beritabernas.com – Sekitar tahun 1980-an ke bawah, umat Katolik berziarah ke Gua Maria atau tempat ziarah lainnya dengan berjalan kaki. Selain karena sarana transportasi saat itu masih sangat terbatas, namun melakukan ziarah dengan berjalan kaki dengan jarak berapa pun saat itu, sebagai wujud dari penghayatan iman bahwa ziarah menuntut perjuangan, perngobanan dan penuh pengharapan.
Budaya atau kebiasaan itu ingin dihidupkan kembali oleh sebuah komunitas kecil dengan nama “Mlampah Ziarah” yang dipimpin Roni Romel. Menurut rencana, pada Minggu 24 Agustus 2025 mulai pukul 05.00, lebih dari 150 peserta yang sudah mendaftar akan melakukan ziarah dengan jalan kaki dari Tugu Yogyakarta menuju Gua Maria Sendangsono, Kulonprogo, DIY.
“Kami sangat ingin membagikan pengalaman membahagiakan, merasakan kedekatan dengan Tuhan, lebih mendalami iman Katholik secara hening dan diam dalam mlampah ziarah dan ingin kembali membudayakan ziarah jalan kaki untuk umat Katholik,” kata Roni Romel kepada beritabernas.com, Rabu 13 Agustus 2025.

Dalam pandangan Gereja Katolik, kata Roni Romel, ziarah adalah perjalanan rohani yang dilakukan dengan tujuan memperdalam iman, mencari bimbingan atau menghormati tempat-tempat suci yang berkaitan dengan Yesus, Maria atau orang-orang kudus. Ziarah bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengalami transformasi spiritual.
Ziarah, kata Roni, juga dapat dilihat sebagai perjalanan hidup itu sendiri, di mana peziarah menghadapi berbagai tantangan dan pengalaman yang pada akhirnya membantu mereka bertumbuh dalam iman. “Zarah dalam Katolik adalah perjalanan suci yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, memperdalam iman dan mengalami transformasi spiritual, baik secara pribadi maupun bersama komunitas,” demikian pemahaman iman Roni Romel.
BACA JUGA:
- Peringatan 85 Tahun KAS, Momen untuk Menyadari Jati Diri sebagai Komunitas Peziarah
- Romo dan Bruder dari Kongregasi SCJ Ziarah dan Studi Banding ke Columbarium Bantul
Roni Romel mengaku ide untuk menghidupkan kembali budaya jalan kaki ziarah ke Gua Maria atau tempat-tempat ziarah umat Katolik bermula dari kegemarannya melakukan ziarah jalan kaki dari Tugu Jogja menuju tempat-tempat ziarah di DIY, seperti Candi Ganjuran Bantul, Sendang Jatiningsih, Sleman dan Sendangsono, Kulonprogo. Kegemaran itu ia selalu bagikan melalui media sosial sehingga beberapa teman merapat dan melakukan peziarahan secara bersama dengan berjalan kaki.
Menurut Roni Romel, mulai dari situlah tersirat gagasan untuk membentuk sebuah komunitas kecil dengan nama “Mlampah Ziarah” yang berisikan teman-teman dengan panggilan kegemaran yang sama. Pada awal bulan Juli 2025 lalu, mereka bersepakat untuk mengajak teman-teman Katholik yang lain untuk bersama-sama berziarah jalan kaki dari Tugu Jogja menuju Sendangsono dengan nama kegiatan ziarah Walking Marathon de Sendangsono (WMSS).

Walking Marathon de Sendangsono (WMSS) yang pertama diselenggarakan pada 24 Juli 2025 dengan jumlah peserta ziarah 47 orang. Para peserta tidak hanya dari Jogja, tapi banyak juga yang datang dari luar kota Jogja, seperti dari Semarang (Jateng) dan Malang (Jatim).
“Puji Tuhan pada WMSS pertama bulan Juli kemarin berjalan dengan aman dan lancar tanpa kendala apapun. Walaupun ada beberapa peserta yang tidak berhasil menyelesaikan perziarahan dan terpaksa pulang menggunakan ojek, dan beberapa peserta yang kami jemput dengan kendaraan “relawan” karena alasan fisik sudah tidak kuat, meski jarak menuju Sendangsono tinggal beberapa kilometer lagi,” kata Roni.
Mengenai rencana ke depan, menurut Roni, kegiatan WMSS akan dilakukan setiap bulan, berapa pun jumlah peserta. Sementara untuk WMSS bulan Agustus ini akan diadakan pada 24 Agustus 2025 dengan jumlah peserta lebih dari 150 orang.

“Kegiatan ini tidak memungut biaya apapun, karena kami ingin mengutamakan kegiatan komunitas Mlampah Ziarah ini dengan semangat dari, oleh dan untuk anggota komunitas. Karena itu pulalah di antara dari kami para anggota, ada yang dengan rela menjadi “relawan” team support untuk memastikan seluruh perjalanan ziarah WMSS bisa berjalan dengan aman & nyaman,” kata Roni.
Kegiatan Mlampah Ziarah ini mendapat dukungan dan apresiasi dari Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS) Mgr Robertus Rubiyatmoko. Mgr Rubiyatmoko menilai komunitas Mlampah Ziarah patut didukung karena kegiatan ini untuk menghayati pertobatan sekaligus menghayati Tahun Yubileum yang penuh pengharapan supaya mendapatkan anugerah yang berlimpah.
“Silahkan bergabung dengan komunitas Mlampah Ziarah untuk menyatukan iman dan harapan guna mendapatkan anugerah idulgensi penuh pada tahun Yubileum ini. Saya dukung, semoga Tuhan selalu memberkati peziarah dari awal sampai akhir. Tuhan memberkati,” doa Mgr Rubiyatmoko. (lip)
There is no ads to display, Please add some