Desain Arsitektur Masa Depan Harus Memperhatikan Keberlanjutan Lingkungan dan Tanggungjawab Sosial

beritabernas.com – Di tengah pesatnya urbanisasi, perubahan iklim dan tantangan global seperti lain seperti krisis energi dan keterbatasan sumber daya, arsitektur dituntut untuk mampu melahirkan solusi yang berorientasi pada masa depan.

Karena itu, dalam merancang ruang hidup di masa depan, urgensi arsitektur tidak hanya berfungsi secara estetis dan teknis, namun juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan tanggungjawab sosial.

“Untuk itu, next habitat mengajak para akademisi, praktisi dan masyarakat luas untuk memikirkan kembali bagaimana desain dapat menciptakan hunian dan ruang hidup yang inklusif, adaptif dan ramah lingkungan. Arsitektur tidak lagi sekadar menciptakan bangunan, melainkan harus menyusun strategi bagaimana manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan alam,” kata Prof Ar Noor Cholis Idham PhD IAI, Ketua Jurusan Arsitektur, FTSP UII, dalam Seminar Karya dan Pameran Arsitektur Indonesia (SAKAPARI) Seri 16 dengan tema Next Habitat: Designing a Responsible & Sustainable Tomorrow di Auditorium Lantai 3 Gedung Moh Natsir FTSP Kampus Terpadu UII, Sabtu 13 September 2025.

Suasana Seminar Karya dan Pameran Arsitektur Indonesia (SAKAPARI) Seri 16 dengan tema Next Habitat: Designing a Responsible & Sustainable Tomorrow di Auditorium Lantai 3 Gedung Moh Natsir FTSP Kampus Terpadu UII, Sabtu 13 September 2025. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dalam seminar nasional yang dihadiri Prof Ilya Fadjar Maharika, Dekan FSTP dan Dosen maupun mahasiswa Jurusan Arsitektur FTSP UII itu menghadirkan 3 narasumber yakni Ar Yanuar PF IAI yang hadir sebagai keynote speaker, Wisnu H Bayuaji ST MA dan Ar Baritoadi ST MA IAI GP dengan moderator Robbi Maghzaya ST MSc.

Menurut Prof Ar Noor Cholis Idham, konsep responsible architecture berperan penting dalam memastikan bahwa karya desain mampu mempertanggungjawabkan dampaknya, baik secara sosial, ekologis maupun ekonomi, bagi generasi mendatang.

Dikatakan, SAKAPARI seri 16 ini merupakan kelanjutan dari rangkaian seminar dan pameran karya yang secara konsisten diadakan setiap semester sejak tahun 2016 guna membahas isu-isu aktual dalam dunia arsitektur, perkotaan, kawasan dan lingkungan.

Baca juga:

Kehadiran Ar Yanuar PF IAI (Aaksen Responsible Architecture), Dosen Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, sebagai keynote speaker, menurut Prof Ar Noor Cholis Idham, untuk menyampaikan gagasan utama terkait desain arsitektur berkelanjutan dan tanggungjawab sosial arsitek.

Sementara Ar Yanuar PF IAI mengatakan, desain arsitektur ke depa harus fleksibel, tidak kaku. Artinya, harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, baik lingkungan alam maupun sosial. Dalam aspek lingkungan, menurut Yanuar, desain arsitektur harus menyesuaikan dengan kondisi Indonesia yang rawan bencana alam, seperti tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung api dan sebagainya. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *