Stabilitas Sektor Jasa Keuangan di DIY Terjaga, OJK DIY: Tahan Menghadapi Gejolak Global

beritabernas.com – Di tengah ketidakpastian global stabilitas sektor jasa keuangan di DIY tetap terjaga. Shingga, menurut OJK DIY, sektor jasa keuangan DIY mampu berdaya tahan dalam menghadapi gejolak global.

Menurut Kepala OJK DIY Parjiman, aset perbankan di wilayah DIY pada bulan Maret 2023 meningkat sebesar 3,75 persen yoy. Sementara pertumbuhan kredit perbankan di DIY pada bulan Maret 2023 sebesar 8,81 persen (yoy) atau tumbuh sebesar 0,17 persen secara year to date (ytd), 3 sektor ekonomi yang tumbuh tertinggi yaitu sektor transportasi dan pergudangan (11,45 persen), jasa keuangan dan asuransi (10,25 persen) dan penyediaan akomodasi dan makan minum (8,43 persen).

Sementara resiko kredit terjaga dengan penurunan rasio NPL dari 3,74 persen pada bulan Februari 2023 menjadi 3,64 persen pada bulan Maret 2023.  Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada triwulan 1 tahun 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp 7,1 triliun (triwulan 4 2022 sebesar Rp 8,05 triliun).

Kemudian, kredit perbankan yang direstrukturisasi sebanyak 41.258 rekening dengan nilai baki debet mencapai Rp 7.172 miliar, di antaranya sebesar Rp 4.050 miliar atau sebesar 56,47 persen merupakan debitur UMKM.

Perkembangan fintech di DIY. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Menurut Parjiman, pada triwulan I 2023 terjadi penurunan baki debet sebesar 10,92 persen kredit/ pembiayaan perbankan yang direstrukturisasi dibandingkan dengan triwulan IV 2022. Sementara dari perusahaan pembiayaan, akumulasi pembiayaan sampai dengan triwulan IV 2022 yang telah direstrukturisasi mencapai Rp 2.843 miliar.

Market share kredit yang telah disalurkan kepada UMKM mencapai 49,32 persen pada bulan Maret 2023 dan mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Hal ini telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 30 persen pada tahun 2024,” kata Parjiman dalam pertemuan dengan media (media gathering) di Balikpapan, Kaltim, 26 Mei 2023.

Menurut Parjiman, Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) mencatatkan total baki debet penyaluran K/PMR sampai dengan triwulan IV 2022 mencapai Rp 31,11 miliar atau tumbuh sebesar 264,34 persen (yoy).

Penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan pada bulan Maret 2023 tumbuh sebesar 10,60 persen yoy. Sebagian besar pembiayaan yang disalurkan ke pembiayaan multi guna mencapai 69,86 persen. Sementara rasio NPF meningkat dari 1,89% pada bulan Februari 2023 menjadi 1,92% pada bulan Maret 2023.

BACA JUGA:

Pada bagian lain Parjiman menyebutkan bahwa jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK hingga Maret 2023 sebanyak 102 penyelenggara yang terdiri dari 95 penyelenggara dengan sistem konvensional dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah.

Realisasi penyaluran pinjaman fintech peer to peer lending di wilayah DIY pada bulan Maret 2023 mengalami peningkatan sebesar 19,10 persen dibandingkan bulan Februari 2023. Di sisi lain, akumulasi penyaluran pinjaman kepada borrower di wilayah DIY sampai dengan bulan Maret 2023 mencapai Rp 7.019 miliar atau naik sebesar 4,52 persen dibandingkan bulan Februari 2023.

Outstanding pinjaman di wilayah DIY tumbuh sebesar 74,35 persen yoy, sedangkan Rasio Tingkat Wan Prestasi (TWP 90) meningkat dari sebelumnya 2,06 persen pada bulan Februari 2023 menjadi 2,13 persen pada bulan Maret 2023,” kata Parjiman.

Sementara transaksi pasar modal di DIY didominasi oleh investor individu dan mencatatkan perkembangan jumlah SID Saham sebesar 93.822 pada bulan Maret 2023 (tumbuh sebesar 22,67 persen yoy), SID Reksadana sejumlah 195.853 (tumbuh sebesar 31,44 persen yoy) serta SID SBN sebesar 15.107 (tumbuh sebesar 28,52 persen yoy). (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *