Keberadaan Kelompok Cipayung Plus UMBY: Hidupnya Idealisme Mahasiswa

beritabernas.com – Masa indah ketika SMA dan SMK yang penuh dengan canda dan tawa telah berlalu. Lantas apakah momen-momen kebahagiaan itu ikut berlalu. Jawaban atas pertanyaan itu pun langsung terbantahkan pada Kegiatan PKKMB Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) tahun 2024.

Pada momen ini ada kegiatan yang dinamakan Observasi Organisasi yang dilaksanakan pada 9 September 2024 di Amphitheater Kampus III UMBY. Kegiatan ini berlangsung selama satu jam dengan dipandu beberapa fasilitator pengurus organisasi eksternal yang ada di DIY.

Momen ini direspon dengan baik oleh teman-teman Kelompok Cipayung UMBY yang terdiri dari PMKRI, HMI, GMKI dan KMHDI. Mereka turut hadir dan menjadi fasilitator untuk mengenalkan organisasi eksternal kepada mahasiswa baru Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta tahun 2024.

Menurut Yuliadi, Gubernur BEMF Ilmu Komunikasi dan Multimedia UMBY tahun 2024, observasi organisasi sangat penting untuk kemudian disosialisasikan kepada maba (mahasiswa baru) angkatan 2024. Alasannya sederhana supaya maba lebih mengenal organisasi yang ada di kampus dan biar lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan kampus.

Peserta kegiatan pengenalan observasi organisasi. Foto: Istimewa

Hal ini disebabkan karena mahasiswa baru berada dalam masa transisi SMA/SMK ke dunia perguruan tinggi. Sedangkan dunia perkuliahan adalah ajang untuk membentuk karakteristik, kemandirian dan kedewasaan. Oleh karena itu organisasi diperkenalkan dari awal untuk melatih soft skill yang harus dikembangkan dalam setiap individu, karena setiap orang memiliki potensi dalam diri masing-masing.

Untuk itu perlu berkompetisi di dalam organisasi. Berbicara organisasi tentu sangat kompleks, salah satu contohnya yaitu memulai pembelajaran dari ruang lingkup pribadi hingga ruang lingkup kelompok. Selanjutnya ketika masuk organisasi banyak sekali teman yang berbeda pandangan dan pikiran.

Oleh karena itu, bagaimana kemudian cara memanajemen untuk menyatukan visi dalam organisasi agar terciptanya kerja-kerja kolektif untuk mencapai suatu tujuan organisasi itu sendiri. Maka manfaat observasi organisasi yakni supaya dapat memberikan gambaran nyata terhadap organisasi di dalamnya sekaligus membekali mereka masuk organisasi di tataran Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Gubernur Fakultas Ilmu Komunikasi & Multimedia (FIKOMM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta Yuliadi juga berangkat dari organisasi eksternal yang berkecimpung di Himpunanan Mahasiswa Islam (HMI). Adi juga sebagai pengurus HMI Komisariat Mercu Buana Yogyakarta tahun 2023-2024 sebagai Ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Kepemudaan (PTKP).

Menurutnya observasi organisasi sangat penting, sebab observasi organisasi menjadi pembekalan awal mahasiswa mengenal organisasi eksternal. Organisasi mahasiswa Islam pada zaman ini masih banyak ditemukan yang kurang memahami nilai-nilai HMI yang disebut, Iman, Ilmu, Amal. Ketiga unsur ini mengedepankan ajaran agama Islam dalam tataran organisasi mahasiswa untuk menghidupkan dan menegakkan prinsip dalam individu masing-masing.

BACA JUGA:

Oleh karenanya, observasi organisasi kalau bisa tidak cuma menunggu momentum PKKMB saja, akan tetapi bagaimana kemudian hadir ketika ada event-event besar di Universitas Mercu Buana Yogyakarta itu sendiri, agar mahasiswa melek terhadap organisasi dalam ruang lingkup perguruan tinggi. 

Rechardo Tumbilung,Ketua GMKI Komisariat Ester masa bakti 2024 berpendapat bahwa observasi organisasi merupakan pintu awalan untuk teman-teman mahasiswa baru melihat dari dekat tentang cara berorganisasi dan sejauhmana organisasi eksternal, dalam konteks inikami dari GMKI Komisariat Ester, yang telah berjalan.

Didasari dengan Visi GMKI Cabang Yogyakarta masa bakti 2024-2025 yaitu Restorasi Kolaborasi, dengan menitik beratkan kolaborasi sebagai perpanjangan tangan kita bersama teman-teman Cipayung Plus di Universitas Mercu Buana Yogyakarta untuk mengenalkan bahwa organisasi itu seharusnya seperti ini dengan berjalan atas landasan konstitusi yang kuat dan didasari dengan Iman Kepada Tuhan serta pola pikir yang terasah. Dengan beberapa hal ini ia yakin akan tercipta generasi kader yang mampu bersaing dalam medan layanan manapun.

Sementara Made Sayoga Prabaswara, Demisioner PC KMHDI masa bakti 2021-2023, mengatakan, suatu kebijakan yang apik yang dilakukan panitia LKTD 2024, karena melalui observasi organisasi, para mahasiswa/i tidak hanya mengetahui organisasi yang ada di internal kampus, tetapi menggali lebih jauh terkait dinamika yang terjadi di dalamnya.

Diharapkan, aktivitasnya tidak terhenti sampai di pengambilan data, namun dapat diolah data-data observasi tersebut menjadi sebuah kesimpulan yang dalam prosesnya terdapat diskusi, sehingga memunculkan pemahaman yang diharapkan dapat menjadi bekal bagi para mahasiswa/i baru ini dalam meneruskan estafet Kepemimpinan di organisasi mahasiswa di kemudian hari.

Kegiatan pengenalan observasi organisasi. Foto: Istimewa

Dengan semangat 3 benang merah PMKRI tak menyurutkan semangat kader PMKRI yang ada di Universitas Mercu Buana Yogyakarta dalam menyuarakan kebenaran yang hakiki mengenai hakikat organisasi.

Decky Kevin Pradekta selaku Koordinator PMKRI Komisariat UMBY berpendapat bahwa pengenalan organisasi kepada mahasiswa sangat diperlukan, karena adanya fenomena bahwa organisasi sudah tidak lagi digemari karena minimnya informasi mengenai organisasi yang berfokus pada kaderisasi.

Mungkin hal ini terjadi karena mereka tidak memahami secara komprehensif akan organisasi. Padahal menurut Kant (2003), pengetahuan manusia timbul dari dua sumber utama yaitu sensibility dan understanding yang saling berkaitan dalam mencapai sebuah pengetahuan.

Dengan adanya observasi organisasi diharapkan munculnya anak muda yang kritis dan tidak apatis terhadap lingkungan sekitar sehingga tercipta ekosistem yang beretika dan bermoral bagi generasinya.

Semoga mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta menjadi manusia yang mempunyai visi dan misi konkrit untuk membangun tanah airn Indonesia. Sesuai dengan pernyataan Kant mengenai subyektivikasi dan obyektivikasi pengetahuan agar tidak menjadi buta dan berat sebelah. Kant (2003), Thought without contents are empty, intuition without concepts are blinds. (Decky Kevin Pradekta, Rechardo Tumbilung, Yuliadi dan Made Sayoga Prabaswara)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *