beritabernas.com – Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) Prof Dr Mohamad Irhas Effendi MSi mengatakan, sebagai perguruan tinggi UPNV berupaya memberikan kontribusi di sektor migas dalam mendukung target produksi yang dicanangkan pemerintah.
“UPNV Yogyakarta mempunyai posisi strategis karena migas menjadi salah satu ikon di perguruan tinggi kami. Kami memiliki potensi dalam mengembangkan migas nasional,” kata Prof Dr Mohamad Irhas Effendi MSi dalam Focus Group Discussion (FGD) di Kampus UPNVY, Senin 7 November 2022.
FGB yang digelar UPNVY bekerjasam dengan PT Pertamina EP ini mengangkat tema Pengembangan Model Bisnis Pengelolaan Sumur Idle dalam Rangka Optimalisasi Produksi Minyak di PT Pertamina EP untuk Memberikan Kontribusi Menuju Produksi Minyak 1 juta BOPD (barel oil per day) pada Tahun 2030.
Menurut Prof Irhas, banyak alumni UPNVY yang bekerja di industri migas. Mereka mengaplikasikan ilmua yang didapatkan selama kuliah UPNVY.
Irhas mengatakan bahwa pemerintah punya target produksi minyak 1 juta BOPD pada tahun 2030, sementara posisi saat ini masih sekitar 650-an ribu BOPD.
“Gap atau selisih 350 ribu BOPD ini harus dicari jalan keluar agar target 1 juta BOPD tahun 2030 bisa tercapai. Kami perguruan tinggi yang dikenal punya potensi dalam pengembangan migas nasional akan berupaya memberikan kontribusi di sektor ini,” paparnya.
Dikatakan, sebagai perguruan tinggi memiliki perhatian di sektor migas, UPNVY bisa memberikan sumbangsih dalam model bisnis ini, dengan mengaktifkan kembali sumur idle yang diharapkan bisa mendongkrak pendapatan nasional dan daerah.
Oleh karena itu, dia berharap bisa dirumuskan model bisnis yang sesuai untuk sumur idle, sehingga investor bisa mendapatkan keekonomian yang layak. “Mudah-mudahan bisa ditemukan indikator dari model bisnis yang baik sehingga bisa memberikan kontribusi yang positif baik kepada negara dan masyarakat,” kata Prof Irhas.
Disebutkan bahwa produksi dari sumur idle memang belum cukup besar, namun jangan dilihat dari satu sudut pandang saja. Karena aspek kebermanfaatan bagi masyarakat cukup besar. “Pengamatan kami sumur-sumur tua ini dikelola oleh penambang liar, di mana teknologi yang digunakan belum baik. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan dan produksinya tidak besar,” paparnya.
Sementara Wisnu Hindadari, President Direktur Pertamina EP, mengatakan, FGD ini diharapkan bisa menghasilkan kontribusi dalam mendongkrak produksi minyak nasional. Pemerintah punya target produksi minyak 1 juta barel oil per day (bopd) dan produksi gas 12 miliar kaki kubik per hari (BFCD) pada 2030. (lip)
There is no ads to display, Please add some