Pastor Paroki Babadan Mendorong Pengurus DPP Pleno untuk Terus Mengembangkan Semangat Sinodal

beritabernas.com – Pastor Paroki St Petrus dan Paulus Babadan Romo Antonius Saptana Hadi Pr mendorong pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) Pleno Babadan untuk terus mengembangkan semangat Sinodal atau berjalan bersama dengan lungguh (duduk), rembugan (berembug), mutuske (memutuskan), nandangi (mengerjakan), ngragati (membiayai), donga (doa) dan mensyukuri bareng (bersama).

Sebab, semangat Sinodal inilah yang dikembangkan Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko dalam pelayanan untuk mewujudkan Gereja yang bahagia, menginspirasi dan menyejahterakan sesuai Arah Dasar (Ardas) IX Keuskupan Agung Semarang tahun 2026-2030.

Baca juga:

Hal itu disampaikan Romo Antonius Saptana Hadi Pr yang biasa disapa Romo Sapto dalam acara pembekalan pengurus DPP Pleno Babadan periode 2026-2028 di Aula Gereja St Petrus dan Paulus Babadan, Minggu 23 November 2025. Dewan Partoral Paroki (DPP) Pleno adalah pengurus yang dipilih umat, dilantik Uskup/Romo Vikep di depan umat, bertanggung jawab dalam pelayanan, memajukan gereja dengan semangat Uskup sebagai gembala setempat.

Dalam mengembangkan semangat Sinodal atau berjalan bersama itu, menurut Romo Sapto, para pengurus DPP Pleno harus melangkah bersama Uskup dengan Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (Rikas), Arah Dasar (Ardas) dan aneka pedoman.

Dengan semangat Sinodal atau berjalan bersama itu pula, para Pengurus DPP Pleno menjalankan semangat pembaruan. Romo Sapto meminta pengurus DPP Pleno Babadan agar tidak mengembangkan atau bahkan menghindari mentalitas seperti kemalasan rohani, pendangkalan rohani, karakter mutungan /mogok, tidak peduli umat dan pelayanan, tidak berani berkorban/repot, minta dimaklumi, melayani tidak dengan hati dan masih tingkat kewajiban, LPJ tertunda atau tidak dikerjakan.

Paulus Mujihartono, Ketua Tim Progamasi Paroki Babadan, saat menyampaikan sosialisasi Ardas IX (2026-2030) dan nota pastoral pada acara pembekalan Pengurus DPP Pleno Babadan, Minggu 23 November 2025. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dengan mengutip Injil Matius 9:17 tentang pembaruan, Romo Sapto menjelaskan makna ayat Injil 9:17 tersebut. Dikatakan, yang dimaksud anggur baru dan kantong kulit baru dalam ayat Injil tersebut adalah pembaruan rohani (mentalitas, semangat, habitus). Sedangkan kantong kulit tua/lama adalah tradisi lama yang jadul, mandeg, kaku, tidak mau berubah.

“Jadi, kita terus menerus mengalami kebaharuan, adaptasi dan ambil pilihan bijaksana. Hindari kebiasaan-kebiasaan lama yang menghambat semangat pelayanan,” kata Romo Saptana Hadi.

Sementara Paulus Mujihartono, Ketua Tim Progamasi Paroki Babadan, yang membawakan materi tentang Ardas IX (2026-2030) dan nota pastoral, mengatakan, Ardas IX yang berlaku mulai 1 Januari 2026 sampai dengan 31 Desember 2030 juga menegaskan semangat sinodalitas dan kesejahteraan bersama.

Paulus Mujihartono yang akrab disapa Paul menjelaskan makna tagline Ardas IX yakni menjadi Gereja yang Bahagia, Menginspirasi dan Menyejahterakan. Bahagia berarti sukacita Injil dan relasi kasih. Perasaan positif dan terpenuhinya kebutuhan material, emosional, sosial dan spiritual.

Sedangkan menginspirasi bermakna mengambil langkah pertama pewarta Injil: menjadi tanda harapan dan pembaruan hidup bersama. Sementara mensejahterakan bermakna memperjuangkan kesejahteraan yang berkeadilan bagi semua, terutama KLMTD (Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel).

Dari kiri ke kanan: Titus Odong Kusumajati, Sudi Mungkasi, Benedidictus Setya Budi, Romo Dadang Hermawan Pr, Romo Antonius Saptana Hadi Pr, Romo Aloysius Dwi Prasetyo Pr dan Paulus Mujihartono. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dalam konteks pelayanan sosial keagamaan, khususnya Gereja Katolik, KLMTD merujuk pada kelompok masyarakat yang membutuhkan perhatian dan bantuan khusus. Kecil mengacu pada masyarakat dengan kondisi kecil atau terpinggirkan secara ekonomi dan sosial. Lemah merujuk pada kelompok yang rentan dan tidak memiliki kekuatan. Miskin meliputi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tersingkir merujuk pada mereka yang sering terpinggirkan atau tidak memiliki akses ke fasilitas publik dan Difabel menggambarkan individu dengan disabilitas atau cacat tubuh.

Selain Romo Antonius Saptana Hadi dan Paulus Mujihartono, juga tampil sebagai pemateri dalam acara pembekalan Pengurus DPP Pleno Babadan tersebut adalah Romo Dadang Hermawan Pr (Anggota Dewan Harian Kevikepan Jogja Timur) tentang tata penggembalaan dan reksa pastoral, Romo Aloysius Dwi Prasetyo Pr (Pendamping Paguyuban Sekretariat Kantor Paroki Kevikepan Jogja Timur) tentang tata kelola administrasi) dan Benedidictus Setya Budi SE QIA (Staf Ekonomi KAS) tentang tata kelola keuangan. Acara pembekalan yang dihadiri sekitar 200 peserta tersebut dibuka oleh Wakil Ketua DPPH Paroki Babadan Titus Odong Kusumajati. (phj)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *