Oleh: Saiful Huda Ems, Lawyer dan analis politik
beritabernas.com – Aksi massa spektakuler yang terjadi di Pati, Jawa Tengah merupakan potret dari akumulasi kekecewaan rakyat, bukan hanya di Pati melainkan di seluruh penjuru Tanah Air terhadap kebijakan dan prilaku politik para pejabat negara yang sering berkata sembrono dan bertindak melampaui batas. Ini bukti konkrit, bahwa negara ini sedang tidak baik-baik saja.
Indonesia yang merupakan negara penghasil emas, nikel dan batu bara terbesar di dunia, tidak menjadikan rakyatnya makmur dan sejahtera, tapi malah banyak terpuruk dalam kemiskinan ekstrim. Tengok saja apa yang terjadi saat ini, banyak pusat perbelanjaan yang sepi pengunjung dan pedagangnya gulung tikar. Jangan pernah mengelak kenyataan ini dengan mengatakan pembeli sudah beralih ke pembelian secara online, sebab sekarang pun masyarakat yang belanja secara online pun sudah turun drastis karena dipajaki besar oleh pemerintah.
Jangankan untuk belanja-belanja kebutuhan sekunder, belanja untuk kebutuhan primer pun, masyarakat sudah banyak yang tidak berminat karena mereka harus berpikir keras untuk membiayai pendidikan anak-anaknya yang sangat mahal. Belum lagi untuk biaya pengobatan bagi anggota keluarga yang sedang sakit, mengandalkan BPJS hanya dianggap akan memperparah keadaan. Ke rumah sakit pagi dilayani besok paginya lagi dan harus antri berjam-jam.
Keadaan negara yang seperti demikian, mendekatkan keadaannya seperti di Pati, dimana suatu ketika bisa saja rakyat tiba-tiba marah dan turun ke jalan untuk mencari-cari para pejabat-pejabatnya yang doyan jogat-joget dan bicara sembarangan disaat rakyat terhimpit oleh persoalan-persoalan ekonominya.
BACA JUGA:
- Di Mata Haidar Alwi, Sufmi Dasco Merupakan Jembatan Antara Pusat Kekuasaan dan Stabilitas Konstitusional
- Bendera One Piece, Simbol Ekspresi Rakyat
Oleh karena itu, para menteri yang selama ini tidak disiplin, tidak cakap bekerja dan terindikasi korup serta selalu bicara sembarangan sudah saatnya harus ditendang keluar dari kabinet. Presiden Prabowo Subianto harus peka dengan keadaan rakyat seperti sekarang, tidak boleh lagi main harga mati dengan mengatakan tidak akan ada pergantian menteri dan lain-lain.
Apakah Presiden Prabowo tidak sadar, banyak menterinya yang bersikap kurang ajar dan seringkali bicara sembarangan yang dapat memicu amarah dan pergerakan rakyat seperti di Pati itu? Menteri-menteri yang tidak profesional dan tidak peka pada penderitaan rakyat serta cenderung malah memperkaya diri harus segera diganti.
Rakyat sangat tahu dan banyak mempertanyakan, kemana larinya ribuan triliun rupiah, keuntungan penghasilan dari penjualan emas, nikel dan batu bara Indonesia yang terbesar di dunia itu?! Kemana larinya ribuan triliun rupiah, dari harta-harta sitaan KPK, Kejaksaan Agung dan lain-lain itu? Masak ada koruptor-koruptor kakap, yang korupsinya ratusan triliun namun hanya dihukum ringan dan denda hanya puluhan miliar? Digarong oleh siapakah ribuan triliun rupiah itu?
Keadaan negara ini sesungguhnya sudah sangat genting. Ini terlihat ketika para pejabat negaranya semakin intens memburu uang dari rakyatnya sendiri. Pungutan pajak sudah dianggap oleh banyak orang seperti pemerasan yang sangat terbuka dan edan-edanan. Apa harus seperti ini wajah Indonesia setelah dikuasai oleh Rezim Jokowi dan Prabowo?
Padahal di sisi lain, bangsa ini memiliki anak-anak negerinya yang briliant dan sat-set sat-set mengatasi keadaan. Fisikawan dan pengusaha kelas menengah seperti Bang Haidar Alwi misalnya, meskipun beliau bukanlah tergolong konglomerat papan atas, namun dengan program Rakyat Bantu Rakyatnya saja, ia sanggup bergerak kemana-mana, ke berbagai penjuru kota dengan Haidar Alwi Carenya, untuk membantu rakyat miskin dan para lansia yang terlantar di jalanan.
Ia adalah sosok mutiara cendekiawan tersembunyi, yang memiliki ide-ide cemerlang dan tindakan-tindakannya yang sangat besar serta terpuji. Analisanya yang sangat tajam, mampu mencermati kandungan-kandungan emas yang terdapat di daerah-daerah di Indonesia dan berpotensi untuk membuat kaya raya atau kemakmuran Rakyat Indonesia, bukan malah membuat rakyat miskin seperti saat ini.
Kenapa orang yang seperti Bang Haidar Alwi ini tidak diberdayakan oleh pemerintah? Tidak dijadikan menteri ESDM atau menteri apalah, yang sangat tepat untuk kapasitas kecendekiawanannya? Kenapa Presiden Prabowo Subianto malah lebih tertarik untuk mempertahankan menteri-menterinya yang bodoh, tidak cakap bekerja dan terindikasi korup, serta gemar memeras rakyat dari pajak?!
Presiden Prabowo Subianto harus tanggap pada keadaan para menterinya yang bermasalah, serta peka pada penderitaan rakyatnya, khususnya yang hidup di lapisan terbawah (rakyat marginal, proletar, dhuafa).
Pak Presiden Prabowo Subianto masih seperti ini sikapnya, masih mempertahankan menteri-menteri yang tidak cakap bekerja dan banyak masalah, saya khawatir Indonesia akan dilanda malapetaka. Jakarta akan membara oleh pergerakan aksi massa menuntut penggulingan Pemerintahan Prabowo-Gibran, dimana cendekiawan-cendekiawan seperti Bang Haidar Alwi, Pak Tom Lembong, Rocky Gerung dan lain-lain akan menjadi tokoh-tokoh pergerakan utama.
Ingatlah, keadaan rakyat saat ini sudah bagai api dalam sekam, amarah rakyat yang terpendam suatu saat akan keluar dan membakar apapun yang selama ini dicapai oleh peradaban kita.
Maka mengganti menteri-menteri yang tak cakap bekerja dan penuh masalah, merupakan antisipasi terindah untuk memadamkan api dalam sekam, menghijaukan kembali rumput-rumput kebangsaan yang terasa sangat mengering. Jika tidak, Jakarta akan jadi Pati kedua, bahkan bisa jauh lebih parah ! Sapere aude! Beranilah berpikir! (*)
There is no ads to display, Please add some