beritabernas.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan nyaman dengan melakukan rebranding terhadap depo sampah di berbagai titik. Upaya ini mencakup perombakan konsep depo yang sebelumnya identik dengan kesan kumuh menjadi kawasan yang lebih tertata, bersih dan asri.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan bahwa penataan ulang depo sampah tidak hanya sebatas pengelolaan sampah, tetapi juga menghadirkan nilai estetika di sekitarnya.
“Selain penghijauan, kebersihan lingkungan juga menjadi prioritas. Pemerintah berkomitmen untuk menata ulang kawasan depo, termasuk membersihkan sampah, menata kawasan sekitar dan jika diperlukan, membangun taman agar lingkungan semakin nyaman,” kata Hasto Wardoyo saat memimpin penanaman pohon di sekitar depo, Senin 10 Maret 2025.
Menurut Hasto Wardoyo, energi positif harus diciptakan supaya depo menjadi tempat yang tidak njelei (tidak bagus). Ketika ada tanaman, jadinya ada energi positif lebih kuat. Kita bisa mengubah tempat sampah yang kotor menjadi enak dipandang

“Ada 14 depo besar yang kami targetkan dapat dikosongkan sebelum Lebaran, seperti depo utama Pringgokusuman dan Mandala yang menjadi prioritas. Sementara depo lainnya tidak sebesar itu sehingga cukup aman,” kata Hasto Wardoyo yang juga mantan Kepala BKKBN Pusat ini.
Hasto mengungkapkan akan terus mengambil langkah strategis untuk menjaga kelancaran outlet sampah dan mengurangi timbunan sampah sejak dari sumbernya. Hal ini sebagai upaya mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks.
“Besok pagi, kami akan mengunjungi Bantul, untuk memastikan Pemkot Yogya bisa bekerjasama dalam pengelolaan sampah. Selain itu, pemanfaatan TPA Piyungan yang kapasitasnya semakin terbatas akan dioptimalkan, juga menyiapkan dan membangun pengolahan di Sitimulyo,” kata Hasto.
Hasto menambahkan, selain menjaga outlet pembuangan, upaya pengurangan sampah sejak dari sumbernya juga terus digalakkan. Pihaknya menargetkan berbagai institusi seperti sekolah, pasar, dan puskesmas untuk mulai mengelola sampahnya sendiri.
“Kami ingin mencegah penumpukan sampah dengan mengoptimalkan pengelolaan di masing-masing unit. Saya realistis karena puskesmas dan rumah sakit telah memiliki sistem pengolahan limbah sendiri. Sekolah juga memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan, serta banyak institusi lain yang berinisiatif mengelola sampahnya secara mandiri,” kata mantan Bupati Kulonprogo ini.
BACA JUGA:
- Ganjar Pranowo Siap Membantu Tuntaskan Persampahan di Wedomartani
- Mahasiswa KKN UII Ciptakan Alat Optimasi Mesin Pembakar Sampah di Kelurahan Purbayan
- Forum Komunikasi Rakyat Penggerobak Sampah jadi Mitra Pemerintah Atasi Masalah Sampah
Pihaknya juga menggalang sektor perhotelan untuk memastikan mereka mampu mengelola sampah secara mandiri, sehingga dapat mengurangi sampah dari sumbernya. Masyarakat juga didorong untuk memilah sampah serta menerapkan solusi seperti ember tumpuk, biopori, dan bank sampah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono mengungkapkan, pemerintah terus berupaya menata ulang depo sampah agar lebih humanis dan edukatif. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membuat taman di bagian depan depo serta menutup area depan dengan papan edukasi.
“Kami ingin depo sampah tidak lagi terkesan kumuh. Rebranding ini bertujuan agar depo menjadi lebih ramah lingkungan dan memiliki fungsi edukatif bagi masyarakat. Kami sedang berada dalam masa transisi, di mana masyarakat mulai kami ajak untuk tidak membuang sampah langsung ke depo. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu dan penyesuaian,” ujar Agus Tri Haryono.
Sebagai bagian dari upaya ini, pemerintah telah mencatat 1.011 penggerobak sampah resmi yang terdaftar di Pemkot Yogyakarta. Masyarakat diharapkan berlangganan sebagai pelanggan layanan transportasi sampah. (Clementine Roesani)
There is no ads to display, Please add some