Calon Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo Siap Memberdayakan Kaum Difabel dan Kelompok Rentan

beritabernas.com – Sebagai orang yang berpengalaman sangat lama di pemerintahan, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, Calon Walikota Yogyakarta nomor urut 2 dr Hasto Wardoyo yang berpasangan dengan Calon Wakil Walikota Wawan Harmawan, siap bekerja keras untuk mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan bagi seluruh warga Jogja tanpa kecuali.

Selain itu, Hasto Wardoyo yang pernah menjadi Bupati Kulonprogo dan Kepala BKKBN RI akan memberdayakan kaum difabel/penyandang disabilitas dan kelompok-kelompok rentan. Keberhasilan Hasto Wardoyo yang berlatar belakang dokter memimpin Kulonprogo sebagai bupati dengan memberdayakan difabel tetap produktif menjadi bekal yang kelak diterapkan juga untuk membangun Yogyakarta saat mendapatkan kepercayaan masyarakat, dipilih dan dicoblos dalam Pilkada Kota Yogyakarta pada 27 November 2024.

Hasto Wardoyo (kiri) dan Wawan Harmawan (kanan). Foto: Dok PDI Perjuangan

Saat merespon harapan orangtua di Yogyakarta yang khawatir perihal peluang kerja yang bisa diakses kaum difabel setelah lulus sekolah, dr Hasto Wardoyo meyakinkan tidak ada yang terlewatkan dalam pemberdayaan masyarakat.

“Ketika kepala daerah yang lain sibuk bangun infrastruktur/proyek fisik, di Kulonprogo malah bangun pusat pelayanan autis. Bagi difabel, kita latih produksi batik ciprat. Jadi jangan khawatir, Hasto-Wawan siap berdayakan semua. Tidak ada yang terlewatkan,” kata dokter Hasto Wardoyo, Calon Walikota Yogyakarta nomor urut 2.

Ketika berbicara bersama kelompok perempuan di Kricak, Kota Yogyakarta, dokter Hasto Wardoyo mendapatkan sambutan hangat. Dalam dialog yang diwarnai tawa berderai itu, beragam pertanyaan warga disampaikan. Salah satunya soal keberlanjutan peluang kerja bagi difabel setelah mereka lulus sekolah.

BACA JUGA:

Centre of autism di Sentolo itu saya inisiasi karena di DIY dan Jawa Tengah belum ada pusat layanan autism. Sekarang ramai di situ, kenapa? Tidak ada kepala daerah yang memikirkan itu,” kata dokter Hasto Wardoyo.

Bagi difabel berat, program pemberdayaan dengan produksi batik ciprat semampu mereka adalah bagian dari upaya agar difabel tetap produktif. Tak mungkin jalankan produksi batik jumputan, misalnya yang butuh ketrampilan khusus.

“Kita yakin bisa berdayakan difabel. Itu sudah berjalan dan kelak tentu untuk Yogyakarta bisa juga. Siapa yang beli? Hasto Wawan komitmen pasarkan produknya. Bela dan beli produk lokal, itu kuncinya. Yogyakarta pusat pariwisata. Nanti mas Wawan yang ahlinya itu, bagaimana ciptakan pasar,” kata dokter Hasto Wardoyo. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *