Kabinet Gemuk, Saiful Huda: Dari Mana Anggaran untuk Menggaji Mereka?

beritabernas.com – Saiful Huda Ems (SHE), seorang Lawyer dan Analis Politik yang juga Aktivis ’98 menyebut kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka semakin terlihat gembrot, gemuk atau over size.

Betapa tidak, ada 48 Menteri, 56 Wakil Menteri dan 5 Kepala Badan sehingga total ada 109 personel di Kabinet Merah Putih Prabowo yang sudah dilantik pada hari Senin 21 Oktober 2024. Bahkan pada Selasa 22 Oktober 2024, Presiden Prabowo telah menambah dan melantik lagi beberapa pejabat negara di istana, hingga kabinet akan semakin terlihat gembrot, over size. 

Pertanyaannya, dari mana anggaran untuk menggaji mereka dan mendanai operasional kinerja kabinet di saat APBN sangat minim seperti sekarang? Mau jual aset atau kekayaan alam milik negara lagi seperti yang dilakukan Presiden Jokowi?

Menurut Saiful HUda, APBN kita sebesar Rp 3.000 triliun, masing-masing akan digunakan untuk membayar utang pemerintah sebesar Rp 1.000 triliun, transfer ke daerah-daerah sebesar Rp 1.000 triliun dan tersisa hanya Rp 1.000 triliun. “Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bisa berbuat apa dengan dana Rp 1.000 triliun?” tanya Saiful Huda dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Selasa 22 Oktober 2024.

Dengan banyaknya anggota kabinet dan kepala badan, menurut Saiful Huda, selain akan menyedot banyak anggaran, jumlah anggaran yang ada saat ini juga tidak cukup, kecuali mau obral lagi kekayaan alam. 

BACA JUGA:

Dikatakan Saiful Huda, pelantikan Kabinet Gembrot, “Over Size” ini juga direspon secara negatif oleh pasar perekonomian nasional dan internasional. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami penurunan drastis. Bila hal ini tidak menjadi catatan atau perhatian khusus dari Presiden Prabowo Subianto, maka keadaan perekonomian negara ke depan akan sangat berbahaya. 

“Presiden Prabowo dalam pidato kenegaraan tentang kepedulian pada rakyat miskin, tetapi ia sendiri memiliki rumah pribadi seluas 11 hektar dan menguasai jutaan hektar tanah milik negara di saat rakyat banyak yang miskin. Kalau benar Presiden Prabowo peduli pada rakyat miskin, dan bukan sekedar omon-omon, maka Presiden Prabowo tentunya akan menyerahkan sebagian harta miliknya, minimal 75 % untuk rakyat,” kata Saiful Huda.

Menurut Saiful Huda, menteri-menteri yang dilantik juga masih banyak yang bingung karena belum memiliki gedung kementerian tempat untuk bekerja. Sementara banyak juga pemda di negeri ini yang masih menyewa gedung untuk kantor.

“Saya mengatakan ini bukan berarti saya benci pada Pak Presiden Prabowo, melainkan hanya mengingatkan, betapa banyaknya problem negara yang sedang kita hadapi. Sayang sekali jika Pak Prabowo tidak menunjukkan keseriusan untuk memperbaiki keadaan negara. Saya ini rakyat biasa dan bukan musuh politik Pak Prabowo,” tegas Saiful Huda.

Karena itu, Saiful mengingatkan agar sebaiknya Presiden Prabowo meninjau kembali orang-orang yang tidak kredibel untuk dijadikan Menteri atau Wakil Menteri serta Kepala-kepala Badan, karena selain hanya sia-sia, hal itu juga hanya akan menguras anggaran belanja negara. 

Selain itu, menteri-menteri yang bermasalah dan tidak kompeten di bidangnya, sebaiknya ditinjau kembali dan diganti dengan orang-orang yang lebih kompeten dan relatif bersih dari masalah. Presiden Subianto juga sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan partai pemenang Pemilu agar menambah kekuatan dan dukungan.

Saiful Huda mengatakan bahwa trend negara maju dan modern justru merampingkan kabinetnya, bukan malah menggembrotkan kabinetnya. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *