Guru SBP MTs se Bantul Ikuti Workshop Pembelajaran Mendalam

beritabernas.com – Banyak siswa berarti bersekolah tetapi tidak belajar secara bermakna, mereka mendengar suara tetapi tidak benar-benar menyimak atau memahami maknanya. Mereka membaca dan menghafal tetapi tidak memahami, dan banyak juga yang memahami tetapi tidak menerapkan.

Berdasar kenyataan itu pemerintah mengenalkan pembelajaran mendalam atau deep learning dalam konteks pendidikan adalah pendekatan yang berfokus pada pemahaman yang bermakna dan berkesadaran, bukan sekadar menghafal. Ini menciptakan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan (mindful, meaningful, joyful) melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olahraga.

Hal itu dibeberkan Bonija, M.Pd.I, (Pengawas Ahli Madya Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul) kepada Guru Seni Budaya dan Prakarya se Bantul dalam workshop Pembelajaran Mendalam di MTsN 9 Bantul, Kamis (23/10/2025).

Bonija, M.Pd.I, (Pengawas Ahli Madya Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul) saat menyampaikan materi pembelajaran mendalam. Foto: Istimewa

Lebih lanjut Bonija menjelaskan olah pikir, merupakan proses pendidikan yang berfokus pada pengasahan akal budi dan kemampuan kognitif, seperti kemampuan untuk memahami, menganalisa, dan memecahkan masalah. Olah rasa, sebagai proses pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kepekaan estetika, empati, dan kemampuan menghargai keindahan serta hubungan antarmanusia. Olah hati merupakan proses pendidikan untuk mengasah kepekaan batin, membentuk budi pekerti, serta menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual. Sedangkan olah raga merupakan bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, kekuatan tubuh, serta membentuk karakter melalui kegiatan jasmani (disiplin, sportifitas, dll).

Implementasi Pembelajaran Mendalam, pertama dengan Perencanaan, melalui refleksi guru terhadap diri sendiri, karakteristik peserta didik, materi pelajaran, sumber daya dan mitra pembelajaran. Kedua pelaksanaan, dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi.

“Impelementasi ketiga dengan Asesmen. Asesmen tidak hanya berfokus pada penguasaan teori, tetapi juga pada pemahaman konseptual yang mendalam, keterampilan berpikir kritis, serta penerapan dalam kehidupan nyata,” tandasnya.

Kasi Pendidikan Madrasah (Dikmad) Kemenag Bantul Ahmad Musyadad, S.Pd.I (kiri) saat memberikan arahan. Foto: Istimewa

Worskhop juga dihadiri Kasi Pendidikan Madrasah (Dikmad) Kemenag Bantul Ahmad Musyadad, S.Pd.I., yang memberi suport kepada para guru untuk senantiasa dapat melaksanakan 4 kompetensi yang mesti dimiliki seorang guru yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Utamanya Kompetensi sosial, yakni kemampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif dan bergaul dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat di sekitar sekolah jangan sampai diabaikan.

“Ada fenomena guru yang kurang maksimal dalam melaksanakan kompetensi sosial ini. Maka saya mendorong kepada bapak ibu jangan sampai mengabaikan kompetensi sosial ini,” pesan Kasi Dikmad.
Ketua MGMP SBP MTs Bantul, Ahmad Mutahid, S.Pd mengaku puas dengan adanya workshop pembelajaran mendalam yang dapat diikuti sebagaian besar anggotanya. Kedepannya pertemuan akan lebih ditingkatkan menjadi dua bulan sekali secara mobile.

“Madrasah negeri maupun akan mendapat jatah ketempatan. Pertemuan sengaja dibuat berpindah agar semua mengetahui lokasi MTs se Bantul sekaligus semakin mempererat silaturahmi,” pungkasnya. (phj)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *