Merawat Kebhinekaan, Komunitas Gusdurian Jogja Mengadakan Susur Banguntapan

beritabernas.com – Sebagai salah satu upaya untuk merawat kebhinekaan dan toleransi antar umat beragama,Komunitas Gusdurian Jogja melaksanakan agenda yang disebut Susur (Silaturahmi Saudara) Banguntapan. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah-rumah ibadah berbagai agama yang adadi wilayah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.

Dalam kegiatan Susur Banguntapan yang diadakan Minggu 30 Juni 2024, ada 4 rumah ibadah yang dikunjungi yakni Masjid As Salam Sorowajan, Gereja Kristen Jawa Karangbendo, Gereja Kristen Jawa Wonocatur dan Gereja Katolik Santo Mikael Pangkalan. 

Kegiatan Susur Banguntapan merupakan program yang sudah dilakuķan beberapa kali, tetapi dengan nama yang berbeda, yakni Jalan-Jalan Toleransi (Jalan Tol). Komunitas Gusdurian Jogja sendiri juga memiliki agenda Pendampingan Masyarakat Banguntapan.

Anggota Komunitas Gusdurian Jogja foto bersama di salah satu Gereja Kristen Jawa di Banguntapan.

Komunitas ini sudah pernah melakukan kegiatan Forum Grup Diskusi (FGD) bersama stakeholder di Banguntapan pada 18 Mei 2024. Dari salah satu poin diskusi pada FGD tersebut, muncul gagasan untuk melakukan Susur Banguntapan dan YouthCamp sebagai wadah pertemuan, perkenalan sekaligus peningkatan kapasitas, terutama untuk jejaring anak muda lintas agama di Banguntapan.

Dalam kegiatan Susur Banguntapan kali ini, tempat pertama yang dikunjungi adalah Masjid As Salam. Rombongan sampai di Masjid pukul 07.30 setelah jamaah Masjid As Salam melakukan Pengajian Umum Ahad Pon. Peserta Susur Banguntapan disambut Pengurus Takmir Masjid As Salam Dr H Hamim Ilyas yang merupakan tokoh Muhammadiyah Yogyakarta. 

Pada kesempatan itu, Hamim Ilyas banyak bercerita soal keragaman yang sudah sejak lama ada dan terjaga di Sorowajan. Selain itu, bercerita soal program-program masjid, sejarah renovasi dan pembangunan masjid serta tokoh yang mewakafkan tanah untuk Masjid. “Kita harus meneladani keikhlasan mereka,” pesan Hamim. 

Kemudian, Komunitas Gusdurian Jogja berkunjung ke Gereja Kristen Jawa (GKJ) Karangbendo. Rombongan tiba saat jemaat sedang melakukan ibadah pukul 08.50. Rombongan dipersilahkan ikut melihat proses ibadah. 

BACA JUGA:

Di GKJ Karangbendo, peserta Susur Banguntapan disambut Widiyanto Matheus, Majelis Pelaksana Harian (MPH) GKJ Karangbendo. Widiyanto menyambut baik dan senang sekali dengan kunjungan Gusdurian Jogja. Ia mengaku secara pribadi sudah dari dulu dekat dengan beberapa tokoh yang juga dekat dengan Gus Dur. 

Selanjutnya Komunitas Gusdurian Jogja berkunjung ke Gereja Kristen Jawa Wonocatur dan tiba di gereja itu pukul 10.50 saat jemaat selesai melaksanakan ibadah. 

Rombongan disambut dengan hangat. Tampak sekali Ibu-Ibu Pengurus Gereja senang sekali dengan kunjungan ini dan menikmati dialog. Bu Christy sebagai tokoh yang dituakan di Gereja itu bercerita tentang kekaguman dan hormatnya pada Gus Dur. Bagaimana Gus Dur banyak melakukan perubahan baik yang terasa bagi masyarakat.

Tempat terakhir yang dikunjungi dalam acara Susur Banguntapan ini adalah Gereja Katolik Santo Mikael Pangkalan. Rombongan yang tiba pukul 12.20 langsung disambut oleh Romo Martinus Joko Lelono Pr, Pastor Paroki Gereja Santo Mikael Pangkalan. 

Anggota Komunitas Gusdurian berkunjung ke Gereja Katolik Pangkalan. Foto: Istimewa

Di siang hari yang cukup terik ini, Romo Joko menyilahkan rombongan untuk istirahat, diskusi sambil menikmati es cimcau dan bakso. Dengan mata seolah tak mau berkedip melihat es cincau yang segar itu. rombongan menikmati santapan siang itu dengan khusyuk, yang dilanjutkan dengan dialog yang ‘berat’ lagi.

Dalam setiap sesi kunjungan, dialog dimulai dengan cerita dan paparan dari tokoh agama yang menyambut. Selanjutnya, dengan bentuk diskusi in-formal, sesi tanya jawab selalu berlangsung ramai, antusias dari para Gusdurian yang bertanya banyak hal membuat dialog hidup dan seru. 

Mendukung Susur Banguntapan

Cerita tentang keberagaman, hubungan antar pemeluk agama, konsep dan filosofi bangunan Gereja, musik, paham keagamaan, sampai kehidupan sosial masyarakat di Banguntan. Para pengurus rumah ibadah sangat mendukung agenda Susur Banguntapan dan siap mendukung agenda YouthCamp yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 2024.

“Teruslah melaksanakanagenda merawat keberagaman seperti ini, menanam kebaikan. Syukur akan berbuah, berdampak manis di kemudian hari. Jadilah lilin dalam gelap. Tebarlah kedamaian,” pesan Bu Christy. (Fikri Syarif, Anggota Komunitas Gusdurian Yogyakarta)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *