Media Memiliki Kekuatan untuk Membangun dan Mewujudkan Perdamaian Dunia

beritabernas.com – Wartawan atau media memiliki kekuatan untuk membangun dan mewujudkan perdamaian dunia. Tugas pokok media atau jurnalis adalah memberitakan kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Tidak peduli apapun latar belakangnya, itu tugas pokok wartawan, jurnalis dan media.

“Kami meyakini bahwa promosi yang lebih baik dan lebih luas atas pesan yang termuat dalam dokumen Dokumen Abu Dhabi akan mewujudkan perdamaian sejati dan harmoni di bumi ini secara nyata. Dibutuhkan banyak sukarelawan pecinta damai untuk membangun semangat persaudaraan sejati. Dokumen Abu Dhabi membutuhkan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari,” kata Mayong Suryolaksono, Ketua Delegasi Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) saat berpamitan dengan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo di Jakarta, Senin 1 November 2022.

Baca berita terkait: Berkunjung ke Vatikan, PWKI Awali Langkah Perdamaian Dunia

Untuk mengawali langkah upaya mewujudkan perdamaian dunia, PWKI akan melakukan kunjungan resmi ke Vatikan pada November 2022 ini.

Menurut Mayong Suryolaksono, kunjungan resmi PWKI ke Vatikan ini merupakan yang pertama setelah paguyuban ini didirikan pada tahun 2005. Tema yang diusung dalam kunjungan resmi ini adalah Journalists and Human Fraternity – Wartawan dan Persaudaraan Sesama Manusia.

Sementara Penasihat PWKI AM Putut Prabantoro mengatakan, kunjungan itu didasarkan pada amanat Pembukaan UUD 1945 tentang perdamaian dunia dan Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani pada Februari 2019.

Terkait dengan krisis global yang sekarang melanda dunia, Putut Prabantoro menjelaskan bahwa dunia harus bahu membahu untuk mengatasi krisis global terutama pangan dan energi. Sekalipun dirasa sulit, dunia tidak boleh merasa lelah dan harus mengupayakan perdamaian dan menyelesaikan konflik antara Ukraina dan Rusia.

Perwakilan delegasi PWKI berpamitan dengan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, Selasa (1/11/2022). Foto: Istimewa

Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945, warga negara Indonesia termasuk PWKI harus terlibat aktif dalam perwujudan perdamaian dunia.

“Dampak dari perang ini membuat dunia menderita. Kita semua prihatin atas apa yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, Indonesia harus berupaya menghindarkan perang yang lebih luas dan lebih besar lagi “ tambah AM Putut Prabantoro yang juga Taprof Bid. Ideologi dan Sosbud Lemhannas RI, dengan mengutip peribahasa Latin, Pax Melior Est Quam Iustissimum Bellum-Perdamaian itu lebih baik daripada perang seadil apapun,” kata Putut Prabantoro.

Menurut Putut Prabantoro, rencana kunjungan PWKI ke Vatikan ini diapresiasi Uskup Agung Jakarta, Kardinal Suharyo saat menerima perwakilan delegasi PWKI di Jakarta, Selasa (1/11/2022) malam. Kunjungan ini momennya tepat untuk menyuarakan perdamaian, menyuarakan persaudaraan di tengah konflik dan perselisihan di berbagai belahan dunia dengan latar belakang berbagai kepentingan. Dibutuhkan berbagai kelompok masyarakat di manapun untuk bersama-sama menyuarakan perdamaian.

Menurut Kardinal Suharyo, Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Sheikh Ahmad al-Tayyeb, Imam Besar Al Azhar pada 4 Februari 2019 di Uni Emirat Arab, harus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kondisi dunia saat ini.

Perang Rusia dan Ukraina adalah bukti di mana dokumen tersebut belum berpengaruh secara signifikan. Dokumen tersebut berjudul The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together atau Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *