beritabernas.com – MTsN 3 Bantul berhasil meraih penghargaan bergengsi tingkat Provinsi DIY berupa peringkat 2 Sekolah Adiwiyata berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 303 tanggal 1 September 2025. Penghargaan berupa piala, piagam dan uang pembinaan tersebut diserahkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kusno Wibowo ST MSi dan diterima Kepala Madrasah Surini SPd MPd di Ruang Rapat Aula Jati DLHK DIY, Selasa 23 September 2025.
Menurut Kusno Wibowo, penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang telah berkomitmen serta berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Sebelum itu pihaknya telah melaksanakan verifikasi Program Adiwiyata dan Program Kampung Iklim (ProKlim) tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2025.

“Adiwiyata ini dapat membentuk perilaku peduli lingkungan pada warga sekolah, menghemat sumber daya dan energi dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sehat dan indah,” imbuh Kusno.
Sementara Surini menyampaikan rasa syukur tak terhingga atas penghargaan yang telah diterima madrasah yang diampunya. Semua wara madrasah memiliki andil besar atas prestasi tersebut.
“Saya berharap setelah meraih penghargaan Adiwiyata ini, semoga MTsN 3 Bantul dapat mempertahankan predikat ini dan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah/madrasah lain,” kata Surini.
Pengurus Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) Bantul yang juga Guru MTsN 3 Bantul Sutanto meyakini bahwa dengan raihan prestasi akan membawa konsekuensi semakin berat yaitu menyiapkan diri maju ke level nasional.
Baca juga:
Mau tidak mau segenap warga madrasah mesti berperan aktif konsisten menjaga lingkungan madrasah tetap terjaga kebersihan lingkungannya, sampah terkelola dengan baik, sisa makanan termanfaatkan, tanaman semakin variatif.
“Semakin tinggi level yang ingin diraih, semakin kompleks yang mesti dipersiapkan. Namun dengan kerjasama semua akan terasa ringan,” imbuhnya.
Dalam pengelolaan sampah, saat ini madrasahnya membuat unggulan berupa pembuatan eco enzyme dengan memanfaatkan sisa buah/sayur dan komposting menggunakan ember tumpuk. Dengan program tersebut dapat menjadi solusi mengurai permasalahan sampah organik. (lip)
There is no ads to display, Please add some