Ini Solusi Azan Magrib Saat Misa Paus Fransiskus

 Oleh: Dr KRMT Roy Suryo M.Kes

beritabernas.com – Kemarin saya mengeluarkan statemen lewat video berisi ucapan selamat datang dan apresiasi kepada Paus Fransiskus atas kedatangannya di Indonesia yang sangat merakyat dan bersahaja, layak menjadi teladan di tengah krisis moral yang terjadi di negara ini.

Video berdurasi 2 menit 58 detik tersebut banyak mendapat tanggapan positif karena sekaligus menunjukkan sikap toleransi kita sebagai umat beragama menyambut kehadiran pemimpin Tahta Suci Vatikan ini.

Selain itu video tersebut juga berisi kritik moral terhadap sosok KP (dan EG) yang kini dikabarkan “menghilang” pasca terciduk videonya saat bermewah-mewah di tengah banyak rakyat yang sekarat menggunakan Private Jet Gulfstream G650ER registrasi N588SE milik pengusaha E-Commerce/ Garena Singapura yang setidaknya sering tampak digunakan dari Bandara Adisumarmo Solo. Selain itu ada BN dan KA yang menggunakan private jet lainnya, Embraer Legacy 650 Registrasi VP-CLL sejenis dari Bandara Suwondo Medan.

Sangat berbeda dengan kelakuan bocil-bocil Tone-Deaf di atas, Paus Fransiskus memilih carter pesawat komersial biasa Air-Italia jenis Airbus A330-900 untuk perjalanannya. Bahkan kendaraan yang dipakai saat di Indonesia pun tidak berbeda dengan kebanyakan masyarakat, bukan jenis Alphard tetapi cukup Innova dan di GBK juga menggunakan mobil buatan Pindad “Maung” (Padahal biasanya Paus menggunakan jenis Mercedes W460 G-Class Short atau W163 ML-Class desain khusus berkaca anti peluru yang dikenal dengan sebutan “PapaMobile”).

Penyiaran Azan Magrib

Sementara itu saat ini kalangan media sedikit bingung dengan surat dari Direktur Jenderal Bimbingan Islam dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dan Kementerian Agama Nomor: B-86/DJ.V/BA.03/09/2024 tanggal 1 September 2024 perihal Permohonan Penyiaran Azan Magrib dan Misa bersama Paus Fransiskus. Surat itu berisi permintaan agar siaran TV saat acara lve Misa Paus Fransiskus di GBK pada Kamis 5 September 2024 pukul 17.00-19.00 tersebut yang bertepatan dengan jadwal rutin penayangan Azan Magrib, diganti menjadi running-text.

BACA JUGA:

Meski sistem penayangan Azan Magrib secara running-text sudah beberapa kali diterapkan untuk event tertentu (misalnya saat siaran live pertandingan olahraga mancanegara atau kegiatan khusus lainnya), namun kali ini rupanya tidak sedikit kalangan yang mempertanyakan bagaimana sebaiknya hal tersebut bisa bijak dilakukan. Karena kebetulan berlangsung pada saat yang bersamaan dan keduanya harus disiarkan tepat sesuai jadwal waktunya. Meski belum jadi trending topic, namun bahasan tentang ini sudah ramai di socmed, khususnya di platform X/ Twitter.

Uniknya, saking sensitifnya topik ini sampai-sampai ada sebuah media mainstream nasional yang sempat memuatnya, namun (mungkin dengan pertimbangan tertentu) men-take down atau menurunkan kembali beritanya tersebut : www.tvonenews.com/amp/berita/nasional/242684-kemenag-surati-kominfo-minta-azan-magrib-di-tv-diganti-tulisan-running-text-saat-misa-paus-fransiskus dan kini hanya berganti menjadi tampilan “Error 404 – Halaman tidak ditemukan” sebagaimana sebuah berita yang ditarik kembali, meskipun masih terbaca thumbnailnya saat di googling.

Selain usulan Running-Text tersebut ada juga masyarakat yang menyampaikan ide agar Misa Sri Paus bisa dihentikan sebentar sesaat ketika Azan Magrib tiba, namun hal ini tentu sulit untuk dilakukan mengingat waktu tiba Azan Magrib di tiap kota bisa berbeda-beda, misalnya antara Jakarta & Jogja saja terpaut sekitar 15 menit. Contohnya besok Kamis 05/09/2024 Azan Magrib di Jakarta pukul 17.55 WIB sedangkan di Jogja sudah berlangsung pukul 17.40 WIB, sehingga kalau diterapkan untuk seluruh Indonesia maka “penghentian waktu” tersebut menjadi tidak bijak karena cukup lama rentang waktunya.

Sebenarnya ada usulan cerdas untuk memanfaatkan teknologi penyiaran yang bisa dilakukan, yakni menggunakan sistem “split-screen” pada satu layar, dimana hal sejenis sudah sering dilakukan saat ada 2 atau lebih sumber video yang harus ditayangkan di saat yang bersamaan. Jadi pemirsa tinggal mengarahkan fokus perhatian kepada tayangan yang ingin dilihatnya.

Namun khusus untuk audio (suara)-nya besok bisa dipancarkan dengan sistem Bilingual (2 suara) yang bisa dipilih juga keluaran audionya oleh pemirsa dengan menekan tombol “Audio” pada Remote TV atau Set-Top-Box Digitalnya dan memilih split saluran “Left” atau “Right” sesuai gambar. Meski siaran menjadi Monaural/ Mono, namun tentu kualitasnya tetap baik dan keluar darisSpeaker kanan-kiri.

Tayangan bilingual ini sebenarnya lazim diaplikasikan untuk tayangan-tayangan dwi bahasa yang meskipun satu video namun bahasa keluarannya bisa dipilih (biasanya bahasa aslinya Inggris/asing dan Bahasa Indonesia).

Jadi ini sebenarnya juga bukan teknologi baru, karena jaman penyiaran analog pun dulu sudah diaplikasikan pada sistem TV Zweiton (Zwei=dua, ton=suara) tahun 1990 dan NICAM (Near-Instantaneous Companded Audio Multiplex) sejak tahun 1991, namun seiring dengan migrasi siaran TV ke digital maka kedua sistem tersebut kini sudah tidak digunakan lagi.

Jadi, penerapan sistem spilt window dan bilingual/ split-monaural di atas Insha Allah sekadar usulan teknis saja untuk solusi saat penayangan Misa Paus Fransiskus yang bertepatan dengan waktu Azan Magrib daripada hanya menayangkan secara running-text saja.

Bagaimana pun Azan adalah panggilan untuk sholat yang lazimnya disuarakan dan bukan hanya di-running text-kan tanpa suara. Jika bisa diterapkan Alhamdulillah, namun bila belum dimungkinkan diaplikasikan setidaknya menjadi wacana referensi bilamana kelak akan dimanfaatkan untuk even yang lain. (Dr KRMT Roy Suryo M.Kes, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen, Jakarta, 04 September 2024)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *