman melakukan inovasi Mata Hati atau Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa yang merupakan pelayanan kesehatan jiwa menyeluruh yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan dasar.

Program Mata Hati dilaksanakan karena tingginya kasus kesehatan jiwa, potensi masalah kesehatan jiwa, serta keterbatasan konseling yang dapat diberikan di Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar.

Staf Ahli Bupati bidang Kesejahteraan dr Mafilindati Nuraini M.Kes (kiri) menyerahkan dokumen naskah kerja sama Pemkab Sleman dan UII kepada Wakil Rektor III UII Dr Rohidin pada acara launching Program PEKA UII Terpadu di Kampus Terpadu UII, Sabtu 8 Juli 2023. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Bupati Sleman, program Mata Hati memberikan akses pelayanan kesehatan jiwa komprehensif yang berkualitas, setara, merata, berkeadilan dan terjangkau bagi seluruh masyarakat dengan prioritas kepada kelompok rentan. Program ini menyediakan layanan konsultasi Psikolog di Puskesmas maupun pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat atau visitasi, untuk seluruh momen kehidupan, meningkatkan kualitas hidup yang berkontribusi pada peningkatan angka harapan hidup warga Sleman.

“Kami menyadari bahwa upaya memelihara kesehatan jiwa harus dilakukan secara sinergis baik oleh pemerintah, swasta, akademisi dan seluruh warga masyarakat. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya
mengajak seluruh peserta seminar ini untuk berkomitmen bersama mewujudkan masyarakat yang sehat fisik dan mental melalui upaya deteksi dini serta rehabilitasi jiwa berbasis komunitas. Masyarakat termasuk para mahasiswa saya harapkan memiliki sistem preventif dalam kesehatan jiwa, sehingga penderita gangguan jiwa tidak bertambah parah sakitnya bahkan lingkungan dapat mendukung kesembuhannya,” kata Kustini Sri Purnomo. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *