beritabernas.com – Prof Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Indonesia, mengatakan, perguruan tinggi memiliki peran kunci dalam perekonomian dan perkembangan Artificial Intelligence (AI). Dalam hal ini, universitas menghasilkan knowldge atau pengetahuannya dan untuk ini perlu ada strategi yang tepat.
Hal itu disampaikan Prof Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Indonesia, kepada wartawan usai menjadi pembicara kunci dalam P2A 9th Annual General Meeting: Menguatkan Kolaborasi Pendidikan Tinggi ASEAN di Era AI yang diadakan UII di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Kamis 20 November 2025.
Passage to ASEAN (P2A) 9th Annual General Meeting ini merupakan sebuah forum strategis tahunan yang mempertemukan para pemimpin pendidikan tinggi se-ASEAN untuk merumuskan arah kolaborasi di era transformasi digital dan kecerdasan buatan.
Menurut Prof Stella Christie, AI banyak sekali menyumbangkan program ekonomi di ASEAN. Lalu, apa yang bisa disumbangkan perguruan tinggi karena segala sesuatu mengenai AI dilahirkan dari universitas, terutama dari inovasi teknologi dan pengetahuan. Dalam hal ini, universitas punya peran bukan hanya penting tapi kunci terhadap perekonomian dan perkembangan AI.

Namun, universitas tidak bisa bekerja sendiri tapi harus berkolaborasi karena nilai investasi dalam pengembangan AI sangat besar. “Kita di ASEAN punya 150 perguruan tinggi yang bisa berkolaborasi dalam melakukan inovasi teknologi dan pengetahuan,” kata Stella Christie seraya menambahkan bahwa universitas harus mampu menghasilkan talenta-talenta yang jago cyber.
Dalam pertemuan tahunan yang merupakan hasil kolaborasi erat antara UII dan P2A Secretariat yang berbasis di Duy Tan University, Vietnam ini juga dihadiri Dr Hang Le, Director of P2A Secretariat, yang turut berperan penting dalam perumusan arah, penyelarasan program dan penyiapan peta jalan jaringan P2A ke depan.
Menurut Dr Wiryono Raharjo, Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII sekaligus P2A Director for Entrepreneurship and Innovation, P2A merupakan jaringan pendidikan tinggi ASEAN yang berfokus pada fasilitasi mobilitas mahasiswa, kolaborasi akademik dan pertukaran budaya, dengan visi membangun One Vision, One Identity, One Community. Saat ini, P2A menaungi 140 universitas anggota dari Vietnam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand dan Singapura.
Baca juga:
- Bangun Ekosistem Hukum Terintegrasi Berbasis Teknologi, FH UII Meluncurkan Law UII App
- Workshop International Research Grants, Cara FH UII Mencetak Kolaborasi dan Inovasi Riset Dunia
Dalam acara yang dihadiri oleh 79 perwakilan anggota P2A se-ASEAN dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Prof Setyabudi Indartono PhD ini,Dr Wiryono menegaskan bahwa forum ini merupakan momentum penting bagi institusi pendidikan kawasan untuk bersama-sama menavigasi dinamika besar yang dibawa oleh perkembangan teknologi baru.
“UII merasa terhormat menjadi tuan rumah bagi P2A 9th AGM. Forum ini bukan hanya mempertemukan para pemimpin dan praktisi pendidikan, tetapi juga menjadi ruang untuk menyusun langkah nyata menghadapi transformasi pendidikan tinggi di era AI. Kolaborasi lintas negara adalah fondasi penting untuk membangun ekosistem pendidikan ASEAN yang kompetitif dan adaptif,” kata Dr Wiryono.
Pertemuan dua hari ini diorganisir oleh Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (KUI) UII, dengan rangkaian agenda yang meliputi sesi pleno, dialog bersama perwakilan industri seperti Microsoft dan Samsung R&D Institute Indonesia, MOU Signing Ceremony, hingga ASEAN AI Council Meeting. Seluruh agenda dirancang untuk memperkuat jejaring, mengakselerasi program mobilitas mahasiswa, serta membuka peluang kolaborasi riset di bidang-bidang strategis.

Ketua Tim Penyelenggara Dr Dian Sari Utami, Direktur Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII, menekankan bahwa dukungan seluruh pihak, baik dari Kemdiktisaintek, Sekretariat ASEAN, industri, maupun perguruan tinggi anggota P2A memberikan energi baru bagi perluasan jaringan P2A ke depan, khususnya penguatan transformasi digital melalui penerapan kecerdasan buatan di institusi pendidikan tinggi.
“Kami berkomitmen memberikan pengalaman terbaik bagi seluruh delegasi P2A. Kehadiran para pemimpin regional, termasuk dukungan Prof. Stella Christie, memperkuat misi bersama untuk memajukan mobilitas, meningkatkan kapasitas institusi, serta membuka peluang kolaborasi lintas negara. Pertemuan ini menegaskan posisi UII sebagai mitra strategis dalam ekosistem pendidikan ASEAN,” ujar Dian.
Dengan partisipasi aktif perwakilan dari kementerian, P2A Secretariat, ASEAN Secretariat, dan berbagai universitas mitra, pertemuan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi, strategi kolaboratif, dan program lanjutan yang akan dijalankan bersama pada tahun 2026. (phj)
There is no ads to display, Please add some