Mayjen TNI Fulad: Kemajemukan Harus Kita Kawal dan Rawat 

beritabernas.com – Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ideologi pada Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia Mayjen TNI Fulad S.Sos MSi menegaskan, kemajemukan di Indonesia yang bersumber dari Bhineka Tunggal Ika harus dirawat. Untuk itu, anggota DPR sebagai wakil rakyat, harus bisa mengawal dan merawat kemajemukan ini dengan baik, agar persatuan dan kesatuan Indonesia tetap terjaga.     

Hal itu ditegaskan Mayjen Fulad saat kegiatan pemantapan nilai-nilai kebangsaan kepada anggota DPR terpilih periode 2024-2029 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu 25 September 2024. Pria asal Gombong Kebumen ini mengisi materi tentang nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Bhineka Tunggal Ika. 

Mayjen Fulad mengemukakan, kemajemukan di negara Indonesia yang begitu luas, adalah hal yang unik . Di Indonesia dengan perbedaa agama, suku, jumlah pulau lebih 17 ribu, 99 ribu km lebih garis pantai, 7,9 juta km lautan dan lebih dari 655 bahasa yang ada, merupakan suatu kemajemukan yang harus dijaga. “Ini adalah sumber kekuatan bangsa kita, yang harus terus dijaga,” katanya.

Mayjen Fulad saat kegiatan pemantapan nilai-nilai kebangsaan kepada anggota DPR terpilih periode 2024-2029 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu 25 September 2024. Foto: Istimewa

Sesungguhnya, menurut Fulad, perbedaan adalah suatu anugerah yang disyukuri dan perbedaan adalah suatu rakhmat yang harus dipertahankan. Mayjen Fulad berpesan kepada anggota dewan, di tengah perbedaan itu, saat ini masih terjadi adanya kesenjangan sosial yang tajam.

“Oleh sebab itu, saya berharap kepada anggota dewan yang akan bertugas, bisa mempekecil kesenjangan sosial ini. Dan anggota dewan hendaknya bisa meningkatkan kesejahtraan masyarakat, agar kebhinekaan yang kita gaungkan bisa menjadi pondasi dan kekuatan. Karena kebhinekaan akan terus lestari manakala didukung oleh keadilan,” tegas Fulad yang pernah bertugas sebagai sekretaris militer di Dewan Keamanan PBB ini.

Di samping kesenjangan sosial, menurut Mayjen Fulad, ada kasus yang terjadi di masa lalu, misalnya kasus Ambon, Sampit, Lampung dan Papua Barat, bisa dijadikan cermin, agar tidak terjadi lagi.

BACA JUGA:

“Kesenjangan sosial yang ada dan peristiwa masa lalu, seyogyanya menjadi pelajaran yang berharga, jangan sampai terjadi lagi.  Karena sangat mahal untuk merajut kebhinekaan. Sangat mahal menjadikan Indonesia yang besar ini, kalau tidak dikelola dengan baik, bisa terjadi perpecahan. Maka untuk menyatukannya sangat mahal dan butuh waktu yang lama,” ujar Mayjen Fulad.

Green leadhership

Pada kesempatan itu pula, Mayjen Fulad juga menyinggung soal green leadership. Green Leadership adalah pemimpin yang peduli keberlanjutan ekologi dan sektor pertanian. 

“Ketika memberikan kuliah umum di Unsoed, saya tekankan green leadership merupakan  kunci sukses pemimpin Indonesia Emas 2045. Bagi saya, desa adalah masa depan Indonesia 2045,” tegas Mayjen Fulad. 

Mayjen Fulad menekankan, berbagai sektor di desa harus dikembangkan secara maksimal, dan masyaraktnya harus diberdayakan dengan berbagai keterampilan. Jika desa kuat, maka urbanisasi bisa dikurangi. “Jangan sampai desa hanya ramai saat lebaran saja, namun desa harus dikembangkan sebagai masa depan Indonesia 2045,” tegas Mayjen Fulad. (prasetiyo)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *