beritabernas.com – Orangnya sangat sederhana namun ia sangat kaya wawasan dan kebijaksanaan hidup. Romo Benny Susetyo namanya. Ia dikenal oleh masyarakat luas sebagai tokoh intelektual Indonesia yang cakap mengemukakan gagasan-gagasan perubahan.
Romo Benny tidak hanya cerdas dalam mengemukakan pemikiran-pemikiran politik meskipun beliau sesungguhnya merupakan tokoh spiritual Katolik, namun juga cerdas dalam membumikan ilmu filsafat sebagai pengantar untuk menganalisa keadaan sosial masyarakat.
Hampir dua bulan yang lalu saat saya bertemu dengan beliau bersama sahabat-sahabat senior politik saya yang lainnya, di antaranya Mas Hasto Kristiyanto, saya spontan memujinya.
“Waow Romo Benny, sudah puluhan tahun ini saya suka melihat diskusi-diskusi Romo di TV dan sekarang saya bisa bertemu Romo secara langsung. Bersyukur sekali. Saya pengagum pemikiran-pemikiran filsafat Romo Benny.”
Dengan rendah hati Romo Benny menjawab: “Loh, saya juga selalu membaca tulisan-tulisan (opini) Mas SHE dan untuk filsafat, itu sebelah panjenengan (sambil jari beliau menunjuk Mas Hasto Kristiyanto) yang lebih ahli.”
Sangat senang sekali bisa berjumpa Romo Benny dan bisa sedikit menggali pemikiran-pemikirannya yang kritis. Semenjak pertemuan itu kami berlanjut diskusi melalui japri Whats App. Namun sedih sekali, pagi ini Sabtu (05/10/24) saya mendengar Romo Benny Susetyo telah meninggal dunia.
BACA JUGA:
- Seruan Perlawanan Terhadap Pembegal Konstitusi
- Kepalan Tangan Megawati Soekarnoputri: Hukum Bukan Alat Kekuasaan
Romo Benny Susetyo sangat peduli terhadap situasi kebangsaan. Sebagai salah satu tokoh agama, beliau tidak pernah tinggal diam di Gereja, melainkan terus berjuang menyuarakan ketimpangan-ketimpangan sosial politik yang terjadi di negeri kita.
Pesan terakhir beliau yang dapat kita lihat juga di video-video youtube. “Banyak orang diberi beasiswa pendidikan, disekolahkan ke luar negeri agar mereka bisa mengelola Sumber Daya Alam untuk kemakmuran rakyat. Namun sayang, pemimpin kita sekarang orientasinya hanya bagaimana kita mendapatkan kekuasaan. Setelah selesai mendapatkan kekuasaan, bagaimana bisa mewariskan ke anaknya dan kalau nanti sudah ke anaknya bagaimana kekuasaan itu diwariskan ke cucunya”.
“Maka yang terjadi kita kehilangan pemimpin yang berjiwa kenegarawanan. Harus ada koreksi total kalau mau memilih pemimpin ke depan! Harus berani melawan hegemoni terhadap kartel politik, terhadap politik uang dan bansos !”.
Itulah pesan kebangsaan terakhir Romo Benny Susetyo sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Semoga almarhum Romo Benny damai di sisi Tuhan dan kita semua dapat meneladani kejernihan pemikirannya, serta dapat meneladani semangat perjuangannya untuk kemajuan bangsa dan negara.
Romo Benny bukan hanya tokoh agamawan, melainkan juga tokoh intelektual yang sangat toleran dan berani melintasi sekat-sekat keagamaan tanpa adanya pertentangan. Memperhatikan sepak terjang Romo Benny di pentas politik nasional, bagi saya beliau tak ubahnya seperti perpaduan antara Bu Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur muda. Kritis, cerdas dan sangat peduli pada nasib rakyat yang lemah.
Sebagai intelektual yang layak dinobatkan sebagai simbol tokoh gerakan moral dan civil society, Romo Benny dalam WA-WAnya ke kami, juga selalu mengingatkan pentingnya perlawanan terhadap hegemoni penguasa yang semakin liar dan bringas menginjak-injak demokrasi dan tatanan hukum.
Romo Benny menjadi bagian kekuatan moral dan pergerakan masyarakat sipil yang teguh pada prinsip. Semangat perlawanannya terhadap rezim populis otoriter Jokowi mewarnai kehidupannya sehari-hari. Hampir seluruh percakapannya melaui wa dengan kami penuh dengan seruan moral dan semangat perlawanan.
Dalam pandangan Romo Benny, kekuasaan itu dibentuk oleh rakyat dan menyatu dengan gagasan kolektif yang membentuknya. Ketika pemimpin melupakan mandatnya yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, terlebih melakukan manipulasi hukum dan kekuasaan, maka sejarah mengajarkan bahwa kekuasaan tersebut akan sirna oleh kekuatan kebenaran.
Olehnya dengan meninggalnya Romo Benny seharusnya perlawanan terhadap hegemoni penguasa yang anti demokrasi itu juga tak boleh berhenti. Mungkin dengan cara itu kita akan bisa melihat Romo Benny tersenyum di alam kuburnya.
Selamat jalan Romo Benny, pejuang gigih yang tak pernah mengenal kata menyerah. (Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer dan Analis Politik)
There is no ads to display, Please add some