Ini Cara Membuat Lansia Tidak Tergantung Orang Lain dan Mandiri Sepanjang Hayat

beritabernas.com – Keberadaan warga lanjut usia (lansia) di tengah publik harus menjadi perhatian khusus. Lembaga Indonesia Ramah Lansia (IRL) mencatat persentase jumlah lansia di DIY tertinggi nasional, sehingga membutuhkan kader guna mendampingi lansia agar mereka mandiri.

Hal tersebut disampaikan Executive Director IRL Dwi Endah kepada beritabernas.com di sela acara bertajuk Launching Pelatihan Home Visit pada Perawatan Jangka Panjang Lansia di pendopo Balai Budaya Wedomartani, Padukuhan Pokoh, Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Jumat 13 Januari 2023) siang.

Dwi Endah mengatakan keberadaan lansia acap kali membebani keluarga, yang akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan. Sehingga pihaknya perlu melatih anggota keluarga dalam merawat dan mendampingi para lansia. Di samping melatih lansia agar mandiri.

“Kalau lansia yang secara fisik masih aktif, mungkin tidak terlalu bermasalah. Karena masih bisa berjalan sendiri, ke posyandu sendiri. Bahkan bertandang dan bertemu dengan teman-temannya. Cukup dengan pengawasan saja,” terangnya.

Rektor Universitas Respati Prof.Dr.drg.Tri Budi W.,MS (duduk ketiga dari kiri) dan Gerontolog, University of Southamptom Assoc Prof.Dr.Elisabeth SB (duduk kedua dari kanan) bersama pendamping, kader dan lansia saat Pelatihan Kader Lansia di Padukuhan Pokoh, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Jumat (13/1/2023). Foto: Istimewa

Akan berbeda perlakuan jika yang dihadapi adalah lansia dengan keterbatasan gerak fisik. Misalnya hanya bisa berbaring dan rebahan saja. Maka, membutuhkan pendampingan khusus. Anggota keluarga dilatih untuk mendampingi. Ada olahraga khusus untuk lansia. Sehingga, jika ada keluhan kesehatan  tidak sedikit-sedikit ke rumah sakit. Jadi bisa saling menguatkan dalam satu keluarga.

Sesuai dengan UU nomor 13 tahun 1998 dikatakan lansia jika sudah berusia 60 tahun. “Target kami di IRL, menjadikan lansia mandiri sepanjang hayat. Sehingga tidak ada lagi lansia yang ketergantungan dan menjadi beban keluarga,” tegas Dwi Endah.

Executive Director Indonesia Ramah Lansia (IRL) Dwi Endah menargetkan tidak ada lansia yang ketergantungan dan mandiri sepanjang hayat, Jumat (13/1/2023). Foto: AG Irawan/beritabernas.com

Dukuh Pokoh, Wedomartani Sumartana menyambut gembira adanya sekolah lansia tersebut. “Berawal Program Pengabdian Masyarakat dari Unriyo Yogyakarta, di Padukuhan Pokoh ini sudah dirintis berdirinya posyandu lansia  dengan 11 kader pendamping lansia. Sedang lansianya ada 15 orang. Harapannya kader lansia ini bisa berkembang hingga ke tingkat kalurahan,” kata dia.

Saat ini di DIY ada 5.552 warga yang mengikuti sekolah lansia bersama IRL. Sekolah lansia juga sudah ada di 15 provinsi di Indonesia dengan jumlah siswa lebih dari 10.000 orang. Acara dihadiri pula oleh Gerontolog dari University of Southampton Assoc Prof.Dr.Elisabeth SB dan Rektor Universitas Respati Indonesia Prof Dr drg Tri Budi W,MS. (ag irawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *