beritabernas.com – Hidup adalah suatu masa penantian. Yesus bersabda: Berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Masa penantian menjadi bermakna manakala kita mengisinya dengan kesetiaan, ketekunan dengan melaksanakan sesuatu yang baik meski sederhana atau setia dengan perkara-perkara kecil ketimbang penyesalan di akhir.
Baca:
- Penyuluh Katolik & Kristen Melayani Firman di Mirota Kampus Simanjuntak
- Penyuluh Katolik dan MMK Gelar Misa Paskah di Rutan Kelas 2A Wirogunan Yogyakarta
Hal itu disampaikan Rm Yohanes Capistrano S Lobi Pr yang biasa disapa Romo Sartje, Imam Keuskupan Agung Ende (KAE) yang sedang Studi di Universitas Sanata Dharma (USD), dalam misa Misa Kudus di Gereja Hati Kudus Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2A Wirogunan Yogyakarta pada Kamis 28 Agustus 2025.
Dalam misa yang bertepatan dengan pesta nama Santo Agustinus itu, Romo Sartje mengatakan bahwa Santo Agustinus merupakan seorang Uskup dan Pujangga Gereja. Ada 3 hal yang perlu dipelajari dari tokoh gereja tersebut.

Pertama, meskipun masa lalunya kelam namun Tuhan dapat mengubahnya. Kedua, kekuatan doa yang memiliki daya ubah. “Di sini meski dikelilingi tembok yang tinggi, terali besi dan lain-lain namun hati tetap merdeka untuk berdoa, berbuat baik dari hal-hal sederhana,” kata Rom Sarrtje seraya mengajak umat untuk belajar dari pribadi Santo Agustinus yang mau bertobat.
Ketiga, meski dunia melihatnya dengan sebelah mata namun Tuhan melihat dengan kasih dan pengampunan.
Misa kudus yang diadakan Penyuluh Agama Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta ini diikuti 35 orang dengan rincian 31 Warga Binaan (Wabin), 2 Suster Charitas (FCh) dan 2 Penyuluh Agama Katolik yakni Roland Modestus Jemuru SS dan Edelbertus Jara S.Fil. (Edelbertus Jara)
There is no ads to display, Please add some