Rekaman Suara Jokowi yang Disampaikan Hasto Kristiyanto, Hasil Analisa Roy Suryo: Itu Suara Asli

beritabernas.com – Rekaman suara Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diperdengarkan atau disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto usai upacara peringatan 17 Agustus 2024 di halaman Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, viral. Rekaman tersebut pun dianalisa oleh Dr KRMT Roy Suryo M.Kes yang akrab disapa Roy Suryo, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen.

Sejak itu sampai dini hari, gawai Roy Suryo tidak henti-hentinya berbunyi karena banyak pesan masuk untuk konfirmasi kebenaran rekaman suara Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan oleh Hasto Kristiyanto tersebut.

Roy Suryo yang sudah lebih dari 4 tahun tidak lagi menjadi bagian atau berafiliasi dengan partai politik apa pun karena secara resmi mengundurkan diri secara terbuka dan melalui surat tertanggal 11 Maret 2020 melakukan analisa atas rekaman tersebut. Sehingga hasil analisis ini 1000 persen-bukan hanya sekedar 100 persen-murni ilmiah tanpa ada unsur politis apapun, selain hanya demi kebenaran fakta ilmiah ilmu pengetahuan semata.

Analisa Roy Suryo dilakukan tayangan video lengkap pemberitaan YouTube Pikiran Rakyat.com: youtu.be/PXnAxai3r8g? berjudul “Hasto PDIP Beberkan Rekaman Diduga Suara Jokowi yang mau gunakan Penegak Hukum untuk Intimidasi”). Tayangan berdurasi 2 menit 31 detik tersebut memuat jelas dimana Hasto memutar suara dari video di HP-nya)di TCR (Time Code Recorder) 1’30” sampai dengan 1’59” yang didahului dengan kalimat “tapi gambarnya nggak usah ya…”.

Statemen Hasto itu kemudian menjadi sangat viral baik di media konvensional maupun banyak platform socmed, lengkap dengan berbagai komentar maupun analisis (sok) ilmiah dari beberapa netizen. Ada yang menyebut rekaman audio tersebut hanya rekayasa, mulai dari tuduhan hasil editan dan bahkan ada pula yang nekad menuduh bahwa itu hasil karya AI (Artificial Intelligence) dilengkapi dengan video contoh-contoh AI dari kasus-kasus lain yang tidak ada hubungan sebelumnya.

BACA JUGA:

Menurut Roy Suryo, banyak komentar, terutama disinyalir berasal dari akun-akun pendengungRp/ BuzzerRp yang tampak selalu “berani berujar karena ada yang bayar”. Bahkan karena ingin kelihatan (sok) ilmah, ada juga yang memberi contoh yang nekad atau ngawur, asal mengambil dari DeepFake dan-atau ReFace, padahal sama sekali jauh dari itu.

Suara asli

Menurut Roy Suryo yang juga mantan Menpora ini, suara rekaman yang aslinya berupa video itu memang asli 100 persen berasal dari suara Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam acara Rakornas Forkominda (Rapat Koordinasi Nasional Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) di SICC (Sentul Internasional Convention Center), Sentul Selatan Kabupaten Bogor pada Rabu 13 November 2019 lalu.

Durasi keseluruhan pidato Presiden Jokowi saat itu sepanjang 38 menit 53detik sebagaimana bisa disaksikan secara utuh melalui kanal resmi YouTube BPMI (Biro Pers Media & Informasi) Sekretariat Presiden : youtu.be/4m2iiJoZEWA?

“Potongan asli kalimat sepanjang sekitar 40 detik tersebut memang fakta terdapat pada TCR 37’34” hingga 38’20” alias sesaat sebelum Joko Widodo mengakhiri sambutan. Kenapa potongan kalimat ini masih bisa dikategorikan asli, karena memang tidak ada unsur editing di dalamnya,” kata Roy Suryo dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Minggu 18 Agustus 2024.

Definisi teknis tidak ada unsur editing, menurut Roy Suryo, menjadi krusial harus disampaikan karena masih banyak awam (atau juga yang “sok pakar”) tidak bisa membedakan antara proses cut-to-cut dengan yang sudah ada inserting (sisipan suara lain alias tambahan atau bahkan ada dubbing (penggantian suara dari yang asli menjadi suara lain, bisa orang atau sumber lain, misalnya atmosphere).

Jadi selama potongan tersebut hanya dicuplik dari rekaman aslinya saja tanpa disisipi atau ditambah-tammbahi unsur suara lain di depan, di tengah maupun di belakangnya, maka meski sependek apapun rekaman tersebut (dari panjang durasi aslinya) tetap masih memenuhi syarat teknis sebagai suara asli, sebagaimana potongan suara Joko Widodo dari keseluruhan video yang sudah jelas bisa diidentifikasi keasliannya tersebut.

Memang harus juga dimaklumi bahwa terkadang potongan rekaman begini bisa menimbulkan perbedaan persepsi bagi yang mendengarnya, maka secara obyektif Roy Suryo menampilkan secara utuh aslinya dan bahkan kesemuanya diberikan link lengkap agar bisa didengar langsung dan dimaknai masing-masingnya. Namun sekali lagi tetap harus dipahami bahwa kalau memang potongan tersebut masih memenuhi kriteria asli ya harus disebut sebagai asli, bukan editing apalagi dikatakan rekayasa sebagaimana komentar-komentar sok pakar yang sekarang subur merebak di media sosial.

Sebagai orang yang pernah mengajar mata kuliah “Editing Elektronik” di ISI (Institut Seni Indonesia) selama 10 tahun (1984-2004,) sebelum menjadi Anggota DPR & karir lainnya, Roy Suryo merasa perlu untuk meluruskan yang memang harus diluruskan dan mengkritik kalau jelas harus dikritik. Inilah termasuk defisini merdeka sebagaimana kita memaknai 79 tahun usia Republik ini. Artinya jangan takut berkata benar kalau memang benar, apalagi bisa mendeskripsikannya secara ilmiah seperti ini. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *