beritabernas.com – Sebutan kampus hijau dan keberlanjutan bukan sekadar jargon atau simbol, namun perlu menjadi basis kebijakan untuk membangun budaya hijau. Sebab bila sekadar jargon atau simbol maka bisa jadi horison menjadi pendek, mulai dari mengumpulkan kewajiban, mengikuti narasi publik, perangkingan dan lain-lain.
Namun bila horison diperluas maka kita punya kebijakan yang lebih punya daya dorong jangka panjang. Karena itu, jadikan hijau dan keberlanjutan sebagai budaya bersama. Sehingga kita tidak terjebak pada simbolisme yang seringkali indah didengar, indah dibaca dan gurih untuk dirayakan.
Hal itu disampaikan Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD dalam acara Lokakarya Kelompok Kerja Infrastruktur dan Lingkungan Kampus: “Kampus Hijau sebagai Implementasi Lingkungan Berkelanjutan” di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr dr Sardjito MPH Kampus Terpadu UII, Rabu, 27 Juli 2022.
Lokakarya yang dibuka oleh Ketua UI GreenMetric World University Rankings Prof Dr Ir Riri Fitri Sari MSc MM ini diikuti ratusan rektor/pimpinan perguruan tinggi di Indonesia dan berlangsung dua hari hingga Kamis 28 Juli 2022.
Menurut Prof Fathul Wahid, forum lokakarya bisa menjadi ajang refleksi, saling tukar atau sharing pengalaman bagaimana membangun budaya hijau dan keberlanjutan di masing-masing perguruan tinggi agar bisa diterapkan di perguruan tinggi lain bila kondisinya memungkinkan.
Dikatakan, dengan menjadikan kampus hijau dan keberlanjutan sebagai basis kebijakan dan budaya bersama, maka hijau dan keberlanjutan bukan sekadar simbolisasi tanpa makna.
“Saya mengajak berpikir lebih jauh, tidak terjebak pada simbolisasi. Dengan demikian kita akan punya semangat kolektif yang luar biasa dan menjadi lebih fleksibel, lebih cair untuk menerjemahkan dengan beragam inisiatif, tidak terjebak pada jalur komando. Semua aktor, semua organisasi bersatu,” kata Prof Fathul Wahid.
Dikatakan,forum lokakarya sangat baik untuk saling belajar, saling sharing dan menjadi sumber inspirasi dan untuk lebih menguatkan lingkungan sekitar, peduli dengan lingkungan. Sekecil apapun inisiatifnya perlu diperluas dan diberi peluang untuk diapresiasi.
Sementara Dr-Ing Ir Ilya Maharika MA IAI, Dekan FTSP UII, mengatakan, salah satu peran perguruan tinggi adalah menjaga lingkungan. Karena secara keilmuan semua pasti akan bersinggungan dengan lingkungan hidup. Sehingga perguruan tinggi mestinya menjadi bagian dari laboratorium hidup dan dari sana kita membangun lingkungan hidup yang lebih baik.
Dikatakan, kita sering kali taken for granted, kita bisa hidup dengan kondisi yang ada saat ini. Padahal kalau melihat cara pandang yang dikembangkan di seluruh dunia bahwa kita yang hidup saat ini sebenarnya kita meminjam lingkungan hidup untuk anak cucu kita. Karena kita meminjam maka kita harus bertanggungjawab dan kalau pertanggungjawaban itu tidak kita lantangkan dan tidak kita dengungkan maka kita jadi lupa menjaga lingkungan hidup seperti apa untuk anak cucu kita. (lip)
There is no ads to display, Please add some