beritabernas.com – Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan GPICE (Global Pharmacy and Indonesia Cultural Engagement) Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA UII tahun 2025 ini tergolong istimewa. Selain jumlah peserta yang meningkat 3 kali lipat, juga ada penambahan aktivitas berbasis pada pembelajaran berdasar proyek, dengan angka kredit mengacu pada ECTS (European Credit Transfer System).
Menurut apt.Fajar Aji Lumakso M.Pharma.Sci, Ketua Panitia GPICE 2025, jumlah peserta GPICE Jurusan Farmasi UII tahun ini mencapai 44 mahasiswa atau meningkat 3 kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Para mahasiswa tersebut berasal dari 3 perguruan tinggi berbeda dari Malaysia yakni Universiti Islam Antarbangsa Malaysia ((IIUM), Universiti Sains Malaysia (USM) dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).

GPICE merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA UII sejak tahun 2023. Kegiatan yang bersifat internasional ini melibatkan mahasiswa dari perguruan tinggi asing atau luar negeri yang menjadi mitra Jurusan Farmasi UII.
“GPCIE bertujuan untuk mengenalkan praktik farmasi dan budaya Indonesia kepada mahasiswa, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai bentuk pemeliharaan terhadap keberlanjutan dari MoU yang sudah ditandatangani selama ini bersama perguruan tinggi luar negeri sebagai mitra Jurusan Farmasi UII,” kata apt.Saepudin MSi PhD, Wakil Dekan bidang Sumber Daya Manusia Fakultas MIPA UII, ketika membuka acara tersebut, Selasa 12 Agustus 2025.
BACA JUGA:
- Prodi Profesi Apoteker, Fakultas MIPA UII Tambah 91 Apoteker Baru
- Mahasiswa Lintas Prodi UII Berhasil Membuat Produk Salep Luka Menggunakan Bahan Herbal
- Hadirkan 3 Pembicara Utama dari Luar Negeri, Jurusan Kimia Fakultas MIPA UII Gelar IC3PE
Saepudin berharap melalui GPICE ini, para peserta bisa semakin mengenal praktek farmasi maupun budaya Indonesia, termasuk bahasa Jawa. Sebab, para peserta akan berinteraksi dengan masyarakat, baik di sekolah, industri maupun di Puskesmas.
Menurut Fajar Aji Lumakso, GPICE 2025 akan berlangsung selama 8 hari mulai 12 Agustus hingga 18 Agustus 2025. Tema utama yang akan dieksplor mahasiswa dalam kegiatan ini adalah promosi kesehatan terkait pemilihan produk kosmetik yang halal dan aman serta pengembangan produk dari bahan alam.
Tema tersebut kemudian diturunkan menjadi kegiatan pokok yang mencakutp focus group discussion (FGD), implementasi hasil FGD, kunjungan ke sekolah dan industri, penugasan mandiri dan presentasi akhir.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, menurut Fajar Aji Lumakso, pada GPICE 2025 ini, aktivitas berupa short attachment ke Puskesmas dan Apotek yang ada di wilayah Kabupaten Sleman, sebagai ajang pengenalan praktik pelayanan kefarmasian di Indonesia.
Sementara itu, untuk melengkapi nuansa budaya GPICE, akan dilakukan kunjungan wisata ke Keraton Yogyakarta dan Tamansari serta praktik membantik. Para peserta juga akan diajak untuk menikmati keseruan cave tubing di Goa Pindul, Gungkidul dan merasakan kesegaran, kesejukan dan keelokan pemandangan dari atas Puncak Becici.
“GPICE 2025 akan ditutup dengan penampilan seni dari para peserta dan panitia GPICE yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa beberapa angkatan baik reguler maupun program internasional,” kata Fajar Aji Lumakso. (lip)
There is no ads to display, Please add some