beritabernas.com – Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta berkolaborasi dengan University of Southampton, United Kingdom (UK)/Inggris dan Indonesia Ramah Lansia (IRL) mengadakan program atau proyek yang berdampak (impact project) luas bagi masyarakat berupa kunjungan rumah bagi orang lanjut usia (lansia).
Program ini dilaksanakan oleh 14 pelaku di Jakarta dan Yogyakarta selama bulan Juni hingga September 2025. Di Jakarta, kegiatan ini dilakukan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta dengan melibatkan kader kesehatan di Kelurahan Kalianyar dan para pendamping dari komunitas Gereja Katolik Maria Bunda Karmel, Gereja Katolik Thomas Rasul dan Gereja Katolik Matias Rasul.
Sementara di Yogyakarta, program ini dijalankan bersama Organisasi Sosial (Orsos) Melati, Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras, Taman Lansia Ceria (TLC) Bethesda YAKKUM, Sakinah, Gereja Kristen Jawa (GKJ) Condongcatur, Yayasan KARINAKAS, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bersama Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) Semaki dan LLT Baciro, Salimah, Forum Komunikasi Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (Forkom LKS LU) DIY, Puskesmas Imogiri-I bersama kader Posyandu Lansia.

“Dengan pendekatan partisipatif, program ini membangun jembatan antara layanan kesehatan formal dan kebutuhan lansia di tingkat komunitas dampingan,” kata Dwi Endah Kurniasih, Direktur Indonesia Ramah Lansia (IRL) dalam Pertemuan Pemangku Kepentingan Kunjungan Rumah bagi Lansia di Gedung Wisanggeni Komplek Kepatihan Yogyakarta, pada Jumat 19 September 2025.
Dalam puncak kegiatan yang didukung oleh Komda Lansia DIY itu, Dwi Endah Kurniasih mengatakan, para relawan yang terlibat dalam program ini telah mengikuti pelatihan dengan 13 materi, mulai dari kesehatan fisik, perawatan dasar hingga komunikasi dengan lansia.
Setelah dibekali melalui pelatihan, relawan melakukan kunjungan rumah guna memberikan edukasi kesehatan, memantau kondisi lansia dan memberikan dukungan emosional dan praktis bagi lansia dan keluarga pengasuhnya.
Kunjungan rumah bagi lansia yang dilakukan oleh relawan terlatih tersebut, menurut Dwi Endah, dapat memperluas jangkauan dari layanan kesehatan primer untuk meraih lansia yang tidak dapat keluar rumah. Selain itu, melalui kegiatan kunjungan rumah bagi lansia, keluarga pengasuh lansia juga menerima saran tentang kualitas perawatan yang baik dan mendapatkan dukungan moral.
Dalam Pertemuan Pemangku Kepentingan Kunjungan Rumah bagi Lansia tersebut menghadirkan berbagai organisasi masyarakat, dinas terkait dan mitra internasional untuk mendiseminasikan hasil, berbagi pengalaman dari beragam komunitas dari beberapa lokasi pelaksanaan dampingan 14 lembaga/ komunitas, dan menyusun langkah tindak lanjut agar kunjungan rumah bagi lansia bisa dipertahankan serta diperluas.
Baca juga:
- Tim Dosen Teknik Mesin UII Merancang KrinKen, Alat Pemberitahuan Dini untuk Lansia dan Difabel
- Aplikasi Elder Care Monitor Memudahkan Pengguna Memantau Kesehatan Orang Lansia
- UII jadi Pionir Sekolah Lansia Berbasis Perguruan Tinggi di Indonesia
Dwi Endah Kurniasih menambahkan, program Impact Project: Kunjungan Rumah bagi Lansia menegaskan bahwa kunjungan rumah bukan sekadar layanan tambahan, tetapi kebutuhan nyata bagi lansia yang sudah tak dapat lagi keluar rumah. Dukungan dari relawan dan komunitas membuktikan bahwa pelayanan sederhana namun konsisten mampu meningkatkan kualitas hidup lansia sekaligus meringankan beban keluarga.
“Dengan berbagi wawasan dan keberhasilan dari penerapan kunjungan rumah di berbagai lokasi, kami berharap pembuat kebijakan dan organisasi masyarakat mempertimbangkan untuk menjadikan kunjungan rumah sebagai layanan standar bagi lansia guna meningkatkan kualitas perawatan dan kesejahteraan mereka,” tutur Dwi Endah Kurniasih.
Meningkat pesat
Menurut Dwi Endah Kurniasih, jumlah orang lanjut usia (lansia) di Indonesia meningkat pesat. Data statistik penduduk lanjut usia (Badan Pusat Statistik, 2021) menunjukkan bahwa 1 dari 7 orang di Jawa kini berusia di atas 60 tahun. Sebagian besar masih sehat dan aktif, tetapi banyak pula yang mengalami penurunan kondisi akibat sakit, jatuh atau demensia.

Sebagian lansia bahkan tidak bisa meninggalkan rumah (house-bound), dan beberapa sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan (care-dependent atau frail). Keterbatasan fisik atau kognitif itu membuat banyak lansia house-bound mengalami beberapa hambatan dalam menjangkau layanan kesehatan primer.
Dengan demikian, menurut Dwi Endah, program Impact Project: Kunjungan Rumah bagi Lansia merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Program hasil kolaborasi University of Southampton (Inggris), Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Jakarta) dan Indonesia Ramah Lansia (IRL) yang dilaksanakan pada Juni-September 2025 ini dilakukan oleh 14 pelaku program di Jakarta dan Yogyakarta pada bulan Juni hingga September 2025.
Selain dihadiri Prof Dr drg Yvonne Suzy Handajani MKM dari Pusat Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta dan Dwi Endah Kurniasih (Direktur Indonesia Ramah Lansia/IRL), dalam Pertemuan Pemangku Kepentingan Kunjungan Rumah bagi Lansia di Gedung Wisanggeni Komplek Kepatihan Yogyakarta, pada Jumat 19 September 2025, juga dihadiri Dr Elisabeth Schröder-Butterfill BA MSc DPhil dari Department of Gerontology Faculty of Social Sciences University of Southampton, United Kingdom (UK) dan Ketua Komda Lansia DIY. (lip)
There is no ads to display, Please add some