Pemerintahan Prabowo Masih Seumur Jagung, Saiful Huda: Tak Bijaksana Mengkritisi Sekarang

beritabernas.com – Saiful Huda Ems, Lawyer dan pengamat politik, berpendapat tidak bijaksana untuk menilai dan mengeritik/mengkritisi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sekarang karena masih berusia seumur jagung.

Kalau sekarang tak banyak yang mengeritik/mengkritisi bukan berarti takut tapi karena memberi kesempatan kepada Presiden Prabowo untuk mewujudkan program-program kerja sesuai janjinya saat kampanye.

“Orang seperti saya dan bisa jadi kawan-kawan lainnya tidak mau bicara banyak soal Presiden Prabowo bukan karena kami takut, tapi semata-mata karena memberi waktu bagi Presiden Prabowo untuk membuktikan janji-janji kampanyenya. Usia pemerintahan Prabowo baru seumur Jagung, sehingga sangat tidak bijaksana kalau di usia pemerintahan yang masih pendek ini kami nilai atau kritisi,” kata Saiful Huda Ems, Senin 17 Pebruari 2025.

Bahkan dalam banyak hal, menurut Saiful Huda, kebijakan keliru dari Pemerintahan Prabowo tidak datang dari Presiden Prabowo sendiri, tapi malah dari para menteri titipan Jokowi. Misalnya, kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg beberapa waktu lalu bahkan hingga sekarang, jelas bukan kesalahan Presiden Prabowo melainkan kesalahan Menteri ESDM Bahlil Lahadahlia, yang merupakan menteri titipan Jokowi.

Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer, Jurnalis, Analis Politik dan Aktivis ’98. Foto: Dok pribadi

Namun diakui atau tidak, menurut Saiful Huda, Presiden Prabowo Subianto merupakan presiden terlemah sepanjang sejarah Republik Indonesia. Karena belum ada satu pun dalam sejarah, Presiden masih memiliki ketergantungan dukungan besar dari presiden sebelumnya, kecuali Pak Presiden Prabowo yang masih memiliki ketergantungan dukungan dari Jokowi.

Tidak ada pula presiden yang begitu tidak percaya diri kecuali Presiden Prabowo, sehingga ia harus mengangkat ratusan menteri plus wakil menter yang menghabis-habiskan anggaran keuangan negara. Celakanya lagi, sebagian besar menteri-menteri dan wamen-wamen yang diangkat itu merupakan menteri dan wamen titipan Jokowi.

“Presiden Prabowo sangat kasat mata banyak dibayang-bayangi oleh Jokowi, maka jangan heran menteri-menteri di kabinet Prabowo yang tidak becus bekerja, tidak ada satu pun yang direshuffle oleh Presiden Prabowo. Ini menjadi satu bukti bahwa Presiden Prabowo masih takut pada mantan Presiden Jokowi,” kata Saiful Huda.

Dikatakan, rakyat kritis di negeri ini sangat bijaksana, tidak main srudak sruduk menyerang Presiden Prabowo. Mereka masih berusaha menahan diri untuk mengkritisi total pemerintahan Prabowo, bukan karena takut pada Prabowo, tapi karena selain masih bersedia memberi hormat pada Presiden Prabowo, juga masih memberi kesempatan bagi Presiden Prabowo untuk membuktikan janji-janjinya yang ingin mensejahterahkan rakyat.

“Masih terlalu dini bagi kami untuk menilai kinerja Presiden Prabowo, namun untuk menilai Jokowi itu sudah sangat perlu bahkan sebetulnya agak terlambat. Manipulasi hukum dan penjarahan kekayaan sumber daya alam, sudah banyak dilakukan oleh Jokowi dan sudah banyak yang mempersoalkannya,” kata aktivis 1998 ini.

Menurut Saiful Huda, rakyat kritis di negeri ini hanya menginginkan bagaimana para penegak hukum memproses secara cepat dan tidak lagi fokus memproses hukum pada kasus-kasus kecil yang sama sekali tidak merugikan keuangan negara, sebagaimana kasus kriminalisasi pada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

“Saya ingin sekali memberi pesan pada Presiden Prabowo bahwa percayalah orang-orang seperti kami ini tidak memiliki ketakutan sedikit pun pada resiko perjuangan karena sudah puluhan tahun kami berjalan menuju kematian, yang berarti kami selalu siap menerima resiko terberat dari perjuangan kami,” tegas Saiful Huda.

Ia mengaku menahan diri untuk tidak mau mengkritisi kinerja Presiden Prabowo karena selain masih hormat pada Prabowo, juga karena masih ingin sebisa mungkin membantu kesuksesan perjuangan Presiden Prabowo Subianto dalam usaha mensejahterahkan rakyat.

BACA JUGA:

“Namun jika ke depan masih tidak terlihat ada perubahan apa pun yang jauh lebih baik di negeri ini, sementara Presiden masih saja bermain-main dengan Jokowi yang terbukti banyak melakukan penyimpangan, tentu orang seperti saya dan kawan-kawan akan berpikir lagi untuk melakukan tindakan yang lebih tepat dan proporsional,” kata Saiful Huda.

Sementara terkait pernyataan Jokowi pada puncak acara HUT ke 17 Partai Gerindra di SICC Bogor, Sabtu (15/2/2025), yang menyebutkan bahwa ‘tidak ada presiden yang sekuat dengan Prabowo di dunia ini. Karena dukungan yang begitu besar baik dari parlemen maupun dari rakyat, tidak ada pihak yang berani mengkritik Prabowo. Yang jadi sasaran adalah Jokowi, sedikit-sedikit Jokowi, sedikit-sedikit Jokowi, sedikit-sedikit Jokowi”, Saiful Huda menilai hal itu bisa diartikan untuk memprovokasi rakyat agar mau melawan Prabowo dan tidak hanya melawan dirinya atau bisa juga dimaksudkan untuk menjilat Presiden Prabowo Subianto.

“Terus terang apa yang diucapkan oleh Jokowi ini bagi saya bukanlah ucapan seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, melainkan jiwa pengecut yang lebih menggandrungi konflik daripada kedamaian. Manusia yang memiliki jiwa kepemimpinan itu lebih suka bicara tentang ide-ide besar, visioner dan mau mendengar kritik untuk dijadikan introspeksi bagi dirinya sendiri. Namun manusia pecundang lebih suka merespon kritik dengan membenturkan kritik (dari masyarakat) itu, pada orang yang dianggapnya lebih kuat,” kata Saiful Huda. (*/lip)

.


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *