beritabernas.com – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) mengatakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY telah mampu memainkan peran yang relevan dalam menggerakkan roda ekonomi DIY.
Hal ini terlihat dari data dimana lebih dari 98 ribu unit IKM di DIY menopang fondasi perekonomian. Sektor pangan mengisi hampir setengah dari keseluruhan, disusul logam dan kerajinan. Lajur angka ini adalah struktur identitas ekonomi kita. Sebuah struktur ekonomi yang tak sekadar kuat, tapi cerdas menghadapi tekanan. Seperti bambu, yang lentur tanpa kehilangan arah, tangguh tanpa kehilangan nilai.
Baca juga:
- Kadin DIY Gelar Musda IX 2025 untuk Memperkokoh Ketangguhan Ekonomi DIY
- Hadapi Dinamika Eksternal dan Internal, Kadin DIY dan ISEI Melaunching Komite Ketangguhan Ekonomi Yogyakarta
“Di sinilah Kadin memainkan peran yang semakin relevan. Meski lahir sebagai rumah besar bagi dunia industri, Kadin masa kini bukan sekadar forum korporasi mapan. KadinDIY bukan hanya wadah kekuatan modal, melainkan arsitek konektivitas ekonomi daerah; penghubung antara inovasi korporasi, dengan ketangguhan IKM dan koperasi, yang menjadi denyut ekonomi rakyat,” kata Gubernur DIY Sultan HB X dalam acara pembukaan Musda IX Kadin DIY di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Sabtu 2025.
Salah satu agenda Musda Kadin kali ini adalah memilih Ketua Umum Kadin DIY periode 2025-2030. Dan secara aklamasi, GKR Mangkubumi terpilih kembali menjadi Ketua Umum Kadin DIY.

Menurut Gubernur DIY Sultan HB X, Musda IX Kadin DIY 2025 yang mengangkat tema Memperkokoh Ketangguhan Ekonomi DIY sangat tepat. Sebab, tema ini mengandung kesadaran bahwa pertumbuhan saja tidak cukup jika tidak berakar pada ketangguhan. Kita tidak hanya ingin tumbuh tinggi, tetapi kuat menahan badai. Kita ingin DIY bukan sekadar relevan secara angka, tetapi berarti dalam kehidupan warganya.
Sultan HB X mengatakan, struktur ekonomi DIY menghadapi tantangan nyata. Globalisasi, digitalisasi, krisis pasca-pandemi hingga perubahan iklim, menuntut kesiapan baru. Pelaku UMKM tidak cukup diberi ruang, namun mereka harus didampingi, diperkuat dan dimasukkan sebagai bagian dari arsitektur strategis pembangunan daerah.
Musda kali ini, menurut Sultan HB X, menandai babak baru transformasi Kadin DIY bahwa peran kamar dagang dan industri, tidak lagi cukup diukur dari pertumbuhan ekonomi semata, tetapi dari kemampuan menyusun ulang ekosistem yang inklusif, adaptif dan berkeadilan. Kadin harus menjadi enabler bagi modernisasi industri sekaligus guardian bagi keberlanjutan ekonomi rakyat.
Dalam lanskap baru ini, industri besar tak lagi berjalan sendiri. Mereka menjadi inkubator inovasi, yang membuka peluang bagi IKM untuk naik kelas. Sementara IKM, dapat tampil sebagai “co-creator” dalam ekonomi baru, yang berbasis kreativitas, teknologi, dan kolaborasi digital.

Untuk mencapai tataran itu, Kadin DIY harus bertransformasi menjadi jembatan antar dunia: antara kapital dan komunitas, antara manufaktur dan kerajinan, antara laboratorium riset dan bengkel rakyat. Di situlah, wajah baru dunia usaha Yogyakarta akan lahir, lebih terbuka, terhubung, dan berkeadaban digital.
Gubernur DIY menambahkan, Musda ini adalah titik balik sekaligus ruang refleksi dan menjadi ruang redesain peran Kadin ke depan.
“Saya percaya, di dalam jiwa Kadin DIY terdapat energi besar untuk menjadi pelopor kolaborasi. Sebuah Kadin yang merangkul, bukan hanya merepresentasi. Yang menyambung dunia usaha besar, dengan denyut UMKM. Yang tidak mengukur kekuatan dari omset saja, tapi dari ketahanan struktur ekonominya. Itulah arah dan harapan yang saya titipkan, sebagai bentuk dukunga dan apresiasi atas terselenggaranya Musda ini,” kata Gubernur DIY Sultan HB X. (phj)
There is no ads to display, Please add some