Ziarah dengan Jalan Kaki yang Ketiga dari Tugu Jogja sampai Sendangsono Berjalan Sukses

beritabernas.com – Ziarah dengan jalan kaki dari Tugu Jogja sampai Gua Maria Sendangsono, Kalibawang, Kulonprogo, DIY yang juga disebut Walking Marathon de Sendangsono (WMRSS) yang ketiga, Minggu 28 September 2025, berlangsung sukses.

Baca juga:

Salah satu indikator kesuksesan ziarah dengan jalan kaki dari Tugu Jogja sampai ke Sendangsono yang diadakan oleh Komunitas Mlampah Ziarah ini adalah hampir semua peserta finish dengan tetap jalan kaki sampai Gua Maria Sendangsono.

Menurut Anastasia Meilani, salah satu Pengurus Komunitas Mlampah Ziarah, dari total 174 peserta WMSS#3 ini, sebanyak 164 peserta yang finish dengan tetap jalan kaki hingga Gua Maria Sendangsono. Sementara hanya 10 peserta yang finish dengan evakuasi oleh relawan atau panitia.

Peserta WMSS#3 foto bersama saat finish di Gua Maria Sendangsono, Minggu 28 September 2025. Foto: Dok panitia

“Dari seluruh peserta yang mengikuti WMSS#3 ini tidak ada yang pingsan,” kata Anastasia Meilani saat dihubungi beritabernas.com, Minggu 28 September 2025 malam.

Sementara itu, dari 174 peserta yang mengikuti WMSS#3, sebanyak 80 peserta pulang dengan menumpang 13 mobil carteran. Mobil-mobil tersebut merupakan angkutan desa milik warga Sedangsono dan sekitarnya. Para peserta yang menumpang mobil carterang tersebut diantar sampai Tugu Jogja. Sementara peserta lainnya pulang dijemput keluarganya.

Para peserta WMSS#3 melakukan pemanasan sebelum berangkat dari Tugu Jogja, Minggu 28 September 2025. Foto: Dok panitia

WMSS#3 menggunakan rute terpendek yakni 28 kilometer lebih dengan melewati jalur Kajoran, yang menurut warga setempat merupakan rute legendaris karena merupakan rute yang digunakan umat dulu saat awal-awal ziarah ke Sendangsono. Sebelumnya, WMSS#1 pada 24 Juli 2025 dan WMSS#2 pada 24 Agustus 2025 menggunakan rute yang lebih panjang yakni sejauh 32 kilometer dari Tugu Jogja sampai Sendangsono.

Meski lebih pendek dan lebih sejuk, namun rute legendaris ini cukup menanjak, terutama sebelum masuk jalan aspal menuju Kapel Santo Fransiskus. Banyak peserta yang hampir menyerah karena tak kuat jalan menanjak, namun ada yang tetap berjuang dan berhasil melewati tanjakan meski dengan tertatih-tatih dan napas yang ngos-ngosan. (lip)


    There is no ads to display, Please add some

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *