beritabernas.com – Anggota Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) diminta agar ikut mengawal proses atau tahapan Pemilu 2024 dengan sebaik mungkin. Hal ini penting untuk memastikan prosedur atau tahapan-tahapan Pemilu 2024 berjalan sebagaimana mestinya.
Selain itu, pengawalan yang dilakukan JMSI penting agar Pemilu 2024 benar-benar dapat menjadi mekanisme politik yang menawarkan dan menghadirkan gagasan-gagasan baru demi kemajuan bangsa dan negara.
Hal itu disampaikan Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa setelah menjadi pembicara dalam seminar nasional bertema Peran Media Mensukseskan Pemilu 2024 Berkualitas dan Berintegritas yang diselenggarakan JMSI Sumatera Barat di Covention Hall KM 13 Bukit Lampu, Kota Padang, Minggu (5/6/2022).
“JMSI harus mengawal Pemilu 2024 agar tidak sekadar bersifat prosedural, tapi juga substansial. Artinya, selain memberikan perhatian pada aspek prosedur atau tahapan-tahapan pemilu, media juga harus menjadi ruang temu bagi gagasan-gagasan yang ditawarkan peserta pemilu,” kata Teguh Santosa dalam rilis yang diterima beritabernas.com pada Minggu 5 Juni 2022 malam.
Menurut Teguh Santosa, media juga perlu membantu masyarakat, dalam hal ini pemilik suara, untuk mengetahui track record dan rencana kerja kandidat-kandidat yang berkompetisi. Ia juga menggarisbawahi bahwa pemilu yang merupakan ciri penting negara demokratis, masih merupakan jalan terbaik yang dapat dilalui politisi untuk mendapatkan kekuasaan.
“Perebutan kekuasaan lewat pemilu, sambungnya, berlangsung secara damai dan menjadi basis legitimasi yang kokoh bagi pemenang kontestasi,” katanya.
Selain Teguh Santosa, tampil sebagai pembicara dalam seminar nasional itu adalah Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik dan Timsel Bawaslu Sumbar Hary Efendi Iskandar yang juga dosen di Universitas Andalas. Seminar dipandu moderator Jen Zuldi.
Teguh juga mengingatkan sesama pengelola media massa berbasis internet untuk benar-benar menjaga ruang redaksi di media masing-masing agar tidak menjadi tempat persemaian ujaran kebencian apalagi kabar bohong atau hoax.
“Semakin mendekati hari H biasanya akan semakin banyak informasi yang patut diragukan kebenarannya dan disebarkan dengan diksi-diksi kebencian. Terhadap hal seperti ini Anggota JMSI harus menjauhinya, dan sebisa mungkin berperan sebagai yang menguji informasi-informasi meragukan dan bernada kebencian itu,” kata Teguh Santosa.
eguh Santosa yang merupakan lumni University of Hawaii at Manoa (UHM) dan kandidat doktor hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran ini pernah memantau pelaksanan pemilu di sejumlah negara.
Pada ahun 2009 Teguh Santosa dilibatkan Kementerian Luar Negeri AS untuk memantau pemilu di Federasi Mikronesia. Pada tahun 2011, Teguh menjadi bagian dari pemantau internasional yang hadir pada pelaksanaan referendum di Kerajaan Maroko untuk menentukan konstitusi baru negara itu.
Sementara pada tahun 2018 Teguh Santosa diundang KPU Venezuela untuk ikut bersama pemantau internasional lainnya mengamati dari dekat pelaksanaan pemilihan presiden. Kemudian pada bulan April 2021 Teguh Santosa kembali dilibatkan dalam pemantauan pemilu serentak di Venezuela. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some