Oleh: Yohanes Robinsius Neno
beritabernas.com – Perjudian online telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di Indonesia, mengingat dampak buruk yang ditimbulkannya pada berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Judi online, yang kian marak di kalangan masyarakat, terutama di tengah peningkatan akses internet, berpotensi menjerumuskan Indonesia menuju resesi.
Artikel ini akan menguraikan bagaimana efek domino dari praktik judi online dapat berdampak negatif pada perekonomian Indonesia, serta mengulas berbagai data yang mendukung kesimpulan tersebut.
Seiring dengan peningkatan penetrasi internet di Indonesia, perjudian online telah menjadi aktivitas yang semakin umum. Berdasarkan laporan terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 215 juta pada tahun 2023, dengan sekitar 25 juta di antaranya terlibat dalam perjudian online. Pertumbuhan ini didorong oleh kemudahan akses dan anonim yang ditawarkan oleh platform judi online.
Laporan yang diterbitkan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah situs perjudian online yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 2022, terdapat lebih dari 2.800 situs judi online yang dapat diakses dari Indonesia, naik 40% dari tahun sebelumnya. Kebanyakan dari situs-situs ini beroperasi secara ilegal, meskipun ada upaya pemerintah untuk memblokir akses.
Regulasi yang Belum Efektif
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai regulasi untuk memberantas perjudian online, termasuk pemblokiran situs dan penangkapan operator ilegal. Namun, efektivitas regulasi hingga saat ini masih dipertanyakan.
Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga pertengahan 2023, lebih dari 565.000 situs judi online telah diblokir (kompas.com), tetapi banyak di antaranya dengan cepat kembali beroperasi dengan nama situs yang baru. Hal tersebut bisa jadi kurangnya penegasan ataupun penegakan hukum itu sendiri yang ketat. Sehingga hingga hari ini tingginya permintaan membuat upaya pemberantasan judi online menjadi tantangan besar bagi pemerintah.
- Demokrasi Pancasila: Menafsirkan Kembali Ideologi Negara di Era Kontemporer
- Dasar-dasar Filsafat Ontologi Pendidikan
Judi online bukan hanya masalah sosial, tetapi juga masalah ekonomi yang serius. Menurut CNBC bahwasannya sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia yang terlibat dalam judi online dan diantaranya 80% penggunanya kelas menengah ke bawah. Hal ini menyebabkan sebuah pengeluaran yang tidak produktif maka menyebabkan penurunan daya beli rumah tangga, yang pada akhirnya mengurangi konsumsi domestik yang menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut survei oleh Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 56% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2023. Penurunan konsumsi akibat pengeluaran untuk judi online dapat berdampak signifikan pada PDB, yang sudah menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Pada kuartal kedua tahun 2023, pertumbuhan PDB Indonesia turun menjadi 4,5% dari 5,2% pada kuartal sebelumnya, sebagian besar disebabkan oleh penurunan konsumsi rumah tangga.
Meningkatnya Utang Rumah Tangga
Judi online sering kali mendorong individu untuk berhutang demi menutupi kerugian mereka. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kredit bermasalah (NPL) pada tahun 2023, yang sebagian besar berasal dari pinjaman konsumtif yang digunakan untuk judi online. Data OJK menunjukkan bahwa NPL sektor konsumtif meningkat sebesar 18% pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan tingkat utang ini tidak hanya membebani keuangan pribadi, tetapi juga menimbulkan risiko bagi stabilitas sistem keuangan. Peningkatan NPL dapat mempengaruhi likuiditas perbankan dan pada akhirnya mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Jika tidak diatasi, peningkatan utang rumah tangga yang tidak terkendali dapat memicu krisis perbankan, yang akan berdampak lebih luas pada perekonomian.
Selain menguras pendapatan, judi online juga mengalihkan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk investasi produktif. Menurut laporan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan usaha kecil menurun sebesar 12% pada tahun 2023, sebagian karena alokasi dana yang dialihkan untuk judi online. Penurunan investasi ini menghambat inovasi dan pertumbuhan jangka panjang, memperlambat laju pembangunan ekonomi Indonesia.
Dampak Sosial dan Penurunan Produktivitas
Kemiskinan dan ketimpangan meningkatkarena judi online tidak hanya merugikan individu secara finansial, tetapi juga memperparah ketimpangan sosial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial (LPEM) Universitas Indonesia, keluarga yang terlibat dalam perjudian online cenderung mengalami penurunan kesejahteraan ekonomi sebesar 25% dalam lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran berlebihan untuk judi, yang mengarah pada pengabaian kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan antara kelompok yang terlibat dalam judi dan yang tidak terlibat meningkat, dengan kelompok yang terlibat dalam judi online cenderung jatuh ke dalam kemiskinan. Pada tahun 2023, tingkat kemiskinan di Indonesia meningkat menjadi 10,2%, naik dari 9,5% pada tahun 2022, dengan sebagian besar peningkatan ini terjadi di kalangan rumah tangga yang terlibat dalam perjudian online. Dalam jangka panjang, penurunan produktivitas dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghambat kemampuan Indonesia untuk bersaing di pasar global.
Jika tren perjudian online yang meningkat ini tidak segera diatasi, efek domino yang ditimbulkannya dapat memicu krisis ekonomi yang lebih luas. Bank Dunia telah memperingatkan bahwa Indonesia menghadapi risiko perlambatan ekonomi yang signifikan jika konsumsi dan investasi domestik terus menurun. Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah melambat yaitu dari 5,11% turun menjadi 5,05 (Kompas.com).
Dengan dengan demikian maka akan membuat Indonesia menuju potensi resesi yang semakin nyata jika faktor-faktor negatif ini terus berlanju dan tidak diambil tindakan yang cepat oleh pemerintah.
Judi online dapat memperburuk kondisi ini dengan mengurangi konsumsi rumah tangga, meningkatkan beban utang, dan menurunkan investasi produktif. Jika tidak ada intervensi yang efektif, Indonesia mungkin menghadapi resesi yang dalam, mirip dengan krisis yang dialami oleh negara-negara lain yang gagal mengendalikan perjudian.
Ketidakmampuan pemerintah untuk mengendalikan perjudian menyebabkan peningkatan utang rumah tangga dan penurunan konsumsi, yang pada akhirnya berkontribusi pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Jika Indonesia tidak mengambil tindakan yang tegas, ada risiko bahwa negara ini akan mengikuti jejak Yunani, dengan dampak yang merusak bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah penanggulangan denganpeningkatan regulasi sehingga pengawasan pemerintah perlu memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap perjudian online untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas. Ini termasuk memperketat pengawasan terhadap transaksi keuangan yang mencurigakan dan bekerja sama dengan lembaga internasional untuk mengatasi operasi judi online ilegal yang berbasis di luar negeri.
Selain itu, diperlukan peningkatan kerjasama antara lembaga pemerintah, seperti Kominfo, OJK, dan kepolisian, untuk memastikan penegakan hukum yang lebih efektif. Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online. Sosialisasi ini dapat melibatkan media, LSM, dan tokoh masyarakat untuk menyebarkan informasi tentang risiko finansial dan sosial yang terkait dengan perjudian. Dengan meningkatkan kesadaran publik, diharapkan masyarakat akan lebih berhati dalam menghadapi judi online. (Yohanes Robinsius Neno, Presidium Hubungan Perguruan Tinggi PMKRI Yogyakarta, Mahasiswa Program Pascasarjana STIE YKPN)
There is no ads to display, Please add some