beritabernas.com – Prof Ir A. Harits Nu’man MT PhD IPU,Guru Besar yang juga Wakil Rektor 1 Universitas Islam Bandung (Unisba) mengatakan, dunia teknik industri tengah mengalami transformasi besar seiring dengan semakin masifnya integrasi teknologi canggih dalam proses produksi dan operasional.
Dua teknologi kunci yang mendorong perubahan ini adalah Artificial Intelligence (AI) dan Sistem Otonom, yang telah merevolusi cara industri bekerja, menjadikan proses lebih cerdas, efisien, dan adaptif.
Menurut Prof A Harits Nu’man, Artificial Intelligence (AI) memungkinkan sistem komputer untuk meniru kemampuan kognitif manusia seperti pembelajaran dan pengambilan keputusan. Sementara sistem otonom memungkinkan entitas bekerja secara mandiri tanpa intervensi manusia. Sinergi antara keduanya membawa dampak signifikan bagi sektor industri, khususnya dalam hal otomatisasi yang lebih canggih, peningkatan produktivitas, kualitas output dan fleksibilitas operasional.
Prof A Harits Nu’man yang tampil sebagai narasumber dalam Kuliah Pakar MTI FTI UII yang diadakan secara hybrid beberapa hari lalu, mengatakan, dunia industri kini menghadapi tantangan global seperti permintaan konsumen yang semakin dinamis, kebutuhan efisiensi biaya dan operasional dan tekanan dari kompetisi global.

AI dan sistem otonom menawarkan solusi melalui kemampuan analisis big data untuk prediksi dan pengambilan keputusan cepat serta otomatisasi yang mampu mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia dan meningkatkan keselamatan kerja.
Penerapan nyata di sektor manufaktur
Menurut Prof A Harits Nu’man, dalam sektor manufaktur, teknologi AI telah diterapkan untuk pemeliharaan prediktif dan perencanaan produksi. Hasilnya, waktu henti produksi (downtime) menurun dan throughput meningkat secara signifikan.
Selain itu, robot-robot yang bekerja secara otonom kini mampu menangani tugas-tugas seperti perakitan, pengelasan pengepakan hingga pengangkutan barang, sehingga perusahaan mampu memangkas biaya tenaga kerja dan meningkatkan konsistensi produk.
Prof A Harits Nu’man mengatakan, kemajuan teknologi seperti komputasi awan (cloud computing), Internet of Things (IoT) dan penggunaan sensor pintar dan analisis data real-time turut mempercepat proses implementasi AI dan sistem otonom di lini produksi.
Namun, transformasi ini bukan tanpa tantangan. Kompleksitas integrasi sistem, isu keamanan dan etika data hingga kebutuhan tenaga kerja dengan kompetensi digital tinggi menjadi perhatian utama. Di samping itu, faktor sosial seperti penerimaan masyarakat, regulasi dan standar industri juga menjadi aspek penting dalam proses transformasi ini.
Menurut Harits Nu’man, AI kini memainkan peran penting dalam menciptakan sistem produksi yang adaptif. Penggunaan machine learning untuk penjadwalan dinamis, pengoptimalan lintasan robotik, dan pengendalian proses adaptif mampu memangkas waktu proses hingga 25%, menurut studi Lee et al. dalam Journal of Manufacturing Systems (2020).
BACA JUGA:
- Magister Teknik Industri FTI UII Buka 5 Skema Kelas yang Menguntungkan Mahasiswa Baru
- Tim Mahasiswa Teknik Industri, Program Sarjana Internasional FTI UII Raih Prestasi International
- Perkenalkan Kecerdasan Buatan, FTI UII Gelar Mini Workshop untuk Siswa SMAN 8 Kota Jambi
Transformasi ini mengarah pada konsep Industry 5.0 yang dicanangkan oleh Komisi Eropa pada 2021. Berbeda dengan era sebelumnya, Industry 5.0 menekankan pendekatan human-centric, sustainability, dan resilience. Kolaborasi manusia dengan AI melalui collaborative robots (cobots), serta perhatian terhadap kesejahteraan pekerja dan dampak lingkungan, menjadi ciri utama pendekatan ini.
Alih-alih menggantikan manusia, teknologi justru membuka peluang baru bagi pekerja untuk berfokus pada inovasi, kreativitas dan pengambilan keputusan strategis. Strategi seperti reskilling dan upskilling tenaga kerja menjadi sangat penting agar manusia dapat beradaptasi dan berperan aktif dalam era baru industri ini.
Menurut Prof Harits Nu’man, insinyur industri di masa depan dituntut tidak hanya untuk merancang sistem yang efisien, tetapi juga inklusif dan berorientasi sosial. Mereka memiliki peran vital dalam menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan dampak terhadap manusia dan lingkungan.
“Visi ke depan jelas: otomatisasi bukanlah pengganti manusia, melainkan penguat peran manusia di era industri baru,” tegas Prof Harits Nu’man.
Agenda rutin
Ir Winda Nur Cahyo ST MT PhD IPM Asean.Eng, ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII, mengatakan, kuliah pakar yang merupakan salah satu agenda rutin yang diselenggarakan Teknik Industri Program Magister FTI UII. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk terus memperkaya wawasan dan keilmuan mahasiswa.

Kuliah pakar kali ini menghadirkan narasumber Prof Ir A Harits Nu’man MT PhD IPU, seorang dosen dan akademisi yang menjabat sebagai Wakil Rektor I Universitas Islam Bandung (Unisba). Ia juga seorang Guru Besar Universitas Islam Bandung (Unisba) di bidang ilmu teknik industri.
Kegiatan ini menghadirkan para praktisi, akademisi dan pakar di bidangnya untuk berbagi pengetahuan, pengalaman serta perkembangan terkini dalam dunia industri dan teknologi. Kehadiran narasumber eksternal diharapkan mampu memberikan perspektif baru yang melengkapi materi perkuliahan reguler, sekaligus menjembatani antara teori dan praktik nyata di lapangan.
Menurut Winda Nur Chayo, kuliah pakar tidak hanya menjadi sarana pembelajaran tambahan, tetapi juga sebagai ajang inspirasi bagi mahasiswa dalam menyiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis. Dengan berbagai topik relevan dan aplikatif, kegiatan ini memberikan nilai tambah bagi proses pembelajaran serta mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, adaptif dan inovatif.
“Program Studi MTI FTI UII berharap pelaksanaan kuliah pakar ini dapat terus menjadi bagian penting dalam membentuk lulusan yang unggul, kompeten dan siap bersaing di era transformasi digital,” kata Winda. (lip)
There is no ads to display, Please add some