Giat Bergotong-royong, Sarana Perjumpaan Fisik Warga RT 08 Jongkang di Era Digital

beritabernas.com – Di era digital yang kian melingkupi kehidupan masyarakat, kegiatan bergotong-royong menjadi sarana perjumpaan fisik antar warga dalam memantik beragam gagasan.

Dengan aktivitas sederhana seperti bebersih ranting dan dahan pohon yang merintangi lampu penerangan serta menambal jalan yang berlubang. Kegiatan ini pun telah menjadi sarana pertemuan informal lintas strata dan lintas generasi.

Hal tersebut terasa saat dilaksanakan gotong-royong warga RT 08 RW 36 Padukuhan Jongkang, Kalurahan Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman. Dengan agenda memotong ranting pohon dan menambal jalan yang berlubang, Minggu (4/12/2022) pagi.

Mulai pagi, sejumlah warga sudah berdatangan dengan menyiapkan sendiri alat perkebunan dan pertukangan yang dimiliki. Ada yang membawa gergaji, sabit, cethok, lepan, sapu lidi l, cangkul dan skop. Dan langsung mengerjakan apa yang harus dilakukan. Ada pula yang berbelanja semen, menyiapkan pasir, selang air dan ember. Tak ketinggalan ada yang menyediakan minuman teh hangat serta kudapan.

Kegiatan gotong-royong RT 08 RW 36, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman menjadi sarana silaturahmi dan keakraban antar warga lintas usia, lintas strata dan lintas generasi, Minggu (4/12/2022). Foto: AG Irawan/beritabernas.com

Ketua RT 08 Suharno mengatakan kegiatan gotong-royong warga ini sudah diumumkan saat pertemuan arisan bapak-bapak RT dua hari yang lalu. Dengan target bebersih ranting pohon yang menutupi penerangan jalan dan menambal jalan di sepanjang gang Kenanga di wilayah setempat.

“Gotong-royong warga menjadi ajang perjumpaan antar warga di RT. Tidak ikut angkut-angkut juga tidak apa-apa. Jika tidak ada acara lain, yang penting datang saja,” kata dia.

Sementara Ketua RW 36 H Ponidi yang juga hadir, mengapresiasi kegiatan gotong-royong warga yang sudah dilakukan secara berkala. Perjumpaan antar warga bisa menjadi ajang bertukar informasi guna memanjukan desa. Salah satu informasi yang disampaikan tentang penyambungan saluran air minun (PAM) bagi warga.

“Monggo, warga yang pengin memasang saluran PAM mumpung harga promosi. Hanya sekitar Rp 400 ribuan. Dan dibayar besok kalau sudah akan dipasang. Pendaftaran gratis. Formulir ada di tempat saya. Siapkan saja fotocopy KTP, rekening listrik dan materai Rp 10 ribu dua lembar,” seru Ponidi di sela giat warga.

Sejumlah warga ada yang langsung menanggapi dengan langsung mendaftar. Ada juga yang pikir-pikir dulu. Ada juga yang berdiskusi meminta pertimbangan warga lain, lalu ikut mendaftar. Pun ada yang sudah mengambil formulir dan membatalkan.

“Saya ikut daftar, tapi mohon pengisiannya dibantu. Karena saya belum pernah ngisi-ngisi formulir seperti itu. Takut keliru,” ujar Kuswadi salah satu warga yang ikut mendaftar penyambungan saluran PDAM Sleman.

Di sela istirahat dan menikmati makan siang, sejumlah obrolan lain pun terus terlontar diantara warga. Ada yang membahas perihal peruntukan tanah Sultan Ground (SG) yang ada di padukuhan. Juga rencana sebuah komplek perumahan baru. Hingga berbincang suksesi pimpinan kalurahan. Semua tersaji akrab, penuh canda, dan tentu sembari melontarkan guyonan segarsebagai bumbu persaudaraan.

Gotong-royong warga menjadi simbol serta bukti bahwa perjumpaan antar individu menjadi penting. Dari perjumpaan tersebut akan lahir beragam gagasan baru, juga informasi yang dibutuhkan warga. Obrolan terkemas lumer dan sederhana. Jauh dari ruang formal dan kaku. Sehingga tercipta relasi yang saling menguatkan guna memajukan desa. (ag irawan)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *