Oleh: Saiful Huda Ems (SHE)
beritabernas.com – Lembaga Dakwah PBNU baru-baru ini meminta pemerintah membuat regulasi soal pelarangan ajaran Wahabisme di Indonesia. Namun Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (SY) protes dan meminta Lembaga Dakwah PBNU agar tidak mengeluarkan statemen itu tanpa seizin Ketua Umum (KH Yahya Cholil Staquf) dan Sekjen (SY) serta Rais Aam PBNU (KH Miftakhul Akhyar).
Bagi saya protes Sekjen PBNU ini bukanlah semata soal penyimpangan prosedur organisasi yang dilakukan oleh Lembaga Dakwah PBNU sebagaimana yang mungkin SY maksudkan, melainkan alasan utamanya adalah ketidaksepakatan dari Sekjen PBNU (Saifullah Yusuf) itu sendiri soal pelarangan ajaran Wahabisme tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa sebagian warga NU (Nahdliyin) diduga sudah lama terinfiltrasi oleh pemikiran Wahabisme, khususnya di saat bangsa ini mulai terbelah secara ideologis semenjak adanya pembelahan pilihan politik menjelang Pilpres 2014 dan 2019.
Anasir-anasir FPI dan HTI diduga menyusup ke basis-basis Nahdliyin dari level bawah hingga atas (pejabat struktural NU khususnya di tingkatan ranting, cabang hingga wilayah atau provinsi). Karena itu, dapat kita semua lihat, betapa dahsyatnya gangguan terhadap kepemimpinan PBNU di masa kepemimpinan KH Said Aqil Shirad kala itu.
Kelompok politisi NU yang kalah dan tersingkir di Muktamar ke-33 NU di Pondok Pesantren Tebuireng, kala itu diam-diam menjadi kekuatan oposisi KH Said Aqil Shirad dan mereka itu di antaranya adalah Saifullah Yusuf (SY). Maka tidak heran jika SY yang kala itu menjadi kelompok oposisi hubungannya nampak mesra dengan kelompok Islam Politik khususnya dari unsur FPI dan HTI.
Mungkinkah karena hal tersebut, SY banyak terpengaruh oleh pemikiran Wahabisme, hingga ketika SY menjadi Sekjen PBNU tak mau menerima Lembaga Dakwah PBNU meminta pemerintah untuk membuat regulasi yang melarang penyebaran ajaran Wahabisme di negeri ini? Entahlah…
Namun nampaknya kita masih harus mau sejenak bersabar untuk melihat sejauh mana yang akan dilakukan oleh SY kemudian dalam menahkodai NU bersama Ketua Umum KH Cholil Yahya Staquf, yang merupakan kakak dari Menteri Agama RI Gus Yaqut Cholil Qoumas, dan yang biasa kita kenal sangat kritis terhadap ajaran Wahabisme.
Mampukah SY mempengaruhi Ketua Umum PBNU untuk menggeser komitmen dan konsistensinya yang selama ini nampaknya juga sangat keras menyikapi maraknya ajaran Wahabisme? Mari kita tunggu pergerakan politik SY selanjutnya. (Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer dan Pengamat Politik warga Nahdliyin Alumnus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang (1985-1991).
There is no ads to display, Please add some