Keluarga Besar Tamansiswa dan Disdikpora DIY Gelar Seminar Ambuka Raras Angesti Wiji

beritabernas.com – Sebagai puncak dari serangkaian kegiatan peringatan satu abad (100 tahun) Perguruan Tamansiswa, Keluarga Besar Tamansiswa bekerjasama dengan Disdikpora DIY akan menggelar seminar seri kedua tentang Ambuka Raras Angesti Wiji.

Seminar akan digelar di Hotel Tjokro Style Jalan Menteri Supeno Yogyakarta pada Kamis 10 November 2022 mulai pukul 08.00 wib.

“Bagi anda seniman, budayawan, pendidik, pemerhati seni dan budi pekerti, mari ikuti puncak akhir gelar peringatan seabad Tamansiswa oleh Keluarga Besar Tamansiswa bekerjasama dengan Disdikpora DIY. Segera merapat (KLIK & Isi Link PENDAFTARANNYA https://forms.gle/cnLkdnHPFxw7tg5a8 ): Seminar Seri ke-2: Ambuka Raras Angesti Wiji,” tulis Ki Listyo dikutip beritabernas.com dari akun Facebook Cak Lis.

Baca juga:

Menurut Pimpinan Laaboratorium Sariswara Tamansiswa ini, Ambuka Raras Angesti Wiji bermakna Kesenian Pepucuk Pendidikan. Posisi kesenian memang sangat istimewa di mata Ki Hadjar Dewantara, Pendiri Perguruan Tamansiswa. Bagi Ki Hadjar, kesenian bagian dari kebudayaan yang paling dekat pengaruhnya ke dalam jiwa manusia.

Dikatakan Cak Lis, dalam penerapannya, kesenian dipilih yang terbaik (sari puncak kebudayaan) dari masing-masing seni daerah yang bisa untuk mendidik budi pekerti. Ini menjadi landasan membangun kebhinnekatunggalikaan yang diharapkan menyatukan puncak-puncak sari kebudayaan dalam satunya kesatuan rasa berbangsa.

“Bak bunga yang harus disiram yang kelak akan menjadi buah, buah dari pendidikan dalam Sistem Amongnya Ki Hadjar adalah menjadi manusia bermanfaat. Dalam prosesnya inilah menuntun kemerdekaan jiwa (mandiri, tak terperintah, menertibkan dirinya sendiri). Posisi kesenian sangat penting dalam upaya pembentukan bunga yang kelak menjadi buah ini,” kata Cak Lis

Seminar ini juga akan menjadi rujukan tim perumus Pra-Kongres Pendidikan Kesenian ke-2 (yang pertama diadakan tahun 1954).

“Kesenian dalam pendidikan tidak ditujukan agar anak menjadi seorang seniman, namun kesenian untuk memupuk jiwa anak agar senantiasa dekat dengan keindahan dan kehalusan serta kepekaan rasa,” kata Cak Lis mengutip Ki Hadjar Dewantara. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *