Hari Pangan Sedunia 2022, Gereja Maria Assumpta Pakem Tanam Pohon di Lereng Merapi

beritabernas.com – Sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Pangan se-Dunia 2022, Gereja Maria Assumpta Pakem, Sleman melakukan penanaman pohon di kawasan Lereng Gunung Merapi, Sabtu 15 Oktober 2022.

Penanaman pohon di lereng Gunung Merapi ini, selain untuk memperingati Hari Pangan se-Dunia 2022, juga sebagai upaya Gereja Paroki St Maria Assumpta Pakem untuk mengedukasi, aksi dan selebrasi.

Sumardi, Ketua Panitia HP S2022 Gereja Santa Maria Assumpta Pakem mengatakan, edukasi dilakukan dengan sarasehan serentak di setiap lingkungan yang dikerucutkan pada niat bersama untuk tidak membuang makanan.

Kegiatan penanaman pohon di kawasan Lereng Gunung Merapi, Sabtu 15 Oktober 2022. Foto: Istimewa

“Upaya ini bisa dilakukan dengan cara mengambil makanan secukupnya, memasak makanan sesuai kebutuhan dan menyimpan makanan yang masih bisa dikonsumsi,” kata Sumardi dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Sabtu 15 Oktober 2022.

Sebagai wujud aksi dari kegiatan HPS ini dengan menanam pohon di Taman Mahoni, Hargobinangun, Pakem, Sleman, pada Sabtu 15 Oktober 2022. Kegiatan ini dihadiri oleh Penewu Anom, Kapolsek, Danramil Kapanewon Pakem MUI, FKUB dan banyak lagi perwakilan umat beragama. Gagasan di balik penanaman pohon ini adalah sebagai upaya menjaga ketersediaan air dan cara memastikan tanaman pangan lestari.

Peserta gerakan penanaman pohon di kawasan Lereng Gunung Merapi, Sabtu 15 Oktober 2022. Foto: Istimewa

Amin Sardjito, Lurah Kalurahan Hargobinangun, mengatakan peringaran HPS menjadi gerakan antisipasi untuk kemungkinan krisis pangan yang juga sudah sering diingatkan oleh Presiden Jokowi, akan terjadinya bahaya krisis yang mungkin terjadi di tahun 2023. “Dengan menanam pohon maka kita akan mempunyai cadangan pangan dan cadangan kehidupan,” kata Amin Sarjito.

Pastor Paroki St Maria Assumpta Pakem Insaf Santosa Pr mengingatkan HPS adalah wujud keprihatinan global tentang bahaya krisis pangan. Krisis pangan bukan hanya karena tidak ada makanan, tetapi terkait dengan krisis energi.

“Kenyataan itu bersilangan dengan kenyataan sampah yang ada, dimana 40 persen adalah sampah makanan. Maka, ajakan kepada umat Katolik untuk tidak membuang makanan adalah gerakan menghargai makanan sebagai wujud belarasa dengan banyak saudara yang tidak mempunyai akses pada makanan,” tandas Insyaf.

Penanaman pohon di kawasan Lereng Gunung Merapi. Foto: Istimewa

Sementara Ani, Penewu Anom (Sekcam) Kapanewon Pakem, mengatakan menanam pohon berarti menanam harapan dan menanam doa. Hal ini relevan bukan hanya terkait dengan makanan, tetapi juga penting untuk menjaga lingkungan. Apalagi lingkungan Kapanewon Pakem menjadi tujuan wisata sehingga ada banyak sekali bus datang dan membawa gas CO2. Maka dengan semakin banyak pohon tertanam akan terwujud udara (O2) yang segar dan menyehatkan.

“Menanam pohon adalah menanam warisan bagi anak cucu kita di masa mendatang. Saya mengapresasi kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia ini dengan menanam pohon,” kata Ani.

Dalam kegiatan ini ada beberapa jenis tanaman yang ditanam, yakni bibit alpukat, kelengken dan lainnya yang ditanam sebagai simbolisasi gerakan menanam tanaman buah oleh umat Paroki Pakem. Dengan menanam ini dipanjatkan doa, semoga tanaman ini menyediakan sumber pangan untuk generasi yang akan datang.

Tanam pohon di kawasan Lereng Gunung Merapi. Foto: Istimewa

Gerakan menanam pohon ini diharapkan bisa menjadi monumen untuk menjaga ingatan kita semua, jika kita perlu melestarikan alam dan lingkungan, demi kelestarian hidup manusia. Selain itu diharapkan tema HPS 2022: Solidaritas Pangan (Semakin Peduli dan Murah Hati) ini berguna bagi refleksi iman dan penataan kehidupan bersama dalam masyarakat agar terang Injil semakin terpancar dan pesannya terwujud.

Hari Pangan Sedunia (HPS) diperingati setiap tanggal 18 Oktober yang dimulai sejak Tahun 1981, diinisiasi oleh FAO (Food Agriculture Organization) yang didukung oleh 147 negara. Indonesia menjadi salah satu pendukung. Ide di balik peringatan HPS adalah ajakan kepada seluruh bangsa untuk memartabatkan makanan, sebagai penopang kehidupan. (*/lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *