Media di Indonesia di Mata Peter Gontha: Semua Tanpa Tanggungjawab

beritabernas.com – Pengusaha ternama Peter Gontha menyampaikan kritik pedas terhadap semua jenis media di Indonesia, baik media minstream/pers secara umum, penggiat media sosial, para Youtuber, para Podcaster, media online dan pengamat politik.

Di mata Peter Gontha, semua media tersebut maupun para pegiat media dan pengamat politik tidak memiliki tanggungjawab dalam menyebarkan informasi.

Menurut Peter Gontha, begitu banyak tulisan dan karangan yang ia baca di media mainstream dan medsos terkait pertemuan Menteri Kemaritiman dan Investsi Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di London, Inggris, dimana Peter Gontha juga ada di antara mereka.

“Semua tanpa tanggung jawab. Ternyata mereka semua (media) PENGARANG SEJATI. Semua yang mereka tulis dan katakan merupakan isapan jempol dan karangan, asumsi yang nga ngerti diambil dari mana ceritanya,” tulis Peter Gontha dikutip beritabernas.com di akun instagramnya yang diunggah pada Rabu 18 Januari 2023.

https://www.instagram.com/petergontha/

Menurut Peter Gontha, setelah membaca tulis dan karang terkait pertemuan Luhut B Pandjaitan da Surya Paloh di London itu, ia sekarang baru mengerti dan mengalami, membaca dan melihat secara pribadi setiap hari, bagaimana framing dilakukan oleh penggiat media sosial, para Youtuber, para Podcaster, pers online, pers secara umum dan pengamat politik. “Semua tanpa tanggung jawab,” tulis Peter Gontha.

Penilaian atau kesimpulan Peter Gontha itu muncul setelah ia membaca tulisan dan karangan media yang bersumber dari postingannya di akun instagram tentang pertemuan Luhut Pandjaitan dan Surya Paloh di London.

Menurut Peter Gontha, setelah ia posting mengenai pertemuan Luhut B Pandjaitan dan Surya Paloh di London dimana mereka kebetulan berada pada saat yang sama, begitu banyak tulisan dan karangan yang ia baca di media mainstream dan medsos.

Ada yang bilang Surya Paloh nguber Luhut B Pandjaitan ke london, ada yang bilang Luhut omong begini-begitu, ada yang bilang mereka dulu mau tonjok-tonjokkan-an dan sebagainya. Ada juga yang bilang omong masalah kabinet dan pemerintajan dan sebagainya. Apa juga gunanya berita seperti ini? Ada yang bilang keduanya mempunyai kepentingan bisnis dan sebagainya.

Surya Paloh dan Luhut B Pandjaitan. Foto: IG@petergontha

Menurut Peter Gontha, mereka berdua adalah nasionalis sejati dan berkawan lama sejak Orde Baru dan Golkar.

“Saya satu-satunya orang yang ada di dalam pertemuan di London tersebut dan saya tahu apa yang dibicarakan. Dua-duanya pejuang yang ingin menyelamatkan bangsa kita dari perpecahan. Namun saya sekarang baru mengerti dan mengalami, membaca dan melihat secara pribadi, setiap hari, bagaimana framing dilakukan oleh penggiat media sosial, para Youtuber, para Podcaster, pers online, pers secara umum dan pengamat politik. Semua tanpa tanggung jawab,” kata Peter Gontha.

Dikatakan, ternyata mereka semua pengarang sejati. Karena semua yang mereka tulis dan katakan merupakan isapan jempol dan karangan, asumsi yang nga ngerti diambil dari mana ceritanya.

Menurut Peter Gontha, hanya Akbar Faisal yang menelpon dirinya dan menanyakan apa yang dibicarakan. “Saya katakan: Bang, semua yang ditulis di media dan dikatakan di Poscast karangan belaka dan secara ethis saya tidak bisa ungkapkan apa yang dibicarakan,” kata Peter Gontha seraya menambahkan bahwa
Akbar Faisal pun mengamini dan dapat menerimanya.

“KREDIBEL itu istilahnya untuk seorang Akbar Faisal,” kata Peter Gontha.

Ia pun berkesimpulan bahwa pantas saja negara dan masyarakat kita terpecah belah. “Merekalah penyebab dari keretakan bangsa kita ini. Bukan Gandjar, Bukan Anies, Bukan Prabowo, Bukan Mega, Bukan Jokowi, bukan LBP atau SP, tapi mereka yang mencari atau mencoba membuat panggung untuk menjadi tenar,” tegas Peter.

Ia pun mengajak masyarakat untuk merapatkan barisan, kucilkan pemeras dan mereka yang mencoba memecah belah dan mengkerdilkan bangsa demi uang dan kepentingan.

“Kedua tokoh ini masih hidup dan masih ada. Jadi silahkan saja konfirmasi kepada mereka, kalau ada yang punya akses dan mereka mau bicara, apakah omongan saya benar atau tidak!” kata Peter Gontha. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *