beritabernas.com – Yayasan Generasi Cerdas Iklim (GCI) bersama Pusat Studi Perubahan Iklim dan Kebencanaan (PUSPIK) UII dengan dukungan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Arthaasia Finance (AAF) melakukan kegiatan pendampingan Program Kampung Iklim (Proklim) di Kalurahan Banguntapan, Bantul.
Kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif dari perangkat desa, tokoh masyarakat, kader lingkungan dan kelompok ibu-ibu PKK dari sebelas padukuhan yang ada di Banguntapan ini berlangsung selama dua hari, pada 19–20 September 2025.
Lurah Banguntapan Basirudin mengapresiasi semua pihak, termasuk Yayasan Generasi Cerdas Iklim (GCI) yang berkolaborasi dengan Pusat Studi Perubahan Iklim dan Kebencanaan (PUSPIK) UII, yang melakukan pendampingan pada kegiatan Proklim Banguntapan.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran tim CSR dari PT Arthaasia Finance bersama Yayasan Generasi Cerdas Iklim dan PUSPIK UII. Kehadiran mereka dalam kegiatan ini menjadi motivasi bagi kami untuk semakin berbenah dan berproses. Proklim bukan sekadar program nasional, melainkan sarana nyata bagi desa untuk belajar, memperkuat kelembagaan dan menghidupkan semangat warga agar peduli terhadap lingkungan. Kami berharap langkah kecil ini menjadi awal dari perjalanan panjang menuju Banguntapan sebagai Proklim Lestari,” kata Basiirudin.

Sementara Ikrom Mustofa, Koordinator Tim Pndamping yang juga Pendiri Yayasan Generasi Cerdas Iklim dan Dosen Jurusan Teknik Lingkungan UII ini menekankan pentingnyabpendampingan Proklim sebagai program berkelanjutan.
“Kegiatan ini tidak berhenti hanya pada dua hari pelaksanaan. Program pendampingan Proklim yang kami lakukan bersama mitra akan menjadi bagian dari pengabdian masyarakat yang berkesinambungan. Akademisi, praktisi dan komunitas harus terus hadir dalam mengawal masyarakat agar tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu menerapkan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di lingkungannya sendiri. Kami percaya, kolaborasi lintas pihak ini akan memperkuat kapasitas desa-desa dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” kata Ikrom Mustofa.
Sedangkan Tiro Nugroho, General Manager PT Arthaasia Finance, mengaku gembira melihat partisipasi warga dan keberhasilan kegiatan yang berlangsung selama dua hari. Menurut Tiro, CSR perusahaan tidak hanya sebatas bantuan finansial, melainkan juga komitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Kami merasa sangat bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan Kalurahan Banguntapan menuju Proklim Lestari. Melalui CSR ini, kami ingin menunjukkan bahwa sektor swasta bisa berkontribusi nyata dalam aksi iklim di tingkat komunitas. Melihat antusiasme bapak-ibu dukuh, kader lingkungan dan ibu-ibu PKK, kami semakin yakin bahwa program ini akan memberikan dampak jangka panjang. Semoga kerjasama ini menjadi titik awal kolaborasi yang berkesinambungan dengan masyarakat dan dunia akademik,” kata Tiro Nugroho.
Dewi Wulandari, Direktur PUSPIK UII, menambahkan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan misi perguruan tinggi untuk terlibat dalam pembangunan berkelanjutan.
“PUSPIK UII melihat bahwa kolaborasi antara dunia akademik, masyarakat, dan korporasi menjadi model penting dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Kehadiran tim kami bukan hanya untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk belajar dari kearifan lokal yang sudah ada di masyarakat Banguntapan. Kami berterima kasih kepada PT. Arthaasia Finance dan Yayasan Generasi Cerdas Iklim yang telah membuka ruang kolaborasi ini. Semoga apa yang kita lakukan hari ini akan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat Banguntapan,” kata Dewi Wulandari.
Baca juga:
- Perkuat Gerakan Daur Ulang, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII Gelar Festival Lingkungan
- Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII Gelar Envirofest sebagai Ajang Edukasi, Inspirasi dan Kolaborasi Generasi Muda
- Milad ke-58 FTSP, Prodi Teknik Lingkungan UII Tebar 2.000 Ekor Benih Ikan di Embung UII
Sementara Ibnu Darmawan, tim pendamping yang juga Dosen Ilmu Komunikasi UII, menyoroti metode partisipatif yang diterapkan dalam kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa pendekatan yang dilakukan bukan satu arah, tetapi berbasis partisipasi. Para dukuh dan kader yang hadir tidak hanya mendengar paparan, melainkan juga aktif terlibat dalam diskusi kelompok, melakukan self-assessment dan menyusun ide-ide prioritas mereka sendiri.
Dengan cara ini, menurut Ibnu Darmawan, masyarakat merasa memiliki program Proklim, bukan sekadar menjadi obyek kegiatan. Proses bersama inilah yang akan membuat hasilnya lebih kuat dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk dukungan nyata, tim juga memberikan bantuan instrumen teknis kepada padukuhan. Diah Ayu Prawitasari, Ketua Divisi Teknis kegiatan sekaligus Dosen Teknik Lingkungan UII, menyerahkan paket alat berupa biopori dan komposter kepada sebelas padukuhan. Alat-alat ini sederhana tetapi berdampak besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim, terutama dalam pengelolaan sampah organik dan perbaikan kualitas tanah.
“Kami ingin agar warga bisa langsung mempraktikkan apa yang sudah dipelajari dalam workshop, sehingga hasilnya lebih terasa dalam kehidupan sehari-hari,” kata Diah Ayu.
Selain dari tim internal, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber eksternal. Sri Wahyuningsih, pendiri Komunitas Banyu Bening, membagikan pengalaman dan inspirasi tentang pemanenan air hujan sebagai strategi adaptasi.
Ia mengatakan bahwa air adalah sumber kehidupan. Melalui pemanenan air hujan, kita tidak hanya menghemat sumber daya, tetapi juga mengajarkan kepada generasi berikutnya pentingnya hidup selaras dengan alam. “Saya berharap warga Banguntapan bisa menjadikan pemanenan air hujan sebagai kebiasaan, bukan sekadar proyek. Jika hal ini dilakukan secara konsisten, kita akan memiliki ketahanan air yang kuat di masa depan,” kata Sri Wahyuningsih.

Tidak hanya di lapangan, kegiatan ini juga diperkuat dengan agenda strategis di kampus. Di sela acara, dilakukan kunjungan ke UII untuk menandatangani implementation agreement antara PT Arthaasia Finance, Yayasan GCI, dan PUSPIK UII. Penandatanganan ini menjadi tonggak penting yang mempertegas komitmen semua pihak dalam melanjutkan kerja sama CSR di bidang lingkungan dan iklim.
Awaluddin Nurmiyanto, Ketua Jurusan Teknik Lingkungan UII, menyampaikan bahwa kerja sama ini adalah contoh nyata kolaborasi yang efektif.
“Saya sangat mengapresiasi langkah yang diambil PT Arthaasia Finance bersama Yayasan Generasi Cerdas Iklim dan PUSPIK UII. Program ini menunjukkan bahwa CSR tidak hanya soal bantuan dana, tetapi juga bagaimana membangun program yang adaptif, partisipatif, dan berkelanjutan. Dengan melibatkan akademisi, masyarakat, dan pemerintah lokal, kita tidak hanya menguatkan PROKLIM Banguntapan, tetapi juga memberi contoh model kolaborasi yang bisa direplikasi di daerah lain,” kata Awaluddin.
Kegiatan pendampingan Proklim Banguntapan ini menghasilkan sejumlah capaian penting seperti baseline kesiapan Proklim di sebelas padukuhan, buku panduan Proklim tingkat padukuhan dan rencana prioritas kegiatan untuk beberapa tahun ke depan. Dengan dukungan alat mitigasi berupa biopori dan komposter, warga diharapkan segera dapat menerapkan praktik adaptasi dan mitigasi yang dipelajari.
Kegiatan ditutup dengan optimisme bersama bahwa Banguntapan dapat segera naik kelas dari Proklim Utama menuju Proklim Lestari dan memotivasi padukuhan lainnya untuk mendaftarkan wilayahnya ke sistem Proklim. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi triple-helix, korporasi, akademisi dan komunitas mampu mendorong terciptanya aksi nyata menuju pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some