beritabernas.com – Romo Dr Martinus Joko Lelono Pr meminta wakil Katolik dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) agar menjadi jembatan dalam membangun persaudaraan. Sebab, secara global, dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Masih terjadi peperangan dan budaya permusuhan, sementara ekonomi global juga sedang bermasalah.
“Problem-problem global tersebut bisa saja berimbas ke negara tercinta kita, Indonesia. Karena itu, Gereja berharap perwakilan Katolik yang ada di FKUB pada setiap tingkatan menjadi jembatan yang peduli terhadap kerukunan dan persaudaraan,” kata Romo Joko Lelono Pr dalam rapat wakil Katolik di FKUB tingkat kecamatan se-DIY di Gedung St Thomas Aquinas, Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY) pada Senin 7 Juli 2025.
Rapat yang dihadiri para wakil Katolik di FKUB tingkat kecamatan se-DIY untuk menyamakan visi-misi dan spiritualitas pelayanan di masing-masing FKUB tingkat kecamatan se-DIY.
Menurut Romo Joko Lelono yang juga Dosen Universitas Sanata Dharma (USD) itu,peran umum FKUB adalah mendorong dialog antar umat beragama demi pemahaman dan saling menghormati dan menjadi jembatan komunikasi dan penyelesaian konflik secara damai.

Selain itu, memberikan rekomendasi pendirian rumah ibadah berdasarkan prinsip keadilan dan toleransi, mengedukasi masyarakat tentang nilai nilai hidup bersama, toleransi,dan Pancasila, menjadi teladan hidup rukun dalam keberagaman dan mengokohkan semangat kebangsaan dan keutuhan NKRI.
Sementara peran khusus anggota FKUB dari unsur Katolik (duta Gereja dalam dialog antara agama), menurut Romo Joko Lelono, adalah membawa semangat ajaran Gereja tentang dialog antaragama. Hal ini sebagaimana diajarkan dalam Nostra Aetate, Evangelii Gaudium dan Fratelli Tutti bahwa dialog adalah jalan menuju perdamaian dan persaudaraan universal.
Selain itu, menurut Romo Joko Lelono, mewartakan nilai persaudaraan insani (Fratelli Tutti) dalam konteks Indonesia yang plural, dengan menekankan bahwa perbedaan bukan ancaman melainkan rahmat yang memperkaya. Kemudian, menghadirkan dialog, yakni bersikap rendah hati, terbuka dan siap mendengarkan yang lain, sembari tetap teguh dalam iman Katolik.
Peran lainnya adalah menginisiasi dan mendukung program program lintas iman yang menyasar kaum muda, perempuan dan komunitas akar rumput untuk memperkuat jejaring persaudaraan dan solidaritas social.
“Perwakilan Katolik di FKUB diharapkan dapat membangun budaya jembatan, membangun budaya kerukunan di mana pun berada dalam masyarakat plural,” kata Romo Joko Lelono.
BACA JUGA:
- Refleksi Akhir Tahun FKUB Wedomartani Serukan Merawat Kebhinekaan
- Kenduri Pesta Nama Gereja Babadan, Upaya Memelihara dan Mempererat Persaudaraan
- Kenduri Pesta Nama Paroki Babadan, Romo Antonius Saptana Hadi: Ngrabuk Paseduluran
Adapun dokumen yang menjadi dasar adalah Fratelli Tuti (2020), Ensiklik yang dikeluarkan Paus Fransiskus yakni Kita Semua Bersaudara dan Dokumen Persaudaraan Insani atau dikenal Dokumen Abu Dhabi yakni “Dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama” berupa perjanjian yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Ashar Ahmad el-Tayeb, di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019.
Menurut Romo Joko Lelono, dua dokumen ini perlu digemakan terus agar dialog antara agama, persaudaraan dan perdamaian dunia bisa terwujud.
Selain penyampaian visi dan misi oleh Romo Dr Martinus Joko Lelono Pr, acara tersebut juga diisi dengan perkenalan masing-masing peserta dan sharing pengalaman keterlibatan perwakilan Gereja Katolik di setiap FKUB baik tingkat Propinsi DIY, kabupaten/ kota maupun di masing-masing kapanewon/ kecamatan.
Pertemuan ini diikui 14 orang yang siap menjadi jembatan penghubung antara sesama manusia apapun latarbelakang, status sosial, budaya dan agama karena kita semua bersaudara. (Edelbertus Jara, Anggota FKUB Kapanewon Ngemplak dan Penyuluh Agama Katolik Kota Yogyakarta)
There is no ads to display, Please add some